- Part 1.2

2.3K 157 2
                                    

Aku bagaikan tersadar dari mimpiku. Kegundahan hatiku kembali lagi.. rasa kehilangan itu kembali.. tapi.... Yang kuingat... aku melompat keluar dari bus ini... kemudian bertemu dengan Kiven lagi di tempat indah itu...tapi siapa dia? Yang disampingku ini? Kenapa aku kembali lagi di bus ini? Kiven kan udah gak ada lagi...

Aku menghirup angin yang berhembus dari kaca yang terbuka. Aku menutup mataku agar semua hayalan ini segera berlalu dan aku kembali bersama Kiven di tempat yang damai itu.... Tapi aku tak merasakan apa-apa....

Dia menarik pundakku. Aku berbalik menghadapnya namun tetap kupejamkan mataku. Aku nggak boleh melihatnya... dia udah gak ada... dia bukan Kiven...

"Hil.. kamu kenapa? Pusing ya?" tanya dia.

Aku hanya diam. Namun perlahan kubuka mataku juga. Kulihat pandangan matanya yang penuh tanya memandangku. Disodorkanya minyak angin dengan tangan kirinya. Aku menggeleng. Aku membuka tasku mencari sesuatu di dalamnya. Nggak ada.... Tuh kan...Kalung itu nggak ada.... Apa dia mengambilnya? Orang yang mirip Kivenku? Aku memandang kalungnya. Dia kelihatan mengerti apa yang kuinginkan, membuka kalungnya dan menyerahkannya ketanganku.

"Lo mau liat kalung ini ya?" tanya dia sambil tersenyum.

Aku mengamati kalung itu. Kalung yang terbuat dari biji-bijian beraneka macam itu memang kalung pemberian Kiven untukku waktu kenalan di bus ini. Tapi kok gak ada inisialnya? Kan aku udah ngukir inisial 'K&H' di salah satu biji kalungnya? Kenapa bisa gak ada? Apa ini bukan kalung itu?.. Aku menyodorkan kembali kalung itu kepadanya.

"Ambil aja.... Lo suka kan?" katanya.

Oh!!!!!,... kata-kata itu aku ingat banget.... Kata-kata yang sama ketika Kiven memberikan kalung itu kepadaku.

Kenapa ini?

Apa yang terjadi?

Apa Kiven benar-benar kembali untukku?

Apa ini dunia lain? Kok sama...

Apa aku diberi kesempatan lagi untuk bisa bersamanya?

Kalo itu benar... aku bisa bersamanya lagi... aku akan menjaganya.... Aku gak akan membiarkannya pergi lagi dariku...

Gak ada seorangpun yang bisa mengambilnya lagi dariku...gak ada....

"i-ia... aku suka..." kataku dengan bingung.

Aku masih bingung dengan keadaan ini. Kenapa Kiven tidak mengenalku? Kenapa hanya aku saja yang mengenalnya? Apa aku bisa juga mengubah jalan hidupnya? Akan aku lakukan segalanya.... Agar dia gak pergi ninggalin aku selamanya..

"Eh... udah hampir sampe..." katanya membuyarkan lamunanku.

Aku memandang kearah depan. Tanpa kusadari sudah dekat tujuan. Dan sebentar lagi aku akan berpisah dengannya. Kenapa jadi lain sekarang? Padahal yang sebenarnya dia ngasih nomer telponnya... ngantarin aku ke rumah saudaraku... Aku makin gelisah...

"Kenapa, Hil...?" tanya Kiven yang memperhatikan aku.

Aku berusaha menyembunyikan wajah kuatirku.

"Ehm... kebelet...pipis..." jawabku pelan.

P R O M I S ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang