Part 22

107 2 0
                                    

Reyna sedang berada dibalkon kamarnya. Ketika selesai membersihkan diri tadi, rasa lelahnya sedikit berkurang.

"Sebentar lagi kalian akan hancur, bastard!" seringai Reyna. Ia sudah tidak sabar ingin menjalankan misinya untuk menghancurkan David, Harsen, dan organisasi mereka. Ah ya, jangan lupakan satu lagi pemimpin organisasi mereka yang disembunyikan. Gadis itu akan menghancurkan mereka semua.

"Kalian berani mengusik keluargaku, kalian sendiri yang akan menanggung akibatnya."

Saat gadis itu sedang sibuk dengan pikirannya, ia teringat sesuatu.

Bukankah Reyna juga sempat mencurigai Azka sebagai musuh? Mengapa ia sampai melupakan hal itu? Sekarang bahkan gadis itu sendiri yang membuat Azka lebih dekat dengannya.

Ada apa dengannya?

Entahlah, Reyna berharap semoga kecurigaannya kepada Azka tidak benar adanya. Karena sejujurnya gadis cantik itu sudah nyaman dengan kehadiran Azka.

***

Keesokan harinya, Reyna dan Azka sedang berada dimeja makan sementara menikmati sarapan.

"Ekhem. Azka, aku ada keperluan organisasi yang mengharuskanku pergi ke salah satu pulau. Kamu tidak perlu ikut, karena ini keperluan organisasi. Jadi, anggap saja kamu diliburkan."

Azka terdiam ditempatnya.

"Maaf, Rey. Kalau boleh tahu, keperluan organisasi seperti apa?" tanya Azka.

"Untuk soal itu, maaf aku tidak bisa mengatakannya kepadamu. Yang jelas ini tentang organisasi." jawab Reyna, tanpa ingin Azka bertanya lebih lanjut.

"Oh tidak apa-apa, aku mengerti. Sampai kapan kamu disana?"

"Belum tahu. Nanti akan kukabari jika aku akan kembali."

"Baiklah."

Urusan organisasi seperti apa hingga Reyna sendiri yang harus turun tangan? - batin Azka.

***

"Hilangkan jejak kepergian kita. Jangan sampai ada yang mengetahuinya sekalipun anggota organisasi. Ingat, ini misi rahasia kita, Marvin." ujar Reyna.

"Ya, Ketua. Semua sudah aman, siapapun tidak akan menemukan keberadaan kita." Reyna mengajak Marvin melakukan misi ini karena dia tahu pria itu mempunyai keahlian dalam bidang seperti ini, juga untuk kali ini Reyna lebih mempercayai Marvin. Bahkan Lesya pun tak ia beritahu soal misi ini.

"Bagus, kita berangkat sekarang." keduanya segera menaiki sebuah helikopter yang sudah disediakan. Siapa yang mengendarai helikopter tersebut? Tentu saja Reyna. Jangan ragukan kemampuannya dalam mengendarai sebuah helikopter, dirinya menjadi ketua organisasi bukan gampang. Ia harus mengikuti beberapa latihan, salah satunya mengendarai helikopter.

***

"Reyna dimana?" tanya Lesya kepada salah satu maid di mansion Reyna ketika gadis itu baru saja sampai disana.

"Nona Reyna hanya berkata akan pergi ada urusan organisasi, dan belum tentu kapan Nona akan kembali."

"Urusan organisasi? Mengapa aku tidak mengetahuinya? Dan Reyna tidak memberitahuku juga." gumam Lesya.
"Baiklah, terima kasih. Ah ya, lalu Azka mana?" tanya Lesya lagi.

"Tuan Azka sedang berada ditaman belakang, Nona."

"Oh begitu. Yasudah, terima kasih." Lesya segera berjalan menuju taman belakang menyusul Azka.

Terlihat pria itu sedang fokus dengan sebuah tablet ditangannya.

"Hei," panggil Lesya.

Mendengar panggilan seseorang, Azka segera menoleh ke arah sumber suara tersebut.

R E Y N A (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang