02

670 114 21
                                    

Author's note:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author's note:

In this alternate universe, everyone can date a boy or girl, not limited to bxb or bxg. But the main story is about a bxb relationship.

✿✿✿

Sebuah bola melambung lebih tinggi dari net 2,4 meter yang dipasang di tengah lapangan. Diumpan oleh seorang setter atau pengumpan bola, kepada wing spiker dengan nomor punggung 13.

Si spiker melompat tinggi dari posisi kanan, kemudian menghujamkan bola yang dipukul sangat keras ke lapangan lawan.

Tentu bola tak dapat dibendung dan membentur lantai sebelum memantul ke luar lapangan.

"ACEEEE!!!" Teriak pemain lain yang kemudian memberikan pujian pada si kapten tim yang juga seorang wing spiker, setelah ia melesakkan sebuah smash melewati dua pemain blocker.

Nara hanya tertawa dan membalas tos dari tim nya di tengah lapangan. Sorak sorai menggema dengan tepuk tangan dan peluit tanda permainan berakhir yang dibunyikan oleh wasit.

Ini hanya pertandingan persahabatan. Hanya latihan melawan sekolah lain yang rutin digelar. Bukan kompetisi apalagi kejuaraan besar.

Tapi Nara tampil all out petang itu. Memperlihatkan kemampuan terbaiknya di hadapan lawan, dengan penonton yang jumlahnya bahkan kurang dari 50.

Tim Nara menang tiga set langsung dengan skor telak 3-0.

Para pemain lalu bersalaman dengan canda tawa yang terpasang di wajah masing-masing. Mungkin akan berbeda jika ini adalah kompetisi resmi.

"Tumben lo main semangat banget. Kayak power rangers. Smash sana smash sini. Gila lo, Na." Abimanyu sang setter berkomentar. Chemistry nya dengan Nara di lapangan memang tidak terbantahkan.

"Hehe, gak tahu. Tiba-tiba aja semangat."

Tapi Abi tak begitu saja percaya. Ini bukan permainan Nara yang biasa. Bukan berarti ia tidak serius dalam pertandingan persahabatan seperti ini. Hanya saja permainannya jauh lebih rapi dan tak terburu-buru.

"Hahaha. Ngeles aja lo. Gara-gara tamu spesial kan, jadi pamer." Mata Abi tertuju pada sosok di pinggir lapangan, duduk di kursi penonton bersama kekasihnya, Felicia.

"Dih, gue biasa main bagus kok. Lo aja yang gak pernah merhatiin."

"Ngapain juga gue merhatiin buaya darat. Mending merhatiin ayang gue dah." Abi memukul bahu Nara dengan handuk kecil, sebelum duduk di kursi pemain.

Nara menatap Mimo yang kini sedang asyik mengobrol dengan Feli. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi memandang tawa yang terurai di wajah Mimo ternyata menyenangkan juga.

Awal pekan lalu Nara secara impulsif mengajak Mimo untuk datang ke pertandingan latihan. Setelah bertukar nomor telepon dan meminta alamat rumah, Nara benar-benar memenuhi ucapannya untuk menjemput Mimo.

Kembang SepatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang