01

1.6K 145 25
                                    

"Mimoooo banguuuun udah siaaaaang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mimoooo banguuuun udah siaaaaang."

Suara teriakan yang diiringi gedoran pintu menggema di sebuah rumah mungil, di sudut kota Jakarta. Sebuah rutinitas yang jika diingat-ingat, hanya membuat si pemanggil kesal luar biasa.

Membangunkan adik tersayang ternyata bukan perkara mudah. Akan ada saja drama pagi yang membuat suasana rumah gaduh dengan teriakan, rengekan, dan kepanikan. Apalagi saat jam sudah menunjukkan, kalau mereka akan terlambat datang ke tempat masing-masing.

Nama yang tadi dipanggil hanya menguap lebar sebelum benar-benar bangkit dari kasur empuk nan nyaman, dan membuka pintu kamar.

"Iya-iya, ini bangun," ujar si remaja berusia 16 tahun.

"Udah jam segini, bukannya buruan! Kamu mau bareng abang gak jalannya?"

"Abang duluan aja deh. Mimo naik ojol aja."

"Mendung Mo, kamu gak lihat apa? Ntar kehujanan ribet kamu di motornya."

"Heuhh.. ya udah iyaaaa. Bentar. 10 menit Mimo turun."

Namanya Timothy Wardhana. Biasa dipanggil Mimo, anak kedua dari tiga bersaudara Wardhana. Ia punya satu kakak bernama Cheriza Wardhana, dan satu adik yang duduk di bangku kelas 1 SMP bernama Junior Wardhana.

Mimo sendiri duduk di bangku kelas dua, di sebuah sekolah menengah atas swasta. Sekolah yang berjarak hanya 20 menit dari rumah yang ia tempati.

Biasanya sang kakak akan mengantar dua adik manisnya ke sekolah, sebelum berangkat bekerja.

Cuaca pagi itu sedikit mendung, membuat rasa malas Mimo meningkat dua kali lipat. Ia mengambil baju seragam batik yang menggantung di lemari. Tak perlu mandi karena ia sudah membasuh tubuhnya semalam. Hanya perlu sikat gigi usai sarapan nanti.

"Coba dong Mo, kamu udah mau kelas tiga masa harus dibangunin terus sih." Cheriza komplain untuk yang kesekian kalinya. Pria yang bekerja sebagai graphic designer itu benar-benar tak bosan memberikan ceramah kepada adik keduanya itu.

"Iya, Mo. Kamu yang serius kenapa. Akhir-akhir ini Bunda lihat kamu makin malas saja. Mimo ada masalah di sekolah?"

Mimo hanya diam sambil mengunyah roti dengan isi selai cokelat. Bingung bagaimana menyampaikan perasaannya saat itu.

"Nggak Bun, cuma lagi capek aja. Di sekolah lagi banyak tugas, Mimo kecapean."

Cheriza meletakkan gelas kopinya dan menghela nafas. Bukan hal aneh kalau anak-anak sekolah saat ini cepat burn out.

Materi pelajaran yang membludak, tingkat kelulusan yang makin tinggi, juga perubahan kurikulum yang merepotkan, membuat setiap siswa pernah mengalami fase jenuh dan lelah.

"Mimo mau ke dokter?" Sang Papa menawarkan.

"Hah? Ngapain? Mimo sehat kok. Cuma capek aja, gimana ya. Bingung jelasinnya. Bukan sakit fisik kok Pah."

Kembang SepatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang