Two

205 28 1
                                    

"Bagaimana perburuan kalian?"

Ayah melontarkan sebuah pertanyaan yang selalu saja ia targetkan pada kami setiap tahun seusai pesta perburuan semalam. Ekspresinya menunjukkan wajah yang begitu bahagia.

"Hahaha seperti sebelumnya ayah, aku merasa puas" Matthew, adik laki-lakiku yang paling bungsu menjawab dengan penuh kebanggaan.

"Kalian melihatnya, kan? Semalam Matt sangat rakus!" celetuk Sarah

"Kau benar-benar luar biasa Matt," ujar ibu. Ia mendatangi Matt mengusap-usap pipinya "seperti itulah caranya berburu"

"Peter kau benar-benar membosankan. Bagaimana mungkin kau hanya menyerang pria"

Senyum Emma terukir memperlihatkan ejekan, kami semua terkecuali Peter tertawa mendengarnya.

"Hati-hati dengan ucapanmu, Emma. Jika dia membalasmu sudah pasti kau tak bisa berkata-kata lagi" ujar Matthew masih dengan tawanya

"Kalian semua gila"

"Sayang sekali jika ada yang tidak menikmatinya semalam"

Perkataan Sarah sukses membuat semua pandangan kini tertuju pada Danielle, mata ayah seketika menatap Danielle dingin.

Danielle terdiam, satu satunya tanggapan darinya hanyalah tersenyum canggung. Aku tak berniat membelanya. Aku sudah cukup banyak mengerti. Kami tak pernah memaksanya, tapi sebagai seorang bangsawan ia harus patuh. Mengontrol dirinya atas segala tindakannya adalah salah satu tanggung jawabnya.

"Baiklah, ibu punya kabar"

Ibu mencoba mencairkan suasana kembali, kemudian menggenggam lengan kiri ayah, mereka saling memandang.

"Pesta tahunan yang biasa kita lakukan seusai malam perburuan akan diadakan oleh Luke Owen. Kalian pasti tahu siapa dia, kan"

Tentu saja kami tahu, dia adalah keturunan langsung dari Lord Hendrick yang merupakan bangsawan berdarah Origin. Tak seperti kami para pelaksana yang bergerak dengan aturan, ia adalah salah satu dari 'mereka' yang terikat perjanjian. Omong-omong soal dirinya, ia sangat kaya. Bisa dibilang kekayaannya tak dapat diperhitungkan. Keahliannya dalam menjalankan banyak bisnis termasuk memiliki gedung teater dan kursus balet, ia cukup berpengaruh.

"Keluarga mereka secara terhormat mengundang kita, tentunya kalian semua harus hadir. Termasuk kau Danielle" terang ibu, sudut bibirnya terukir manis.

"Aku tak ingin anak-anakku mendapat rumor buruk sampai mencoreng nama keluarga ini, oleh karena itu jagalah etika kalian" tambah Ayah

"Kami juga memiliki pengumuman penting mengenai Peter besok"

Ibu kini menatap Peter.

Raut wajah Peter seakan menunjukkan bahwa dia sudah tahu hal itu sebelum kami.

"Para tetua memanggil kami hari ini, jadi kami harus pergi sekarang"

"Woah, apa ini sebuah kejutan sampai membuat kalian tak melibatkan kami"

Sarah berbisik padaku, "Ada apa? Apa dia akan diangkat menjadi anggota parlemen oleh tetua"

"Aku tidak tahu" balasku

"Sarah aku bisa mendengarmu, apa kau lupa kau itu apa?" Emma menegaskan

"Jika dia diangkat menjadi anggota parlemen itu memungkinkan, bukan? Dialah yang paling genius" sela Matthew

"Baiklah, semuanya. Sudah cukup, mari tutup perbincangan ini"

"Kami harus pergi"

Orang tua kami kemudian pergi meninggalkan ruangan tempat kami biasa berkumpul untuk rapat diikuti Peter yang selanjutnya pergi. Masing-masing dari kami juga memutuskan untuk meninggalkan ruang ini.

Velvet Night Fate : The Violet Heart [Ddeungromi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang