Chapter 9 - Kejutan

521 78 14
                                    

Tiga hari telah berlalu sejak kejadian dirinya yang terjatuh dari tangga.
Kini Jiwoo merasakan kondisi badannya sudah cukup pulih.

Jiwoo bangun dari tidurnya dengan badan yang jauh lebih segar. Ia bergegas untuk mandi dan bersiap untuk mengikuti pelajaran di kelas.

Sehari setelah kejadian pasca kecelakaan tersebut, sebenarnya Jiwoo sudah diperbolehkan untuk mengikuti kelas reguler. Hanya saja untuk pelatihan militer, ia belum diperbolehkan oleh Bu Park dan Letnan Lee.

"Jiwoo-ya, kau sudah baik-baik saja?" Tanya Bora yang sedang bersiap di samping Jiwoo.

"Ya, aku sudah cukup baik." Kata Jiwoo sambil mempersiapkan barang yang diperlukan untuk kelas hari ini.

"Kepalamu masih sering pusing?" Tanya Yeonjoo menghampiri Jiwoo. Ia tengah memeriksa luka yang ada di dahi Jiwoo dengan seksama, memastikan luka tersebut tidak terbuka kembali.

Jiwoo menggeleng. "Tidak, sudah tidak pusing lagi. Terimakasih Yeonjoo-ya." Kata Jiwoo sambil tersenyum. Ia sungguh berterimakasih kepada Yeonjoo yang sudah membantunya untuk mengganti perban di dahinya, sehingga ia tidak perlu bolak-balik menuju UKS.

"Jangan memaksakan dirimu ya. Jika kamu merasa sakit, jangan sungkan untuk bilang kepadaku atau Bu Park." Ucap Yoojeong.

"Iya, aku akan mengingatnya. Terimakasih teman-teman karena sudah menghawatirkan ku." Kata Jiwoo.

-----

Sesampainya Jiwoo dikelas, ia segera duduk di bangkunya. Matanya memandangi teman-teman sekelasnya yang tengah asik bercanda satu sama lain.

Jiwoo termenung. Di tengah keramaian kelasnya, entah mengapa Jiwoo merasa kesepian. Matanya berpendar ke arah bangku kekasihnya yang sekarang tak berpenghuni itu.

Jiwoo merasa sedih. Ia merasa seolah hanya dia yang merasa kehilangan sosok Younghoon.

Sudah tiga hari mereka tidak bertemu. Jiwoo sungguh merindukan kekasihnya itu. Ia ingin mengetahui bagaimana keadaannya, apakah laki-laki itu sungguh baik-baik saja, dan kapan laki-laki itu akan kembali padanya.

Mata Jiwoo mulai memanas. Ia sungguh tidak tahan lagi. Ia rindu Younghoon nya. Ia rindu kekasihnya. Ia rindu memandangi wajahnya, rindu pada suara beratnya, dan rindu berada di pelukannya. 

Suara pintu yang digeser mengalihkan atensi semua orang di kelas. Mata mereka semua membola melihat seseorang yang tengah memasuki kelas dengan canggung.

Melihat wajah yang ia rindukan kini berada dihadapannya, Jiwoo lantas berdiri dan segera memeluk sosok itu.

"Younghoon oppa!" Teriak Jiwoo.

Jiwoo sungguh bahagia. Younghoon nya benar-benar ada disini membalas pelukannya. Tangis yang telah ia tahan sejak tadi mulai meleleh. Ia mulai menangis dalam pelukan kekasihnya itu.

Merasakan pundaknya yang basah, Younghoon melepaskan pelukan mereka. Ia mulai menghapus jejak air mata di pipi gadis itu, dan mengecup kedua matanya.

"Chagiya..." Panggil Younghoon mencoba menenangkan tangis Jiwoo.
"Hei, lihat oppa. Oppa sudah ada disini sekarang. Kamu tidak senang melihat oppa?" Tanya Younghoon dengan lembut.

Bukannya berhenti, tangis Jiwoo justru semakin keras. Ia kembali memeluk Younghoon dengan erat.

 Ia kembali memeluk Younghoon dengan erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Trust Between Us - Duty After School X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang