San pulang dari sekolah ia masuk kerumahnya menyapa ibu di ruang tengah yang sedang menyertika baju, didalam kamar San menaruh tasnya di sebuah gantungan di dinding, melepas sepatu menaruhnya di rak kemudian mencari handuk ia langsung pergi untuk mandi. Melepas pakaian sekolahnya menggantungkan baju yang sangat bau keringat itu dikamar mandi.
Menyalakan shower dan kemudian ia menggunakan sabun cair untuk mandi, air temperatur hangat sangat cocok untuk badan yang lelah akibat aktivitas sekolah.
"Mandi dengan air hangat adalah hal yang menyenangkan."
"Wanginya berbeda dari sabun ku biasanya?"
"Apa ibu mengisi dengan sabun merek baru?"
"Aku sepertinya tau wangi ini."
"Bunga melati? Mengapa ibu membeli sabun wangi seperti ini ?"
San menggosok-gosok seluruh badanya hingga buih itu hilang, selesai mandi San langsung mengambil handuknya dan bersiap keluar dari kamar mandi.
"Semerbak sekali bau sabun tadi."
San sedikit aneh saat keluar, mengapa bau tubuh sabun di tubuhnya nampak seperti sabun yang biasa ia pakai. Tanpa berfikir panjang San memaklumkan bila bau sabun kadang bisa hilang dengan cepat.
Membuka lemari dan mengambil baju piama untuk tidur. Setelah mengenakannya ia keluar dari kamar, kemudian ia menuju keruang tengah untuk menonton televisi, Kemudian ibunya bergabung untuk menonton acara TV bersama, mengobrol ringan membahas acara tv sembari memakan makanan ringan di toples meja.
"Ibu aku rasa manusia sudah mulai hilang rasa kemanusiaannya."
"Mengerikan sekali ya jaman sekarang."
"Tingkat pembunuhan akurasa sedang meningkat, akhir-akhir ini beritanya pembunuhan, mutilasi."
"Mirisnya, kamu harus hati-hati bergaul ya."
"Padahal kan sudah ada hukum ya, mengapa masih saja marak kasus seperti itu."
"Orang-orang aku yakin sudah pada ngga waras." Lanjut san
"Ibu, apa ibu membeli bunga kenanga?"
"Kenanga? Untuk apa ibu beli itu."
"Ko bau bunga kenanga ya Bu?"
Ibu mencoba membau dan hasilnya ibu San tak mencium bau apa-apa selain bau rumah yang seperti biasa. Ibu San membantah hal tersebut dan mengira San berbicara asal.
"Aku yakin ini bau bunga itu."
"Sudahlah ibu mau masak makan malam dulu ya."
Bau mulai menajam bulukuduk San tiba-tiba bereaksi rasa merinding menghampiri, dirinya mengabaikan bau-bauan tersebut dan mencoba fokus menonton TV. Bau masih memenuhi ruangan kepala San mendadak pening, ini mulai menggangunya bau bunga kenanga memanglah khas jika terlalu lama dihirup terkadang bisa membuat pening.
"Aneh, ibu tak membeli bunga dan tak ada tanaman bunga disini."
"Apa ibu bohong?"
San mulai mencari sumber bau tersebut, ia bngkit dari sofa dan mencoba membau di sekitar ruang tengah. Anehnya semerbak bunga itu benar-benar merata tak ada tempat untuk yang beraroma kuat.
Mulai merasa aneh San pun mematikan tv dan pergi bergegas ke dalam kamar. Akhirnya dia sudah tidak mencium wangi bunga kenanga itu lagi,ia melihat kearah jendela ternyata hari sudah berganti malam. San mengambil hp nya yang sedari tadi di cas kemudian ia memainkannya ia rasa bosan San membuka kamera Ig dan berfoto mengunakan filter lucu. Semua fotonya nampak bagus ia tak sengaja menekan tombol balik kamera filter menditeksi keberadaan wajah menampilkan filter yang sedang San gunakan, San tak takut karena berfikir filternya lag padahal itu bukanlah sebuah kesalahan filter ada suatu mahluk tak kasat mata yang masuk kedalam kamar San.
Wanita berbaju putih berambut panjang baru saja datang, bau wangi kenanga kembali tercium di indra penciuman San. Jantungnya mulai berdegup kencang, ia bingung mengapa harumnya menembus kamarnya juga, entah mengapa San menjadi gelisah. San mulai mematikan kamera dan menarik selimutnya memutuskan untuk tidur.
Tbc
Hola ai apdet lagi,makasih buat request serta berbagai ide pengalaman horornya launasalsabilaebutkan pengguna ,Mohon maaf barangkali ceritanya ada kurang² ,dah lama ngga nulis horor hiks karena kering idea
ಡ ͜ ʖ ಡSampai jumpa papay Jan lupa voment nya•^•
KAMU SEDANG MEMBACA
Ateez||Horor
Fanfictionberisi cerita horor para member Ateez (random story) Tgl publikasi 7 mei 2021 Tamat ~