CHAPTER 10 (Menemukanmu)

66 7 0
                                    

Henry meletakkan pedang miliknya ke atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Henry meletakkan pedang miliknya ke atas meja. Ingatannya mengenai masa lalu selalu membuatnya lelah.

Lelaki itu menatap jam dinding di kabin yang ia tempati sebelum akhirnya mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih formal dan berjalan menuju ruang perjamuan. Perjamuan tersebut diikuti oleh berbagai bangsa, mystical maupun manusia, dengan riasan dan pakaian kebesaran kerajaan masing-masing.

Sejujurnya Henry tidak terlalu menyukai perjamuan maupun pertemuan politik seperti ini, tapi ia harus melakukannya kali ini karena sang adik Leonard tengah sibuk dengan pertemuan persahabatan dengan bangsa Vampir di kerajaan mereka, Vampyre Kingdom.

Bangsa vampire tidak pernah datang ke perjamuan dan pertemuan tahunan yang diadakan seluruh bangsa di Universe, bau darah dari para manusia rupanya masih merupakan tantangan tersendiri bagi mereka, atau mungkin mereka hanya tidak ingin datang. Tidak ada seorangpun yang mengetahui pasti kenapa mereka selalu menolak hadir.

Henry duduk di sebuah kursi empuk dengan ukiran kayu yang indah, ruangan yang didominasi warna emas dan merah serta putih dan biru tersebut cukup memberikan penyegaran tersendiri bagi Henry yang selalu menatap bangunan membosankan bergaya kaku kerajaannya.

Makanan di negara tersebut juga cenderung lebih kaya rasa dan rempah, rasa yang tidak akan pernah siapapun rasakan di Binders Empire yang memiliki rasa makanan cenderung hanya manis, asin, dan hambar. Jika di ingat lagi, sepertinya kerajaannya sangat membosankan.

Bahkan para bangsawan tidak diperbolehkan mempelajari seni tari karena dianggap rendah, menyanyi, menari, dan bermain alat musik adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang berada di kelas lebih rendah. Mereka yang merupakan keluarga bangsawan kelas atas apalagi keluarga kerajaan sangat dilarang mempelajarinya.

Henry mengingat ibunya sering dianggap wanita rendahan hanya karena ia sering bernyanyi dan memainkan alat music bagi kedua putranya sebelum kehilangan pendengaran dan suaranya.

Mengingat kembali hal tersebut membuat Henry mengepalkan tangannya dengan keras tanpa ia sadari, kemarahannya mereda ketika telinganya mendengar lantunan nada indah dari alat music yang ia tahu merupakan alat music yang sangat populer di kerajaan Mountain.

Dan ketika Henry mengangkat kepalanya, ia kaget bukan main. Lelaki itu, omega itu, yang tengah memainkan saxophone di tengah aula pertemuan adalah lelaki yang menemani masa rut nya. Henry tidak akan pernah lupa aroma pheromone dan kecantikan wajah serta tubuh lelaki di hadapannya.

Jari-jari lentik yang tengah memainkan alat music tiup tersebut begitu lentik dan cantik, Henry mengingat bagaimana jari-jari itu mencakar punggungnya yang masih terasa perih hingga saat ini, bagaimana bibir yang tengah meniup alat music itu mendesah dan mengerang, bagaimana lembutnya bibir lelaki itu masih dapat ia rasakan.

Mata Henry semakin terpatri pada sang omega ketika omega tersebut menyerahkan Saxophone kepada seseorang dan mulai bergerak bersama beberapa orang penari yang juga berpakaian putih lembut seperti omega-nya, ya, Henry telah mengklaim lelaki itu sebagai omeganya. Meskipun ia tidak menandai lelaki itu, tapi ia yakin ia telah men-scenting lelaki itu dengan seksama agar baunya menetap pada tubuh lelaki itu untuk waktu yang sangat lama.

Tanpa Henry sadari kakinya melangkah meninggalkan meja tempat ia seharusnya duduk menuju ke tengah aula, mendekati lelaki yang telah menarik perhatiannya dalam sekejap. Henry menarik halus lengan sang omega yang tengah menari, membuatnya terpaksa berhenti dan jatuh ke dalam dekapan Henry. Membuat semua orang yang berada di aula sangat terkejut.

"Kenapa kau kabur? Tidakkah kau tahu aku mencarimu kemana-mana pagi ini?" Henry setengah berbisik berbicara pada omega dalam dekapannya.

Henry dapat melihat jelas jika omega yang awalnya bingung dengan perlakuan Henry, berubah pucat dan kaget. Omega itu membuka matanya dengan lebar dengan bibir yang juga sedikit terbuka, menunjukkan kekagetannya.

"Hmmm, aku sudah tidak dapat mencium aromaku di tubuhmu. Bagaimana kau menghilangkannya?" Henry menghirup leher Omega di hadapannya, menyadari jika pheromon yang ia tinggalkan telah menghilang tanpa jejak.

Namun sebelum Henry mendapatkan jawaban dari omega cantiknya, sebuah benda tajam dan dingin telah berada tepat di leher sebelah kanannya, siap menusuknya kapanpun, aura menakutkan dan pheromone Alpha yang sangat kuat tercium sangat jelas di indera penciuman Henry. Siapapun Alpha yang dengan tidak memiliki rasa takut tersebut sangat marah, Henry jelas menyadarinya.

"Jangan pernah kau berani-beraninya bersikap kurang ajar pada adikku yang berharga, Yang Mulia." Begitu lelaki itu selesai bicara, ia segera menarik tubuh omega yang berada di dekapannya.

"Alexei, kau tidak apa-apa?" Nada kekhawatiran terdengar jelas dari nada suaranya, ketika Henry menoleh, ia menyadari siapa lelaki yang mengancamnya beberapa saat yang lalu.

"Zade Tedd." Lelaki yang di panggil Zade Tedd tersebut mendelik ke arah Henry, tatapannya begitu mematikan.

"Zade Henry,--"

"Kak..." Sebelum Zade Tedd melanjutkan perkataannya, omega yang kini Henry ketahui namanya sebagai Alexei telah lebih dulu menarik tangan kakaknya.

Lelaki itu menatap kakaknya dengan tatapan memohon dan mengiba, ahhh, rasanya Henry ingin membawa tubuh lelaki ini kembali masuk dalam dekapannya dan membawanya pulang untuk dirinya sendiri. Tapi untuk kali ini sepertinya tidak mungkin, lihatlah kakaknya yang begitu overprotective ini. Dia bahkan tidak mengizinkan Henry untuk berada lima Langkah dari adiknya.

"Kami harus segera kembali, maafkan atas keributan yang kami timbulkan. Selamat siang." Zade membungkuk pada Sultan kerajaan Kentauros sebelum berlalu dari aula tanpa sedikitpun menghiraukan Henry yang masih berdiri di hadapannya.

Sepertinya kini Henry tahu kenapa omega tersebut melarikan diri darinya, lihatlah kakaknya, siapa yang tidak akan panik jika sampai ia ketahuan telah menyerahkan kesuciannya pada seorang lelaki yang terkenal sangat suka mempermainkan perasaan wanita dan omega.

"Tapi bagaimana caranya dia menghilangkan jejakku di tubuhnya?" Henry bergumam pelan.

Tidak ingin berlarut terlalu dalam, sama seperti Zade Tedd dan Zade Alexei, Henry juga memutuskan untuk undur diri dari perjamuan dan segera kembali ke arah kabin, berharap ia masih dapat melihat Alexei, ia harus berbicara pada omega tersebut.

THE BINDERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang