23. KETAHUAN

360 22 6
                                    

Savier bersama sahabatnya berkumpul di dalam ruang ganti pakaian olahraga untuk numpang ngadem karena Savier merasa gerah sehabis berlari keliling lapangan.

"Woi, parah!" seru Lorenzo membuat satu ruangan itu terkejut.

"Kenapa lo Zo? Tiba-tiba heboh gitu?" tanya Joseph.

"Iya, napa tuh?" lanjut Kenzo.

Masih dengan wajah shock sambil memandang ponselnya. "Gila banget! Pagi tadi beberapa siswi ngelabrak si Eira di kelasnya."

"Maksudnya?" Savier bersuara, rahangnya mengeras.

"Gue juga dapat info dari anak-anak," sahut Arwana.

Nafas Savier memberat. "Gak bisa dibiarin ini!" Kemudian Savier melangkah pergi namun ditahan oleh Romeo.

"Tenang Sav, lo gak boleh gegabah!" ujar Romeo.

"Tapi Eira-"

"SAVIER!"

Teriakan itu memotong ucapan Savier yang berasal dari depan pintu.

"Savier, tolongin Eira! Dia disekap di toilet cewek!" kata Serra dengan cepat. Keadaannya saat ini tidak baik-baik saja. Pakaiannya menerawang karena basah beserta rambutnya, kakinya juga seperti keseleo.

"Serra, lo kenapa bisa gini?" tanya Arwana, khawatir.

"Siapa yang lakuin ini?" tanya Kenzo, kesal karena melihat keadaan Serra yang kacau.

"Kenapa sih kalian bahas gue? Gue gak penting sekarang yang penting tuh Eira. Please tolongin dia!"

"Toilet mana?" tanya Savier, dingin.

"Gue gak tahu tapi Viola bilang mereka lagi nyekap Eira disana. Please selamatin dia!" ujar Serra, memohon. Suaranya terdengar putus asa karena keadaannya juga benar-benar kacau.

Savier langsung berlari keluar diikuti dengan Arwana, Kenzo, dan Joseph.

Serra memeluk dirinya sendiri, kedinginan karena ruangan ini sangat dingin. Lalu sebuah jaket menutupi tubuhnya yang basah karena air pel yang disiram oleh Viola.

"Makasih," cicit Serra pada Romeo. Ya! Romeo yang memberikan jaket itu lalu menuntun Serra untuk duduk.

Lorenzo datang membawa handuk dan minyak urut.

"Serra, ini bakalan sakit, tapi lo harus tahan ya!" Lorenzo mulai melakukan pertolongan dengan mengurut kaki Serra yang keseleo.

"Akh," pekik Serra dengan tangannya mencengkram telapak tangan Romeo. Pria itu nampaknya tidak menolak. Sebelah tangan Romeo digunakan untuk mengecilkan suhu AC lalu membantu mengeringkan rambut Serra dengan handuk.

"Masih sakit Serra?" tanya Lorenzo.

Serra mencoba menggerakan kakiny sedikit kemudian menggeleng, "udah enggak, makasih Lorenzo."

Serra menoleh kearah Romeo, "makasih Romeo!"

"Sama-sama," balas Lorenzo, sedangkan Romeo hanya mengangguk saja.

"Serra kenapa lo bisa begini?" tanya Lorenzo, penasaran.

"Karena berita Eira sama Savier. Mereka jadi nargetin gue," balasnya.

"Tapi apa hubungannya?" tanyanya lagi.

"karena tadi pagi gue ngelawan mereka di kelas dan juga gue ngedukung Eira. Tapi gue gak nyangka mereka bakalan lakuin ini ke gue disaat gue lengah mereka dengan bebas lakuin ini apalagi karena-" Serra tidak melanjutkan ucapan namun menoleh kearah Romeo.

Romeo yang merasa ditatap lantas menoleh kearah Serra namun gadis itu berpaling kearah lain dan tidak melanjutkan ucapannya lagi.

Lorenzo yang peka memilih untuk meninggalkan mereka berdua.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 22 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SAVIERWhere stories live. Discover now