Chapter 11 - Awal

371 55 1
                                    

Pelatihan terus berjalan setiap harinya. Mereka semua merasakan kelelahan. Setiap harinya mereka mendapatkan jadwal pelatihan yang padat ditambah dengan kelas reguler yang juga harus mereka laksanakan.

Sampai tidak terasa sepuluh hari telah berlalu.

Siang ini setelah kelas reguler telah berakhir mereka semua diminta bersiap-siap mengikuti tes kecepatan dalam membongkar dan merakit senapan.

Seperti sebelumnya, kelas 3-2 dibagi menjadi empat kelompok. Mereka harus dapat menyelesaikan pembongkaran dan perakitan senapan dalam waktu yang telah ditentukan.

"Aku akan memberikan waktu untuk membongkar dan merakit pistolnya." Ucap Letnan Lee.

"Jika tidak selesai dalam waktu satu menit kalian akan dihukum." Perkataan terakhir Letnan Lee mengundang protes dari semuanya.

"Apa?"
"Hukuman?"
"Ayolah!"

"Siapa yang mengeluh tadi? Majulah!" Kata Letnan Lee setelah mendengar keluhan dari mereka.
Tidak ada yang berani menatap mata Letnan Lee. Akhirnya Letnan Lee memutuskan untuk memulai tes bongkar rakit senjata.

"Grup satu bongkar dan rakit senjatanya. Mulai!" Perintah Letnan Lee.

"Mulai!"
"Mulai!"

Jiwoo yang berada di grup dua mulai mengamati teman-temannya. Sampai suara hana dan Soyeon mengalihkan fokusnya.

"Soyeon-a apa dia masih terlihat keren bagimu?" Tanya Hana kepada Soyeon. Bukan rahasia lagi bahwa Soyeon menaruh perasaan pada Letnan Lee. Mereka semua mengetahui itu. Soyeon juga tidak terlihat berusaha menutupinya.

"Ya, apapun yang dia lakukan sangat keren." Balas Soyeon sambil tersenyum lebar memandang Letnan Lee.

Entah kenapa melihat Soyeon yang seperti itu mengingatkan Jiwoo pada dirinya sendiri saat sebelum berpacaran dengan Younghoon. Ia ingat Bora yang kesal kepadanya karena terus melamun memandang Younghoon diam-diam dan tak menanggapi omongannya dengan benar. Jiwoo tertawa kecil mengingat itu.

Matanya kini beralih melihat Younghoon yang duduk disamping Chiyeol. Sepertinya hubungan pertemanan mereka sudah menjadi lebih baik.

"Keren? Siapa? Aku?" Tanya Taeman kepada Soyeon.
"Diamlah, cumi-cumi." Kata Soyeon kepada Taeman.
Hana yang mendengar itu tertawa. Begitu juga dengan Jiwoo yang duduk disamping Taeman.

"Tidak apa-apa pangeran cumi-cumi, kamu bisa mendapatkan putri Yoojeong sebagai gantinya." Kata Jiwoo sambil mengedipkan matanya ke arah Taeman.
"'Mulan'ku, memang kamulah yang paling mengerti pangeran ini." Kata Taeman sambil merangkul Jiwoo.

"Ya! Taeman lepaskan! Kamu bau!" Kata Jiwoo sambil melepaskan rangkulan Taeman.

"Ada apa Tamtama Jiwoo?" Panggil Letnan Lee padanya.
Jiwoo terkaget melihat atensi semua orang dikelas tertuju ke arah mereka.

"Pangeran cumi-cumi disamping saya ini sangat bau Letnan!" Kata Jiwoo sambil sedikit bergeser ke arah Aesol.
Teman-teman yang mendengar itu tertawa.

Letnan Lee hanya menggeleng kan kepalanya melihat kelakuan kelas 3-2 yang tidak ada habisnya.

"Baiklah. Berikutnya grup kedua." Kata Letnan Lee.

Jiwoo bangkit dari tempat duduknya dan mulai duduk di meja rakit senapan. Jiwoo menghela nafas sejenak dan berusaha untuk fokus.

"Mulai!" Perintah Letnan Lee sambil menyalakan timer.
Jiwoo mulai membongkar senapannya dan merakitnya kembali secepat mungkin. Ia bisa mendengar Jangsoo dan Heerak di depannya telah menyelesaikan rakitan senapan mereka.

"Selesai!" Teriak Jiwoo bersamaan dengan Yeonjoo. Mereka tersenyum dan melakukan high five.

"Selanjutnya grup tiga. Mulai!" Kata Letnan Lee. Grup tiga melakukannya dengan baik. Kecuali Deokjoong yang hampir saja selesai melebihi batas waktu.

Trust Between Us - Duty After School X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang