Edinburgh menjadi saksi kisah pahit dalam drama kehidupan Xiao Zhan. Tujuh tahun setelah perpisahan, Xiao Zhan kembali bertemu dengan Wang Yibo, mantan suaminya, dalam keadaan yang mengenaskan.
Sepenuhnya, Xiao Zhan juga sadar bahwa di masa lalu d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hal yang pernah diduga adalah berkumpulnya orang-orang yang selalu di sisi Xiao Zhan selama ini dalam ruangan pribadi di sebuah restoran ternama yang disewa oleh Wang Yibo. Saat manik Xiao Zhan mengedar melihat orang-orang yang mengelilingi meja berbentuk bundar, tanpa dikomando seulas senyum hangat tersemat di bibirnya.
Suasana semakin meriah ketika dua orang pelayan mendorong troli yang di atasnya terdapat sebuah kue ulang tahun besar bertingkat 5. Kue dengan hiasan cantik yang didominasi warna merah tersebut terdapat motif sarang laba-laba dan sebuah spiderman sebagai hiasan.
“Suo Er, ayo tutup mata, make a wish dan tiup lilinnya,” ujar Theo begitu semangat.
“Tidak bisakah langsung potong kue saja, Uncle?”
“Tidak bisa!” tolak Theo mentah-mentah. “Kau harus meminta sesuatu lebih dulu. Bagaimanapun juga ini hari ulang tahunmu, apa yang kau inginkan pasti akan terkabul.”
“Benarkah?”
“Ya.”
“Kalau begitu Suo Er ingin menjadi dewasa sekarang,” celutuknya polos.
Xiao Zhan, Pete, Evan dan yang lain terkekeh-kekeh ringan mendengar pernyataan lugas Suo Er. Namun, tidak dengan Theo yang langsung memberikan jitakan di kepala Suo Er. “Permintaan macam apa itu? Berhenti mengada-ngada bocah, cepat tiup lilinnya.”
Sembari mencebikkan bibir akhirnya Suo Er memejamkan mata, menyatukan kedua tangan di depan dada lalu terdiam untuk beberapa saat.
Fyuuuhh ....
Kepulan asap tipis menguar ke udara ketika lilin baru saja ditiup. Suo Er membuka mata dan langsung disambut dengan tepuk tangan meriah dari semua orang.
“Selamat ulang tahun, Sayang.” Dengan sigap Xiao Zhan memeluk dan mencium pipi Suo Er.
Saat Wang Yibo hendak ikut melakukan hal sama seperti Xiao Zhan tiba-tiba Suo Er mengelak dan memilih memeluk Huang Jingyu yang berada di samping Theo.
Tidak hanya Huang Jingyu, semua orang pun terkejut melihat itu, tetapi Theo dengan sigap menarik Suo Er dan berkata, “Hei, bocah. Kau benar-benar, ya. Seharusnya kau memelukku lebih dulu setelah papamu, kenapa malah ke Dokter Huang.”
Suo Er tidak mengindahkan protes yang dilontarkan Theo, dia kemudian kembali ke depan dan meminta Xiao Zhan untuk segera memotong kue-nya. “Pa, tolong potongkan kue-nya dan berikan bagian yang paling besar untuk dokter.”
“Eum, oke.”
Meskipun Xiao Zhan bingung dengan sikap Suo Er yang entah mengapa terasa begitu condong pada Huang Jingyu, tetapi dia tetap melakukan permintaan buah hatinya itu.”
Sementara itu, Wang Yibo yang mendapat penolakan sejak tadi hanya dapat menggeram kesal dalam hati dan mengepalkan kedua tangan. Firasatnya mengatakan bahwa Suo Er saat ini tengah berusaha mendekati Huang Jingyu. Entah apa maksud dan tujuannya, tetapi jika itu berhubungan dengan Xiao Zhan ... Wang Yibo tidak bisa diam.