Vali Chaerin menyadari atmosfer aneh antara Zade Henry dengan adiknya Alexei, terlebih lagi adiknya yang selalu bersembunyi dari pandangan Zade Henry sementara Zade Henry sendiri justru terus menerus mencari keberadaan adiknya. Kejadian tersebut terus menerus terjadi hingga malam hari saat perjamuan selesai.
"Katakan padaku apa yang terjadi diantara kamu dengan Zade Henry." Vali Chaerin menatap adiknya penuh tanya, ia memperhatikan wajah adiknya yang kaget dan bersemu merah.
"Jangan katakana tidak ada apa-apa karena kakak bisa melihat sesuatu terjadi diantara kalian." Vali Chaerin tahu adiknya akan sekuat tenaga mengelak, terlihat dari gerak-geriknya yang tidak nyaman.
"Haaahhh.... Tidak ada apa-apa antara aku dengan Zade Henry." Alexei meremat leher gelas Wine yang yang tengah ia pegang.
"Kakak tidak bertanya soal hubungan kalian, kakak bertanya apa yang terjadi di antara kalian berdua. Jujur saja." Vali Chaerin mengambil gelas yang dipegang Alexei dan menarik adiknya itu arah balkon.
Vali Chaerin dengan sabar menunggu adiknya bersuara, ia bisa melihat jika adiknya kesulitan memberitahukannya mengenai hubungan keduanya. Vali Chaerin pernah mendengar dari Tedd mengenai pertemuan mereka dengan Zade Henry yang cukup tidak baik karena Zade dari kerajaan Binders itu tiba-tiba memeluk tubuh Alexei tanpa rasa canggung sedikitpun di tengah-tengah performance Alexei. Pasti terjadi sesuatu diantara mereka.
"Kakak... Tapi kakak janji tidak akan mengatakan pada siapapun dan jangan marah. Oke?" Alexei memandang wajah kakaknya dengan takut-takut.
"Kakak janji." Melihat Alexei yang seperti ini membuat Vali Chaerin semakin yakin sesuatu pasti telah terjadi.
"Kami berhubungan seksual satu tahun lalu saat malam perjamuan di kerajaan Kentauros... Saat itu kami tidak dapat mengendalikan diri karena tengah Heat dan Rut...." Suara Alexei semakin kecil, Vali Chaerin hampir tidak dapat mendengarnya.
"Apa kamu bilang??" Kaget? Jelas. Vali Chaerin tahu pasti jika adiknya tidak akan dengan sembrono membiarkan dirinya terbawa arus Heat, sesuatu terasa janggal.
"Tapi hanya hari itu kok, benar. Aku selalu mengabaikan panggilan dan pesan yang dikirimkan Zade Henry. Aku juga mau melupakan malam itu... Sungguh... Maaf..." Rasanya sangat berat untuk berkata jujur pada sang kakak, tapi ia juga merasa lega disaat yang sama.
"Oke.... Jadi sekarang kamu udah gak perawan ya? Hmmm... So, How's his dick? I heard he has amazing technic, is that true? Waahhh... You're really lucky to have him as your first." Vali Chaerin tidak ingin menambah beban pikiran sang adik, ia mencoba menggoda sang adik.
"Kakak!!!!!" Alexei melotot pada sang kakak, tidak percaya dengan apa yang kakaknya baru saja katakana.
"Apa?? Kamu harus tahu bagaimana sakitnya melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak berpengalaman, oke? Tapi...." Vali Chaerin mengusap dagunya pelan, seolah tengah memikirkan sesuatu.
"Kakak jadi khawatir kamu akan kecewa dengan suamimu kelak karena dia tidak memiliki penis besar kemampuan bercinta sehebat Zade Henry. Haaahh, Apa kakak harus membujuk ayah untuk melakukan sayembara penis besar sebagai suamimu kelak?" Tidak percaya dengan ucapan sang kakak, Alexei memukul lengan kakaknya dengan sangat keras dan berjalan dengan kesal menuju kamar yang disediakan oleh para penyihir untuk akomodasi partisipan pertemuan tahun ini di Witches land.
"Keluarlah, aku tahu anda ada di sana yang mulia Zade Henry Binders." Vali Chaerin memandang ke arah pilar pohon besar di seberang balkon ketika ia sudah memastikan adiknya tidak lagi ada jarak pandangnya.
"Insting yang bagus." Zade Henry melompat dari dahan pohon besar tersebut dan mendarat di atas balkon.
"Jangan remehkan kaum kami, bagaimanapun kaum anda ada karena kaum kami." Mata hitam Vali Chaerin berubah menjadi merah, ia jelas tidak sedang ingin berbasa-basi dengan Zade Henry.
"Tentu, kami tidak akan pernah lupa kontribusi kaum anda." Zade Henry tersenyum pada Vali Chaerin, senyuman yang tidak menghiasi matanya.
"Hentikan basa-basi mengerikan ini, anda seharusnya tahu jika apa yang anda lakukan pada adik saya merupakan pelanggaran perjanjian yang disepakati kaum kita berdua—"
"Saya melanggar perjanjian hanya jika saya memaksa Zade Alexei untuk berhubungan intim dengan saya, tapi kami melakukannya dalam keadaan sama-sama intoxicated. Tidak ada yang bisa kami lakukan saat berada di titik tersebut, saya yakin anda juga mengetahuinya." Zade Henry memotong perkataan Vali Chaerin, hal yang seharusnya tidak ia lakukan tapi tetap ia lakukan pada akhirnya.
"You son of a bitch.." Vali Chaerin mengumpat, ia tahu jika apa yang dikatakan Zade Henry adalah benar.
"Thank you." Zade Henry tersenyum kearah Vali Chaerin yang terlihat semakin marah.
Malas berdebat, Vali Chaerin memilih untuk meninggalkan balkon dan menyusul adiknya. Apapun yang akan terjadi kedepannya, ia berharap adiknya tidak harus berurusan dengan makhluk-makhluk arogan seperti Zade Henry.
💙💙💙💙💙
Halloooww bertemu lagi sama aku hehhee
bagaimana kabar kalian hari ini? film apa yang lagi kalian nonton?
oh iya,
please help me untuk semakin semangat meng-up date cerita ini dengan vote dan komen yaaa..
makasihhhh
see you next time
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BINDERS
FanficSudah berapa lama aku seperti ini? Begitu menyedihkan dan lemah? Aku melupakan seberapa kuat aku dulu, aku melupakan bagaimana orang tuaku membesarkanku untuk menjadi kuat. Aku selalu membiarkan mereka memperlakukanku dengan buruk. Aku sudah muak. A...