𝟖 : 𝓗𝓮 𝓲𝓼 𝓻𝓾𝓭𝓮

300 45 3
                                    

Ini chapter favorit aku sejauh ini.































"Kenapa dia?" Tanya si Bendahara.

"Kesurupan kali, ih takut gue mau cepet-cepet pulang. Kan sekolah ini memang berhantu"

"Ah ngaco lo! Berhantu apanya?!" Pekik si bendahara yang penakut.

"Gue tampar nih ya?" Tanya si wakil ketua.

"Woy Hyunsuk bantuin gih, lu kan sekelas sama dia"

Hyunsuk mendekat. Padahal Hyunsuk sedang tak ingin dekat-dekat dengan Jihoon. Tanpa babibu Hyunsuk segera menampar wajah Jihoon. Hal itu membuat ketiga temennya shock. Sudah beberapa detik juga tak ada tanda-tanda Jihoon akan sadar dari lamunannya.

"Ih serem banget woy, gue mau pulang duluan"

"Tungguin" si sekretaris mengikuti si bendahara keluar.

"Biar gue yang panggil"

"Gausah, gue aja" si wakil ketua pergi keluar mengejar dua orang yang tidak bertanggung jawab itu.

Hyunsuk melihat temannya itu pergi meninggalkan kelas. Sekarang hanya ada dia dengan Jihoon di kelas. Jujur saja, Hyunsuk selalu tak nyaman saat hanya ia berdua saja bersama Jihoon.

"Oh shit"

Dengan nafas berat Hyunsuk terpaksa harus mengurus Jihoon yang bertingkah aneh. Baru ketika ia ingin berbalik. Betapa mengejutkannya Jihoon sudah sadar dan seperti menunggu kesempatan untuk berbicara dengan Hyunsuk.

Saat Hyunsuk hendak mundur Jihoon malah mencengkram lengan kirinya.

"Diam dan jangan pergi" perintah Jihoon dengan tatapan tajam. Hal tersebut membuat Hyunsuk bergidik ngeri.

Hyunsuk jadi tidak memberontak. Ia berdiri dengan tenang meski hatinya tidak tenang. Ia menatap Jihoon dengan pandangan tak suka.

"Apa?!" Tanya Hyunsuk tidak ramah.

"Kamu jadi ngga ramah semenjak hujan hari itu, why?"

Hyunsuk tak membalas pertanyaan Jihoon. "Gausah basa basi, bodoh"

Jihoon terkekeh. Ia sedikit kesal saat Hyunsuk memanggilnya bodoh, sungguh itu kata keramat bagi Jihoon.

Jihoon selalu menganggap dirinya pintar sehingga membuatnya sombong dan merasa semua orang berada di bawahnya. Baginya semua orang mudah dimanipulasi dan di peralat olehnya. Ketika ia sudah mengklaim miliknya, ia akan berusaha agar semua miliknya tidak akan direbut karena itu akan mencoreng harga dirinya. Sikap inilah yang menjadi kelemahan dibalik dirinya yang sempurna.

"Ayo bicara, jangan tanya alasannya. Aku butuh bantuan kamu" Jihoon menarik Hyunsuk keluar. Kali ini dengan sedikit lembut. Namun Hyunsuk segera melepas cengkraman Jihoon pada tangannya.

"Loh udah bangun? Tadi kenapa?" Tanya si wakil ketua

Jihoon tersenyum. "Aku cuma lagi ketiduran aja tadi, sorry ya udah ngerepotin."

"Gue kira kesurupan tadi, bikin takut orang aja" cibir si bendahara. Sebenarnya ia tidak tahu bahwa Jihoon setampan itu, sejak tadi ia tidak memerhatikan. Namun ketika diperhatikan Jihoon jadi sangat tampan, apalagi ketika tersenyum.

"Oh ya Hyunsuknya gue pinjem dulu"

"Iya gapapa, di bawa pulang juga gapapa" balas si sekretaris.

"Bodoh"

Hyunsuk semakin emosi saat mendengar cemoohan Jihoon terhadap teman-temannya itu. Meski menurutnya Jihoon ada benarnya sih, mereka terlalu bodoh sampai percaya pada bujuk rayu iblis dari Jihoon.

Mereka akhirnya berhenti di tempat dimana Hyunsuk menampar Jihoon saat hujan hari itu.

"Mau bicara apa? Cepat!" Hyunsuk menunggu dengan tidak sabaran.

"Sebenarnya ngga ada, aku cuma pengen bareng kamu aja"

Hyunsuk memutar bola matanya. Ia benar-benar malas saat ini. "Kalau gitu aku per-"

"Mau kemana? Kalo kamu kabur aku kejar. Mau dikejar?" Tanya Jihoon sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Hm kenapa?" Jihoon menatap Hyunsuk yang terus membuang pandangannya ke arah lain setiap ia bertatap dengan Jihoon.

"Aku cabut dulu"

Hyunsuk benar-benar cabut. Ia berlari sekuat tenaga meninggalkan tempat itu. Tak perlu dijelaskan pun Hyunsuk sudah tahu betapa bejatnya Jihoon melihat dari cara Jihoon menatap dirinya.

Namun kemeja di tahan oleh tangan Jihoon dari belakang sampai Hyunsuk hampir tercekik. Hyunsuk berhenti berlari ia diam sebentar tak melawan. Jihoon dengan beraninya mendekati telinga Hyunsuk dan berbisik.

"Where you wanna go, huh?"

"Erghmmm...." Hyunsuk segera berbalik dan melayangkan tinju ke hadapan wajah Jihoon. Jihoon menghindari itu dengan sedikit terkejut, ia tak menyangka Hyunsuk akan berani meninjunya. Hai itu malah menguntungkan Hyunsuk, berkat itu Jihoon berhenti menahan kemejanya sehingga membuat Hyunsuk bisa bergerak bebas.

"Wah kali ini aku dapat yang nakal ya." Ucap Jihoon sambil tersenyum. Ia mengusap poninya ke belakang sambil tersenyum."Tapi gapapa, aku lebih suka yang nakal kok"

"Bugh..." Mata Hyunsuk melotot saat sebuah tinju mengenai tepat di ulu hatinya sebelum ia sempat bertahan. Hyunsuk segera jatuh dan mulai kehilangan kesadarannya perlahan. "Cepat...banget.."

"Fyi, aku itu cenderung nunjukin perasaan ke orang yang menarik perhatianku"

Hyunsuk terkapar di tanah. Ia tak bisa mengontrol otot-ototnya agar dapat berdiri tegak. Ia melihat Jihoon dengan tatapan jijik saat Jihoon tertawa senang.

"Mama kamu ga marahkan kalo kamunya pulang malem?"
















Defeated Because Of You | HoonsukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang