Part 24

107 2 0
                                    

"Cindy Agatha, benar?" tanya seorang pria tua dengan penampilan yang membuat wanita jalang manapun akan bertekuk lutut dibawahnya.

"Ya, benar sekali."

"Hmm, tidak sia-sia saya membayarmu mahal." ujar David, sembari memandang tubuh perempuan bayarannya dari atas sampai bawah.

"Saya memang tak pernah mengecewakan."

"Kusuka percaya dirimu itu. Kita akan lihat apakah benar kamu tak mengecewakan atau justru sebaliknya."

"Kalau begitu, aku ingin buat penawaran untukmu."

"Penawaran? Apakah menguntungkan untukku?"

"Tentu saja sangat menguntungkan untukmu, Tuan. Jadi, jika nanti saya membuatmu sangat puas dan tak mengecewakan, saya ingin menjadi wanita bayaranmu satu-satunya. Tuan bisa memakaiku kapan saja. Bagaimana? Ini kartu nama saya jika nanti Tuan sudah menyetujuinya, Tuan bisa hubungi saya." David terlihat sedang berpikir, mempertimbangkan tawaran perempuan bayarannya itu.

"Baiklah, saya setuju. Tapi ingat, harus membuat saya puas dan tak mengecewakan, karena saya sangat sulit merasa puas dengan jalang."

"Tenang saja, setelah ini hanya akan ada rasa puas untukmu, Tuan."

David pun mulai berjalan mendekat, sampai kini jarak keduanya sangat dekat. Pria itu memandang dalam mata perempuan didepannya itu. Matanya sama seperti seseorang yang sangat ia cintai.

Mengapa matanya persis seperti Viona? - batin David, semakin tenggelam dalam mata tajam dan indah itu.

"Saya tak suka buru-buru. Tuan adalah tamu spesial, jadi saya akan memberimu sedikit hadiah. Tunggu sebentar." perempuan itu menjauh, dan keluar dari ruang pribadi David.

Tak menunggu waktu lama, seorang perempuan kembali masuk ke ruang pribadi David. Akan tetapi, penampilannya berubah total. Gaun merah tadi sudah tergantikan sebuah lingrie merah menggoda bersama topeng merah senada dengan lingrie nya.

Cara jalannya yang sangat menggoda itu, membuat David ingin menerkamnya saat itu juga.

"Tuan menyukainya?" bisik Cindy ketika ia sudah berada tepat didepan David dan langsung mengalungkan tangannya dileher lelaki tersebut.

"Saya sangat menyukainya."

Setelah itu terjadilah kegiatan panas yang diciptakan oleh keduanya.

Seseorang yang menyaksikan kegiatan mereka, mengeluarkan seringainya. Ia adalah Reyna.

"Tetap awasi mereka." ujar Reyna, sembari menepuk bahu Sam. Ruangan David dijaga oleh Sam, lelaki itu yang meminta kepada anggota lain. Dan hal tersebut atas suruhan Reyna tentunya.

Setelah berkata seperti itu, Reyna keluar dari sana melalui jendela.

Selamat bermain pria tua bodoh. - batin Reyna.

***

"Ma, jangan sakit seperti ini, aku khawatir."

"Sayang, Mama baik-baik saja. Kamu tenanglah, justru Mama yang khawatir akan dirimu. Kembalilah bersama Mama dan Papa," kata seorang wanita yang bernama Jessy.

"Maaf Ma, aku tidak bisa. Aku kemari hanya untuk mengunjungi Mama, dan aku perlu pertimbangan besar walau hanya sekedar untuk melihat kondisi Mama."

"Apakah kamu tidak menyayangi Mama?"

"Jangan bertanya seperti itu, Ma. Aku sangat menyayangi Mama, bahkan sekarang aku sedang mempertaruhkan nyawa untuk kemari. Aku dalam pengawasan organisasiku, mereka bisa sangat mudah menemukan keberadaanku disini."

R E Y N A (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang