Chapter 14 - Keraguan

371 53 4
                                    

Hai semuanya! Maaf ya aku baru sempat update! Semoga kalian suka chapter ini.
Happy reading❣️

-----

Sampai di tempat Bu Park mereka melihat Sersan Kim dan teman-teman yang lain, tengah berkumpul didepan tiga mayat yang telah ditutupi kain.

"Bagiamana ini bisa terjadi?"
"Bu Park.."

Mereka semua bersedih. Mereka tidak menyangka Bu Park meninggal secepat ini. Beberapa bahkan sudah terisak begitu melihat Sersan Kim memberikan jam tangan pemberian mereka untuk Bu Park kepada Letnan Lee.

Baru saja tadi pagi, mereka bersama Bu Park menuju lapangan tembak.
Mereka bahkan sempat bergurau saat membuat video dokumenter bersama.

Tapi kini gurunya itu telah tiada.

Jiwoo memandangi tiga mayat di depannya dengan hampa. Jiwoo menyesal. Jika tahu akan seperti ini, ia akan memperlakukan Bu Park, Sersan Seo dan Kopral Park dengan lebih baik lagi. Hari ini bahkan ia baru merasa dekat dengan Sersan Seo. Ia bahkan tidak sempat mengobrol baik dengan Kopral Park.

Jika Jiwoo tahu akan seperti ini, ia akan mengikuti latihan tembak dengan lebih baik lagi. Hingga ia bisa menyelamatkan Bu Park dan menghabisi monster itu sebelum menusuk gurunya.

Jiwoo merasakan seseorang memeluk tubuhnya dari samping. Tak perlu melihat, ia sudah hafal dengan bau kekasihnya. Kekasihnya itu tengah mengusap punggung Jiwoo memberikan ketenangan.

Mereka semua kini tengah mengambil senjata mereka yang sempat tertinggal ketika mendengar teriakan Yoojeong.

Sersan Kim memberikan masing-masing tiga peluru kepada mereka. Mereka segera memasukkan peluru tersebut ke senapan dan mulai mendengarkan instruksi selanjutnya dari komandan peleton.

"Yang kalian lihat hari ini adalah penyebaran bola yang jatuh dari langit. Bola-bola kecil itu, menyerang orang-orang dan melahap mereka.
Teman kalian Younghoon pernah hampir mengalaminya." Mereka semua yang mendengar penjelasan Letnan Lee kini menoleh pada Younghoon.

"Saat ini, kalian tengah dilatih untuk membunuh bola-bola tersebut." Lanjut Letnan Lee.

"Apa?"
"Sial!"

Mereka yang mendengar itu terkejut. Semua menunjukkan ekspresi marah dan tidak percaya atas apa yang dibicarakan komandan peleton.

Ketika Letnan Lee ingin meneruskan, suara asing terdengar dari arah kiri mereka. Mereka semua bersiaga dengan senapan menuju ke arah sumber suara.

Letnan Lee yang berada di depan mengomando mereka untuk berhenti berjalan.

"Bersiaplah untuk menembak." Perintah Letnan Lee dengan suara pelan.

Jangsoo, Nara, Younghoon, Jiwoo, Bora, dan Yoojeong bergegas memposisikan diri mereka untuk menembak di dekat Letnan Lee.

Dari arah belakang, Jiwoo dapat mendengar Sersan Kim memerintahkan yang lainnya untuk berposisi menembak juga.

Letnan Lee menoleh ke arah mereka.
"Akan kulempar helmku ke depan.
Jika bola lebih kecil menyerang, semua orang akan menembak. Mengerti?" Ucap Letnan Lee kepada mereka.

Mereka semua mengangguk dan segera memposisikan diri mereka dengan baik.

Helm Letnan Lee telah dilempar. Mata mereka semua terfokus pada satu titik. Jiwoo berharap suara tadi bukan berasal dari bola tetapi dari sesuatu yang lain dan tidak membahayakan.

Setelah menunggu sepersekian detik akhirnya terlihat bayangan seseorang mencoba meraih helm tersebut.
Letnan Lee yang melihat itu mulai berteriak.
"Jangan tembak!"
"Hentikan tembakan!" Ucap Letnan Lee dengan lantang ke arah mereka.

Trust Between Us - Duty After School X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang