𝟏 : 𝓗𝓮 𝓪𝓷𝓭 𝓼𝓬𝓱𝓸𝓸𝓵

804 55 3
                                    

Semua murid duduk di bangku masing-masing ketika mendengar suara pantofel terdengar dari arah koridor. Bersamaan dengan langkah kaki dari sepatu kets. Dari jendela kelas terlihat dua orang yang berjalan beriringan. Murid-murid tampak heboh ketika melihat sosok asing yang berjalan di belakang ibu guru.

Ada beberapa yang sudah dapat bocoran tentang kedatangan murid baru tampak percaya diri akan kebenaran ucapan mereka. Murid laki-laki terlihat penasaran akan kedatangan sosok baru tersebut.

Sreeet...

Pintu kelas terbuka. Bu guru masuk, sedangkan murid baru tersebut menunggu di luar. Tampangnya sedikit nampak dari dalam kelas.

Tampan dan tinggi.

Murid-murid perempuan dan beberapa murid laki-laki tampak terpesona melihat dirinya. Sedangkan sebagian murid laki-laki di kelas itu tampak tak suka.

Hyunsuk duduk di bangku ke dua dari depan. Ia melihat murid baru tersebut dengan tatapan penasaran. Murid baru tersebut yang sebelumnya tak melihat ke arah Hyunsuk malah menatap Hyunsuk.

Hyunsuk melotot, bukan memalingkan wajah. Itu karena Hyunsuk penasaran dan sedang mengindentifikasi sifat dan karakter murid baru tersebut. Well, itu kebiasaannya.

Bukannya berhenti, mereka malah menatap mata satu sama lain cukup lama. Sampai akhirnya murid baru tersebut tersenyum ke arah Hyunsuk yang membuat murid perempuan yang melihatnya salah tingkah.

Karena dia itu manis.

Hyunsuk memalingkan wajahnya bukan malah membalas senyum murid baru itu. Entah kenapa Hyunsuk merasa tidak suka dengannya.

"Nak, kita hari ini kedatangan murid baru, Jihoon silahkan masuk." Ucap bu guru sambil menatap Jihoon.

Jihoon masuk, langkah kakinya tampak ringan dan santai. Tak ada kegugupan dari matanya atau wajahnya. Dia cukup santai.

"Gue j-"

"Sopan nak." Sindir Bu guru.

Ada yang ingin tertawa saat melihat kesalahan Jihoon, namun mereka menahannya karena ingin memberi kebebasan untuk Jihoon memperkenalkan diri.

"Saya Jihoon, dari sma swasta bangsa kita, saya harap kita bisa berteman baik." Ucap Jihoon sambil memerhatikan wajah 'teman sekelasnya' itu. Dia tersenyum ramah kepada semuanya.

Kelas mulai terdengar agak bising karena suara bisik-bisik antar murid.

"Anak orang kaya"

"Pasti anak pandai"

"Bukan orang sini berarti"

"Udah kaya, ganteng lagi"

Hyunsuk diam saja karena ia tidak tahu dimana sma swasta bangsa kita itu.

Bu guru mengetuk meja karena merasa kelas mulai bising. "Perhatian, perhatian!"

Kelas kembali diam tanpa suara.

"Oke Jihoon, kamu bisa duduk di samping Hyunsuk." Bu guru menunjuk ke arah bangku yang kosong di samping Hyunsuk.

Anak-anak mulai ribut kembali. Seorang murid perempuan mengangkat tangan.

"Ya, ada apa sullyoon?"

"Bu, di samping Hyunsuk udah ada yang duduk." Ucap sullyoon anak yang duduk di meja sebelah kanan Hyunsuk.

Hyunsuk diam saja. Hari ini teman sebangkunya tidak datang, karena itulah di sampingnya kosong.

"Buat sementara aja" Jihoon silahkan duduk di samping Hyunsuk.

Jihoon berjalan mendekat ke arah Hyunsuk. Di sekolah ini, satu meja di duduki oleh dua orang.

Jihoon menaruh tasnya dahulu di atas bangku sebelum duduk. Setelah itu melihat ke depan, seperti siap memulai pelajaran.

Pelajaran pertama biologi. Hyunsuk yang dikenal sebagai anak yang pandai sains tampak paling aktif ketika jam pertama. Setelah itu tiba giliran mencatat.

"Kamu punya pulpen?" Tanya Jihoon kepada Hyunsuk. Suaranya terdengar kecil.

Hyunsuk mengerutkan keningnya. Ia tidak dengar apa yang Jihoon bilang. Jihoon yang melihat itu menghela nafas. Ia mendekat ke telinga Hyunsuk, tapi tidak terlalu dekat.

"Kamu punya pulpen dua?" Ulang Jihoon.

Hyunsuk mengangguk. Lalu ia membuka kotak pensilnya dan mengeluarkan sebuah pulpen lilin berwarna ungu. Setelah itu menyodorkannya di atas meja Jihoon.

"Pinjem ya."

Hyunsuk mengangguk saja. Walaupun ia agak heran dan merasa aneh. Bagaimana bisa hari pertama sekolah tidak membawa pulpen.

Jihoon mengambil pulpen tersebut. Setelah itu ia menatap Hyunsuk yang sedang mencatat. Kemudian ia mengalihkan pandangannya ke bukunya. Kemudian terkekeh.

"Jihoon nanti catatannya pinjem sama temen ya, boleh minta sama Hyunsuk." Ucap Bu guru sambil menatap mereka berdua.

"Baik bu" Balas Jihoon. Kemudian Jihoon melihat ke arah Hyunsuk. "Nanti pinjemin catatannya ya?"

Hyunsuk mengangguk tanpa melihat Jihoon.

Satu kata yang terlintas di pikiran Jihoon saat itu melihat Hyunsuk 'dingin'.

"Hai, gue Haruto." Sapa seorang anak yang duduk di depan Hyunsuk.

"Hai" Jihoon tersenyum ramah ke arah Jaehyuk.

Haruto tampak membawa sebuah buku di tangannya. "Suk, mau nanya"

Hyunsuk menaikkan alisnya. "Apa?"

Haruto menyodorkan buku catatannya ke meja Hyunsuk, lalu menunjuk sebuah kalimat. "Ini maksudnya apa? Gue ga ngerti."

Hyunsuk melihat itu, ia pun tampak bingung. Namun kata-kata yang tertulis tampak tak asing.

Asam absisat

"Itu hormon yang gimana ya jelasinnya, gue pun bingung. Pokoknya sebagai penghambat gitu deh" Jelas Hyunsuk sambil mengerakkan tangannya seperti sedang menjelaskan sesuatu. Itu kebiasaan Hyunsuk.

Haruto mengerutkan keningnya. Ia tahu bahwa Hyunsuk bingung. Jihoon melihat kata yang tertulis dari kejauhan. Kemudian tersenyum.

"Oh, asam absisat itu hormon yang menghambat pertumbuhan pada tumbuhan dengan cara nutupin stomata biar tumbuhan ga kekurangan air, asam absisat bikin tumbuhan ga bisa bertunas walaupun lingkungannya mendukung atau biasanya di sebut dormansi, dia juga yang berperan dalam proses pengguguran daun. Asam absisat kerjanya kebalikan dengan auksin dan giberelin." Jelas Jihoon panjang lebar sampai dua orang itu memperhatikannya. Bahkan Hyunsuk yang awalnya tidak tertarik dengan Jihoon malah menyimak dengan serius.

"Oh gue ngerti, makasih" Haruto kembali berbalik ke depan.

Jihoon melirik Hyunsuk yang masih mengamatinya dari tadi. Sorot mata Hyunsuk tampak penasaran dan penuh pertanyaan. Jihoon membalas tatapan datar Hyunsuk dengan senyuman.

"Dia pandai. Gak, gak, gak mungkin aku kalah dari dia. Gak mungkin! Tapi buktinya dia bisa jawab apa yang aku gak tahu. Apa cuma kebetulan? Trus kenapa dia nampak gak tertarik pas di suruh maju ke depan buat jawab." Hyunsuk bertanya-tanya dalam hati. Ia takut dan marah. Takut karena ada orang yang lebih pandai sains daripada dia. Dan marah karena dia payah.

Hyunsuk lanjut menulis, ia tak membalas senyuman dari Jihoon.

"Dia ngomongin aku ya? Menarik"









































Tbc

Defeated Because Of You | HoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang