Chapter 5 - Pengakuan

743 113 12
                                    

Setelah kepergian Bu Park. Jiwoo menghampiri meja Bora. Disana sudah ada Hana dan Soyeon yang membahas pelatihan militer.

"Kalian akan ikut pelatihan itu?" Tanya Jiwoo begitu tiba di samping meja Bora.

"Entahlah, kurasa pelatihan militer terdengar menyenangkan." Jawab Bora santai.

"Bukankah terdengar menakutkan? Untuk apa kita direkrut jika situasinya tidak darurat?" Tanya Jiwoo kepada mereka.

"Maksudmu kita akan berperang?" Tanya Soyeon.
"Jiwoo-ya jangan menakuti ku." Ucap Hana dengan wajah gelisah.

"Aku tidak tau dengan pasti, tapi semoga saja ini semua tidak seperti yang aku pikirkan." Kata Jiwoo mendesah pelan.

"Ku beritahu! Itu benar!" Teriak Ilha dari belakang meja Bora.

Jiwoo melihat Ilha sedang bertelepon dengan seseorang. Menghiraukan itu, ia menoleh kembali kepada teman-temannya dan mulai membicarakan apa saja yang perlu mereka bawa saat pelatihan nanti.

Mendengar meja yang dibanting, Jiwoo menoleh mendapati Ilha sedang memulai pertengkaran dengan Younghoon.

Belum sempat Jiwoo melerai mereka, Younghoon sudah terlebih dahulu memukul wajah Ilha.

Pertengkaran itu terjadi begitu cepat. Jiwoo ingin sekali melerai mereka, tetapi Youngshin menahan tangannya agar menjauhi area pertengkaran.

Melihat kondisi yang mulai memanas, semuanya berteriak. "Kwon Ilha! Jang Younghoon! Berhenti!." Teriak Jiwoo.

Tidak mendengar teriakan dari Jiwoo, Ilha dan Younghoon terus saja bertengkar.

"Ayo hentikan mereka!" Teriak Jiwoo kepada laki-laki di kelasnya.
Mereka berhasil melerai pertengkaran Ilha dan Younghoon. Akan tetapi kondisi kelas masih tegang. Ilha dan Younghoon masih saja melayangkan tatapan permusuhan.

Tiba-tiba Deokjoong berteriak mengatakan bahwa ada pasukan militer yang datang ke sekolah. Semuanya melihat ke arah jendela, tampak beberapa mobil militer yang mulai terparkir di lapangan sekolah.

Jiwoo menghampiri Younghoon. "Kamu tidak apa-apa?" Tanya Jiwoo. Ketika tangan Jiwoo ingin memeriksa luka di wajah Younghoon, Younghoon menghindar.

"Ya." Younghoon membalas singkat. Ia mulai membereskan buku dan mejanya yang telah di lempar oleh Ilha. Jiwoo yang melihat itu ikut membantu Younghoon. Sesekali matanya melirik ke arah Younghoon dan luka di wajahnya.

"Aku tidak apa-apa." Kata Younghoon tiba-tiba. Baru saja Jiwoo akan protes, guru bahasa memasuki ruang kelas. Jiwoo terpaksa menahan protesnya dan segera kembali ke bangkunya.

-----

Bel pulang sekolah berbunyi. Jiwoo menghampiri Younghoon dan menarik tangannya untuk pulang bersama.

Di dekat gerbang sekolah ia meminta Younghoon untuk menunggunya sebentar. Jiwoo berlari ke arah apotek. Disana ia membeli perlengkapan untuk membersihkan luka Younghoon.

Setelah itu Jiwoo kembali menemui Younghoon dan terkejut melihat Chiyeol bersamanya.

"Hai! Apa yang sedang kalian bicarakan?" Tanya Jiwoo.
Chiyeol hanya tersenyum canggung. Tidak ada balasan dari keduanya.

Younghoon segera menarik tangan Jiwoo untuk pergi dari tempat itu.
"Kimchi, kami duluan ya!" Teriak Jiwoo.

Setelah menjauh dari Chiyeol, Jiwoo melihat sebuah taman yang cukup sepi. Ia pun menarik tangan Younghoon ke salah satu bangku di taman tersebut.

"Sini aku bersihkan dulu lukamu." Kata Jiwoo sambil mengeluarkan barang yang ia beli di apotek.

Younghoon hanya pasrah dan mengarahkan wajahnya ke arah Jiwoo. Mata mereka beradu pandang. Tangan Jiwoo mulai terangkat untuk menyentuh sisi wajah Younghoon.

"Aku mulai ya." Kata Jiwoo.

Jiwoo perlahan-lahan mengobati luka Younghoon. Sesekali Younghoon meringis karena reaksi obat yang menyentuh lukanya.

Sudut bibir Younghoon terangkat melihat betapa fokusnya gadis dihadapannya ini. Ia terus memandangi wajah Jiwoo dengan intens.

Hingga mata Younghoon berhenti pada bibir gadis itu. Bibir merah muda yang saat ini tengah mengomelinya supaya tidak bertengkar dan terluka.

"Sudah selesai." Kata Jiwoo. Mata mereka bertatapan. Mereka terhanyut oleh tatapan satu sama lain.

Tanpa sadar Jiwoo melirik ke arah bibir Younghoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa sadar Jiwoo melirik ke arah bibir Younghoon. Younghoon yang menyadari itu menyeringai.

Seolah telah di beri izin, Younghoon mendekatkan dirinya dan mencium bibir Jiwoo.

Mata Jiwoo terbelalak. Ia terkejut mendapatkan ciuman dari Younghoon.

Setelah rasa terkejutnya hilang, Jiwoo mulai menutup matanya dan mengalungkan tangannya ke leher Younghoon untuk memperdalam ciuman mereka.

Merasa mendapatkan balasan, tangan Younghoon mulai merambat ke arah pinggang Jiwoo. Semakin mempersempit jarak diantara mereka.

Waktu seolah berhenti bagi keduanya.
Mereka berciuman seperti tidak ada hari esok.

Ciuman mereka baru berhenti ketika Jiwoo menepuk dada Younghoon untuk mengambil nafas.
Dahi mereka saling menempel. Dengan jarak sedekat ini mereka bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.

Rona merah mulai menghinggapi pipi Jiwoo. Ia mulai menggigit bibirnya begitu tersadar bahwa mereka telah berciuman.

Tanpa aba-aba, Younghoon kembali mengecup bibir jiwoo.

"Jangan di gigit." Kata Younghoon dengan suaranya yang menggoda.

Jiwoo yang tidak tahan dengan godaan Younghoon lantas menyembunyikan wajahnya di dada laki-laki itu.

Tingkah Jiwoo yang malu-malu membuat Younghoon tertawa.

Jiwoo yang mendengar tawa itu semakin malu. Ia lalu memeluk Younghoon dengan erat dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Younghoon.

Younghoon menghentikan tawanya dan membalas pelukan Jiwoo.

"Jiwoo-ya." Panggil Younghoon.

"Hm?" Jawab Jiwoo tanpa menatap Younghoon.

Jiwoo tidak berani mengangkat wajahnya. Ia yakin wajahnya tengah memerah sekarang.

Younghoon melepaskan pelukan mereka dan memegang dagu Jiwoo agar menatapnya.

"Apakah kamu ingat janjimu untuk mengabulkan keinginanku?" Tanya Younghoon.

"Ya, aku ingat." Kata Jiwoo malu-malu menatap mata Younghoon.

"Boleh aku memintanya sekarang?" Tanya Younghoon sambil merapikan anak rambut yang menutupi wajah gadis itu.

"Ya, tentu." Kata Jiwoo salah tingkah.








"Maukah kamu jadi pacarku?"

-----

Aleana
26/05/2023

Trust Between Us - Duty After School X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang