CHAPTER 12 (Witches Land)

44 8 0
                                    


Henry selalu mendengar tentang Witches land sebagai urban legend bagi manusia karena keberadaannya yang tidak diketahui. Tidak ada orang yang pernah menginjakkan kaki di daerah para penyihir tanpa persetujuan mereka. Daerah milik penyihir menjadi daerah terlarang bagi siapapun, termasuk makhluk magis seperti dirinya. Tidak peduli sesering apa kedua bangsa ini saling berhubungan atau entah sudah berapa keping emas yang dikeluarkan bangsa Werewolf untuk obat-obatan yang mereka buat, pada kenyataannya hanya ada beberapa Werewolf yang diberikan akses memasuki wilayah para penyihir termasuk dirinya dan ketiga saudaranya yang lain.

Siapapun tidak akan menyangka jika seonggok pohon besar mati adalah sebuah pintu menuju dunia yang sama sekali baru. Dunia di mana semua alat elektronik menjadi sampah, tidak berguna sama sekali, bahkan mati total. Alat elektronik akan kembali berfungsi setelah kita melewati hutan gelap dengan berbagai suara alam yang menyeramkan. Teriakan hyena, nyanyian katak, dan senandungan burung hantu menemani perjalanan rombongan menuju ke jantung hutan tempat satu-satunya daerah yang memiliki kehidupan manusia di dalamnya.

Tempat ini tidak memiliki waktu tertentu untuk dikunjungi atau batas waktu tertentu, pengunjung hanya perlu menemukan jantung hutan tanpa tersesat di gelapnya hutan yang berkabut.

Henry baru bisa bernapas dengan leluasa, dadanya sudah tidak lagi merasa sesak karena tipisnya oksigen di dalam hutan lebat berkabut, dan ia pun sudah dapat dengan leluasa mencari omega nya yang dengan berani-beraninya melarikan diri dari dekapannya. Ia harus mencari lelaki itu apapun yang terjadi, di situasi apapun, bahkan jika omeganya sudah menikah bukanlah hal yang dapat membuat Henry mundur.

"Kita baru sampai dan kau sudah kehilangan focus?" Leonard menepuk bahu kakaknya, ia menyadari jika sejak kedatangan mereka di perbatasan kakaknya selalu mencoba mencuri pandang ke segala arah, seolah tengah mencari seseorang.

"Hades ku dengar tidak datang tahun ini." Leonard kembali mencoba berbicara pada Henry yang masih tetap mengacuhkannya.

Henry tidak terlalu memperhatikan perkataan adik se-ibu nya tersebut dan lebih memilih untuk mencari keberadaan Alexei, ia hampir saja menyerah dan beranggapan jika Alexei tidak datang tahun ini, ketika sudut matanya menangkap sosok tinggi semampai Alexei dengan topi hanfu senada dengan putihnya pakaian yang selalu ia pakai.

"Aku akan kembali." Henry menepuk pundak Leonard tanpa memandang wajah adiknya sama sekali, ia takut jika ia berpaling sosok Alexei akan menghilang seperti pada malam lalu.

Langkah Henry pelan namun mantap menuju sosok cantik Alexei yang tertutup kain tipis topi hanfu yang ia pakai, ia bahkan tidak memperdulikan panggilan orang-orang yang mencoba memanggil namanya untuk berbasa-basi. Fokusnya ia curahkan sepenuhnya pada sosok Alexei. Hanya pada Alexei.

"Alexei." Dengan tidak sabar Henry memanggil nama lelaki itu ketika ia sudah berada di samping tubuh omega tersebut.

Lelaki itu menoleh pelan sebelum dengan panik ia mundur satu langkah, mencoba untuk menghindari Henry. Takut jika Alexei akan kabur lagi, Henry menangkap pergelangan tangan Alexei dan menariknya ke arah tubuhnya hingga hampir tidak ada jarak di antara mereka. Henry dapat melihat Alexei yang terkesiap.

"Zade Henry?" Henry hampir tidak menyadari kehadiran sosok lain di tempat tersebut jika saja orang itu yang kemudian Henry sadari adalah Kai Ocean, Vali dari kerajaan Ocean.

"Kalian saling kenal?" Belum sempat Henry menjawab, justru Alexei lah yang dengan panik memotongnya.

"Tentu saja aku mengenal Henry, kami banyak menghabiskan banyak waktu saat perang melawan kerajaan Singosari beberapa tahun yang lalu. Harusnya aku yang bertanya bagaimana kalian bisa saling mengenal? Kau yang sangat dijaga ketat oleh Zade Tedd bisa kenal dengan seorang Henry adalah sebuah kejutan." Vali Kai dengan semangat menjelaskan bagaimana Henry dan dirinya saling mengenal, dan pertanyaan dari vali Kai jelas membuat Alexei tidak nyaman.

"Kami hanya tidak sengaja bertemu saat pertemuan di kerajaan Kentauros tahun lalu." Tidak ingin membuat omega-nya pingsan karena panik, Henry memberikan jawaban seadanya tanpa menyinggung tentang malam panas yang mereka lewati bersama.

"AAAhhhhh.... Aku tidak bisa datang saat itu, sayang sekali. Kalau saja saat itu datang pasti aku yang akan jadi pacar pertama Alexei, bukan si Elf gelap Belper Zahdoc. Haahhh...." Vali Kai menghembuskan nafas dengan dramatis, sementara Henry yang masih menggenggam pergelangan tangan Alexei tanpa mau melepaskannya meskipun sudah berkali-kali Alexei mencoba melepaskan diri, mau tidak mau memandang wajah Alexei dengan senyum kecut.

"Kenapa harus sedih? Kamu juga pacarku sekarang 'kan?" Alexei masih mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Henry, tapi pemuda itu justru mencengkramnya lebih erat.

"Benarkah? Aku juga pacarmu?" Dengan bingung Vali Kai menunjuk pada dirinya sendiri.

"Emhem...." Dengan senyum canggung Alexei mengangguk pada Vali Kai.

"Ahhh... Vali Kai, sepertinya aku melihat sepupumu. Dia melambai-lambai." Henry memotong obrolan kedua orang tersebut dengan menunjuk seorang wanita berkulit pucat dengan rambut merah terang melambai-lambai pada Vali Kai dari kumpulan manusia.

"Aku sangat ingin mengatakan jika ikan mujair tidak tahu malu itu bukan sepupuku tapi aku tidak bisa melakukannya. Fuck... Aku benar-benar benci dengan Ariel, anak tidak tahu diri itu lebih memilih bersama manusia lemah daripada bersama dengan kaum kami." Vali Kai masih tidak ada niatan untuk beranjak, membuat Henry sedikit kesal.

"Sebaiknya Vali memberikannya kesempatan, siapa tahu dia membutuhkan buih tambahan untuk memperpanjang hidupnya." Vali Kai memandang Henry sekilas sebelum akhirnya menyerah dan menghampiri Ariel yang kini sudah menjadi Permaisuri kerajaan British.

Kini hanya ada Henry dan Alexei, meskipun sangat jelas jika Alexei bahkan tidak mau berada di tempat yang sama dengan Henry sampai mengambil keputusan serampangan menjadi kekasih dari ikan lele laut dalam bernama Kai Ocean.

"Zade Henry, tolong lepaskan tanganku. Aku tidak ingin orang-orang salah paham." Alexei kembali mencoba untuk melepaskan diri, meskipun Henry sama sekali tidak ada niatan tersebut sama sekali.

"Aku akan melepaskanmu jika kau bersedia untuk menikah denganku." Henry hanya bermain-main, tapi tidak sepenuhnya. Lelaki yang dulunya penuh dengan hormon sangat merindukan sex liar yang sayangnya tidak dapat ia lakukan lagi karena pikirannya selalu penuh dengan omega dari kerajaan Mountain ini.

"Anda sudah gila." Alexei menendang tulang kering Henry, membuat pangeran dari kerajaan Binders tersebut mengaduh dan melepaskan genggamannya di tangan Alexei.

"Malam itu adalah sebuah kesalahan dan tidak akan terjadi lagi, dan aku juga tidak mau menikah dengan laki-laki yang tidak tahu artinya kesetiaan seperti anda. Selamat siang." Alexei segera berlalu dari tempat tersebut setelah mengatakan semua keresahan hatinya selama ini.


...........................

Haiiii~~~~

Bubbles bagaimana hari kalian??? Masih setia sama BBB kan??? Mari berkenalan semuanyaaa... 

Jangan lupa Voting yaaa... Terima kasih semuaa...

THE BINDERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang