4

292 14 2
                                    

Eren datang sendirian menemui Mikasa. Levi pun bangkit dari duduknya dan pindah berdiri di sudut ruangan.

"Mikasa apa kau sudah baik-baik saja?"

"Ya aku sudah baik-baik saja, dimana Armin?"

"Jangan bertanya tentang lelaki lain didepanku."

Levi yang mendengar hal itu sontak berdehem untuk menetralisir amarahnya, ingin rasanya memukul bocah ingusan itu. Eren yang menyadari adanya sang kapten segera menunduk dan menyapanya tapi hanya dijawab deheman saja.

"Oi bocah biarkan Mikasa beristirahat dia tidak boleh banyak bergerak."

"Benarkah itu? Baiklah Mikasa aku pergi dulu ya gunakan waktumu untuk beristirahat nanti aku akan kembali lagi.", Ucapnya dengan mengacak pelan puncak kepala Mikasa.

Levi yang melihatnya merasa semakin ingin menendang bocah yaeger itu. Setelah kepergian Eren Levi menutup pintu dan menguncinya.

"Kenapa dikunci pintunya?"

"Agar tak ada yang menggangu waktu kita."

"Eh-"

"Mikasa..", panggilnya lirih, dia menggenggam tangan Mikasa dan menatap matanya.

"A-ada apa heichou.", Mikasa tergagap melihat tingkah Levi yang tak seperti biasanya, apakah kepala kaptennya ini habis terbentur?

"Mungkin ini sedikit konyol, tapi aku benar-benar tak bisa memendamnya lagi, aku rasa aku mencintaimu."

Mikasa menutup mulut tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh kaptennya itu, dia pun merasakan hal yang sama saat bersama kaptennya, dia merasa sepertinya dia juga memiliki perasaan yang sama dengan sang kapten.

"Bagaimana?", Pertanyaan Levi membuat Mikasa tersadar dari lamunannya.

"Apakah ini tidak terlalu cepat heichou?"

"Cinta tak membutuhkan waktu."

"Aku tidak percaya ini tapi kurasa aku juga memiliki perasaan yang sama denganmu heichou."

"Awalnya aku juga sama sepertimu tidak percaya dengan perasaanku sendiri tapi saat melihat kau dengan Eren membuat hatiku memanas, aku tak ingin melihat hal itu terjadi lagi."

Perkataan Levi yang blak-blakan membuat pipi Mikasa memerah, dia juga masih bingung dengan perasaannya tapi benar apa yang dikatakan kaptennya ini sepertinya dia juga merasakan hal yang sama.

"Baiklah heichou aku menerimamu."

Dengan cepat Levi memeluk Mikasa dan mencium wajahnya bertubi-tubi. Agaknya dia lupa bahwa Mikasa masih cidera.

"Terima kasih sayang aku benar-benar bahagia."

"Sama-sama Levi Kun."

Panggilan dari Mikasa semakin membuat Levi mabuk kepayang. Ditariknya pelan tengkuk Mikasa, menempelkan bibirnya mengecup lembut bibir manis itu. Melumatnya pelan tanda kasih yang tersalurkan, bermain lidah dan bertukar saliva. Lumatan panas itu agak lama, berakhir karena kebutuhan oksigen.

"Mulai sekarang tak boleh ada lelaki lain yang menyentuhmu tak terkecuali Armin dan Eren."

"Kenapa Levi Kun mereka sahabatku?"

"Tidak ada alasan, itu mutlak.", Tegasnya.

"Huh baiklah.", Jawab Mikasa dengan mendengus.

"Gadis pintar.", Sembari mengelus puncak kepala Mikasa.

Levi ikut berbaring disamping Mikasa merengkuh gadis pujaan hatinya itu. Hangat dan nyaman itu yang Mikasa rasakan saat ini tak terasa ia terbawa ke alam mimpi, melihat gadisnya sudah tertidur Levi pun ikut memejamkan matanya. Merasakan kualitas tidur yang baik karena biasanya ia akan susah tidur karena insomnianya.










Captain Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang