Chapter 23

1K 130 35
                                    

Tidur lelap Wang Yibo terusik ketika getar ponsel di atas nakas menyapa indra pendengaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidur lelap Wang Yibo terusik ketika getar ponsel di atas nakas menyapa indra pendengaran. Tangan kanannya terulur, meraba-raba permukaan nakas dan meraih ponsel yang terus bergetar.

Tit.

“Good morninggg, babyyy!!!”

Shit!”

Sapaan ceria penuh semangat yang terdengar cempreng itu membuat telinga Wang Yibo iritasi. Dahinya mengernyit saat menyadari bahwa itu suara yang terdengar tidak asing. Ah, Theo. Ya, siapa lagi yang punya suara bising mengganggu kalau bukan makhluk satu itu.

Ada apa dia menelepon pagi-pagi begini? Batinnya.

“Di mana Xiao Zhan-ku?”

Wang Yibo mengernyitkan dahi mendengar nama Xiao Zhan dipanggil dan ditambahi –ku di belakangnya. Dia tidak. Walaupun itu Theo, dia tetap tidak suka orang lain mengeklaim Xiao Zhan sebagai milik mereka. Sampai kapanpun Xiao Zhan itu miliknya.

“ARGHHH! Berhenti memanggilnya begitu. Xiao Zhan milikku dan aku tidak akan membiarkan seorang pun memanggilnya begitu.”

Untuk beberapa saat keduanya terlibat cekcok, sampai Wang Yibo merasakan gerakan tubuh Xiao Zhan menggeliat dan terbangun mendudukkan diri tepat saat Theo memutuskan sambungan secara sepihak.

Wang Yibo terhenyak melihat Xiao Zhan yang masih dengan raut polos-lesu dan rambut acak-acakan khas bangun tidur, itu tampak menarik di matanya. Kelopak mata itu perlahan-lahan terbuka, menunjukkan mutiara kelam nan cantik yang menatap ke arahnya dalam keadaan masih sayu.

Good morning, Sayang?”

“Hmn, siapa yang menelepon?” sahut dan tanya Xiao Zhan begitu melihat ponselnya ada di tangan Wang Yibo. Tadi, samar-samar dia mendengar Wang Yibo berbicara dengan seorang, oleh karena itulah Xiao Zhan langsung menebak kalau mungkin tadi ada yang meneleponnya.

“Theo.”

“Ada apa? Apa terjadi sesuatu?”

Dengan seulas senyum simpul di bibir Wang Yibo menggelengkan kepala ringan. “Tidak, tidak ada. Theo hanya bertanya kau sudah bangun atau belum.”

“Hanya itu?” Xiao Zhan curiga.

Yang benar saja? Mana mungkin Theo menelepon hanya untuk bertanya hal yang tidak penting seperti itu. Xiao Zhan tahu seperti apa sahabatnya itu. Theo tidak akan menghubungi seseorang kalau tidak ada hal penting dan mendesak yang ingin disampaikan.

Jangan-jangan ... Suo Er? Apa terjadi sesuatu pada Suo Er? Batin Xiao Zhan mulai overthinking. Apa aku menemuinya nanti? Ah, atau sebaiknya aku menghubunginya kembali dan menanyakan ada apa. Aku tidak mau membuat masalah dengan Wang Yibo di saat-saat seperti ini.

“ ... Zhan.”

“Xiao Zhan!”

“Huh?!” Xiao Zhan terkesiap. Tanpa sadar dia melamun saat memikirkan alasan Theo meneleponnya pagi-pagi sekali.

One Swallow Doesn't Make A Summer [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang