Part 34

186 7 0
                                    

Waktu terus berjalan. Beberapa minggu ini Reyna lewati penuh dengan kekhawatiran.

Hoek.. Hoekk.. Hoek..

Seperti pagi ini, wanita itu beberapa kali mual dikamar mandinya.

"Tidak! Aku tak hamil, ini pasti hanya masuk angin." Reyna mencoba berpikir positif.

Setelah selesai dengan mualnya, Reyna memilih untuk langsung membersihkan tubuhnya. Kurang lebih setengah jam, wanita itu sudah terlihat lebih segar lalu ia keluar dari kamarnya.

"Morning, Nona Reyna!" sapa Sam. Reyna pun menoleh kearah pria itu.

Sam sudah tinggal divilla Marvin sejak ia membebaskan sepupunya itu. Organisasi Devil's masih mencoba mencari tahu keberadaan Sam dan Marvin, namun sepertinya mereka salah mencari orang. Mereka sama sekali tak dapat menemukan keduanya.

"Ya. Kamu ingin kemana?" tanya Reyna.

"Tuan Rendy menyuruh saya memanggil Nona untuk sarapan," jawab Sam.

"Oh. Yasudah, kita ke ruang makan."

"Sebentar, Nona. Wajah Nona terlihat pucat tak seperti biasanya. Apakah Nona sakit?"

"Hanya masuk angin. Jangan bicara lagi, saya lapar." keduanya pun mulai berjalan menuju ruang makan.

"Pagi, Grey!" sapa Rendy dengan senyun hangatnya, namun itu bertahan tak lama karena digantikan dengan ekspresi khawatirnya ketika melihat wajah pucat sang adik.
"Hei, kamu kenapa? Kamu sakit?" tanya Rendy.

"Tidak, Kak. Aku baik-baik saja, hanya masuk angin."

"Serius, Rey?" timpal Dave.

"Iya, kalian jangan khawatir. Sekarang kita makan."

Mereka mulai menikmati sarapan masing-masing dengan tenang sampai selesai. Akan tetapi selesai sarapan, kepala Reyna terasa pusing.

Apa yang terjadi padaku? - batinnya.

"Rey, are you okay?" tanya Dave saat melihat Reyna beberapa kali menggelengkan kepala untuk menghilangkan rasa pusingnya.

"Ya, aku baik-baik saja."

"Ketua, lebih baik sekarang Ketua kembali istirahat," saran Marvin yang disetujui oleh lainnya.

"Baiklah, aku ke kamar dulu."

Namun ketika Reyna berdiri dari duduknya, rasa pusingnya makin parah hingga akhirnya wanita cantik itu pingsan. Untung saja ada Rendy disampingnya yang dengan sigap menahan tubuh Reyna.

"Astaga! Grey!" mereka panik.

"Tuan Rendy, kita bawa Ketua ke kamarnya."

"Kita harus bagaimana?" tanya Rendy saat selesai membaringkan tubuh Reyna diranjang.

"Aku punya minyak angin, coba pakai ini siapa tahu Nona Reyna bisa bangun." Sam mengambil minyak angin dikantong celananya, dan langsung diserahkan kepada Rendy.

Rendy mulai mengarahkan minyak angin itu dihidung Reyna. "Grey, ayo bangun."

Dan benar, hanya beberapa menit wanita itu menghirup minyak angin tersebut, Reyna sadar dari pingsannya.

"Syukurlah kamu sudah bangun, Grey." Rendy bernafas lega begitu juga dengan yang lain.

"Minum dulu Ketua," kata Marvin sembari menyerahkan segelas air putih kepada sang ketua.

Reyna meminumnya perlahan, setelah itu ia berkata, "aku membutuhkan sesuatu."

"Kamu butuh apa, Grey? Akan Kakak beri."

R E Y N A (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang