Twelve

41 5 1
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh rakyat akhirnya tiba. Festival seni perayaan tahunan yang diadakan oleh kerajaan kini berlangsung, di mana berbagai pertunjukan disajikan dengan megah. Salah satu yang paling dinanti adalah pertunjukan balet dari rumah teater terkenal milik Luke Owen, yang telah berhasil melahirkan bintang-bintang penari berbakat.

Di tengah kemeriahan festival, para bangsawan kelas atas sibuk bersiap-siap untuk memberikan penghormatan mereka kepada bintang-bintang penari yang akan tampil. Dengan penuh perhatian, mereka menyiapkan hadiah-hadiah mewah, mulai dari kalung berlian yang berkilauan hingga gaun indah yang dijahit khusus oleh perancang terkemuka. Setiap hadiah itu bukan hanya sekadar simbol penghargaan, tetapi juga ungkapan rasa terima kasih atas dedikasi dan bakat luar biasa para penari.

Sementara itu, di balik layar rumah teater balet, suasana dipenuhi gemuruh persiapan menjelang pertunjukan. Katherine duduk di kursi rias, mata setengah terpejam, merasakan kuas lembut menyentuh pipinya. Di sudut ruangan, Thea Owen, ibunya yang sangat perfeksionis, berdiri dengan ekspresi serius. "Pastikan kostum Katherine dan Winter sempurna. Setiap detail harus diperhatikan!" perintahnya, suaranya lembut, namun penuh otoritas.

Bawahannya bergerak cepat, sementara dalam kebisingan di sekitarnya, Katherine berusaha menenangkan pikirannya. Thea terus berfokus pada kesempurnaan, namun ia masih tak bisa mengabaikan ketidakpedulian putrinya yang tersirat. Ia kemudian memanggil Joe, repetiteur yang selama ini sangat dipercayainya. "Joe, aku akan pergi menyambut tamu; sisanya aku serahkan padamu," ucapnya, penuh harapan. Joe yang mendengar permintaan Thea menjawab dengan patuh, "Dengan senang hati, madam" suaranya mengalir seperti air tenang yang siap mengisi bejana harapan.

Setelah merasa tidak perlu mengawasi lagi, Thea pergi menemui suaminya untuk bersiap menyambut tamu. Suaminya menunggu di depan aula, di luar ruangan teater yang masih steril dari kedatangan penonton, seperti penjaga gerbang yang setia. Begitu Luke melihat istrinya yang telah selesai dengan urusannya, dia menyambut Thea dengan senyum hangat. Pasangan suami istri ini bagaikan dua sejoli yang tak pernah lelah saling mendukung. "Semua persiapan sudah sempurna, sayang" bisik Thea, suaranya penuh keyakinan, seperti suara burung merpati yang membawa kabar baik, menambah rasa damai di antara mereka.

Luke dan Thea Owen, menyambut tamu bisnisnya dengan senyuman hangat dan sikap ramah. Keduanya terlihat serasi, bak dua bintang yang bersinar di langit malam, saling melengkapi dalam setiap gerakan. Luke, dengan postur tegap dan wajah yang penuh percaya diri, menghadirkan aura kepemimpinan, sementara Thea, dengan keanggunan dan kelembutan, seolah membawa keseimbangan dan kehangatan yang menenangkan. Bersama, mereka menciptakan suasana yang mengundang, membuat setiap tamu merasa dihargai dan diterima dalam pelukan hangat keluarga Owen.

Ruangan itu dipenuhi oleh suasana mewah, di mana para tamu berdandan dengan anggun, mengenakan gaun dan setelan yang terbuat dari bahan terbaik. Para wanita mengenakan gaun panjang yang berkilauan, terbuat dari sutra lembut dan dihiasi dengan renda halus serta sulaman yang indah, sementara para pria tampil gagah dalam setelan klasik, dengan jas yang dipadu dengan dasi sutra dan rompi yang serasi, menciptakan kesan aristokratik yang tak terbantahkan.

Di antara mereka, ada beberapa bangsawan terkemuka dengan hiasan di kepala yang megah, menciptakan aura kemewahan dan status. Perhiasan berkilau di leher dan pergelangan tangan mereka seakan bercerita tentang kekayaan dan prestise yang dimiliki. Dengan gelak tawa dan suara ramah, mereka saling berbincang, menciptakan suasana hangat yang menyelimuti acara itu. Luke mengamati semuanya dengan bangga, merasakan betapa pentingnya momen ini bagi bisnisnya dan keluarga, di mana setiap detail dihadirkan dengan penuh perhatian dan keanggunan.

Keluarga besar Ethan tiba dengan penampilan yang luar biasa dan berkelas, menarik perhatian semua orang di ruangan. Setiap anggota keluarga tampak memancarkan pesona, namun Peter, terlihat paling menonjol. Pakaian yang disiapkan secara khusus untuknya memancarkan keanggunan yang selaras dengan gaun indah yang dikenakan Katherine malam ini, yang akan dipakainya setelah selesai pertunjukan, menciptakan harmoni visual yang memikat. Luke Owen tidak bisa menahan senyum bangganya. "Peter, kau benar-benar tampil menawan malam ini," katanya dengan nada penuh pujian. Peter membalas dengan senyuman lebar, merasa dihargai di hadapan Luke dan para tamu lainnya, menegaskan posisinya dalam lingkaran sosial yang elit. Keberadaan mereka menambah kemeriahan acara, menandakan bahwa malam ini akan menjadi momen yang tak terlupakan.

Velvet Night Fate : The Violet Heart [Ddeungromi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang