6

194 9 3
                                    

Sebagian kadet 104 diasingkan di sebuah kastil selatan wall Sina, komandan Erwin melakukan hal ini tentunya memiliki tujuan. Mike yang mendapatkan tugas mengawasi mereka, mencium adanya pergerakan dari arah selatan. Ya, dia memiliki indra penciuman yang tajam.

Reiner dan Bertholdt sedang serius bermain catur, sedang disamping mereka ada Connie dan Sasha yang meletakkan kepalanya di meja. Sasha yang memiliki pendengaran tajam terlonjak saat mendengar suara langkah kaki. Nanaba datang untuk mengevakuasi kadet 104, mereka segera berlari menuju kuda dan pergi dari sana karena para titan itu berjalan menuju kastil.

Mereka memacu kuda dengan kecepatan tinggi, pasukan dibagi menjadi empat kelompok berpencar ke arah selatan, utara, timur, dan barat untuk mengevakuasi penduduk daerah sekitar.

Mike kembali ke kastil dan membabat habis titan-titan itu. Tetapi setelahnya dia bertemu titan aneh yang dapat berbicara, dia sangat syok matanya terbelalak, tapi ia langsung memanggil kudanya dan pergi dari sana.









Mikasa yang sedang bersama Eren tiba-tiba dikejutkan oleh Armin yang datang tiba-tiba dengan nafas terengah-engah.

"Ada titan di wall rose."

Dengan segera mereka pergi menuju kereta kuda untuk pergi ke distrik Ehrmich. Armin, Eren, dan Mikasa sudah duduk diatasnya, dari jauh Levi melihat Mikasa yang duduk disamping Eren. Ingin rasanya Levi menggantikan posisi duduk Eren tapi apa daya ia harus duduk disamping pastor Nick karena ia bertugas menjaganya.

"Apa kau cemburu Levi?"

"Diam kau mata empat sialan.", Geramnya.

"Hohoho kau tak bisa membohongiku lihat alismu yang bertaut itu dan tatapan tajammu itu mengarah ke mereka berdua.", Goda hanji.

"Cih.", Setelah itu dia menendang kaki hanji.

Hanji, pastor Nick, dan Levi berjalan ke arah kereta kuda dan menaikinya.

"Apakah kalian menunggu lama?", Tanya hanji.

"E-eh itu kan pendeta pemuja tembok.", Armin kaget melihat keberadaan pastor Nick.

Selama diperjalanan hanji dan armin saling bertukar pendapat tentang yang sebenarnya terjadi. Lain halnya dengan Levi yang terus memberi tatapan tajam kepada Eren, Mikasa yang menyadari kekasihnya sedang cemburu hanya tersenyum tipis dan mengalihkan pandangannya.

Mereka sudah sampai di distrik Ehrmich, Armin Mikasa dan Eren sedang bersiap-siap untuk pergi menolong teman-teman mereka yang berada di kastil Utgard. Hanji masih membujuk pastor Nick agar mau membuka suara tentang kebenaran dinding, ditemani Levi yang berada dibelakangnya.

Saat akan berangkat Armin Mikasa dan Eren dihentikan oleh Levi yang memberi pesan pada mereka masing-masing.

"Saat ini kita berjalan masing-masing."

"Erwin yang membentuk tim kalian, tapi semuanya tergantung kalian sendiri."

"Armin.... Peras lah otakmu dan bantu Hange."

"Eren belajar lah mengendalikan amarahmu jangan sampai kau lupa dengan tujuanmu."

Setelah itu mereka beranjak untuk pergi, tapi sebelum pergi tangan Mikasa dicekal oleh Levi. Digenggamnya tangan halus itu.

"Berhati-hatilah jangan sampai mati.", Dikecupnya punggung tangan Mikasa.

"Aku menunggumu disini.........kau harus kembali dengan selamat untukku.", Setelah mengatakan itu Levi memeluk erat Mikasa dan mengecup singkat bibirnya.

"Sudah pasti aku akan kembali dengan selamat untukmu.", Jawaban Mikasa menenangkan hati kekasihnya.

Dari kejauhan ada sepasang mata yang memperhatikan keintiman mereka berdua dengan senyum dan cengiran yang tak jelas.









Di kastil Utgard, Nanaba, Lynne, Henning, dan Gelgar berkumpul bersama kadet 104, menunggu fajar tiba agar dapat keluar dari sana karena titan tidak bergerak saat malam hari.

Reiner yang terluka karena menolong Coonie saat didesanya tadi dibantu oleh Historia untuk mengobati lengannya. Tak disangka Historia merobek roknya untuk membalut luka Reiner.

"Harus kunikahi.", Batin Reiner.

"Aku juga terluka Historia.", Ucap Ymir dengan nada memelas.

"Obati lah dengan ludahmu.", Ejek Coonie.

"Reiner terimakasih sudah menolongku.", Lanjutnya.

Lynne yang berjaga diatas kastil segera masuk dan memberi tahu bahwa segerombolan titan datang menuju kastil. Mereka yang mendengar itu kaget dan berbondong-bondong naik tangga menuju atas kastil untuk melihatnya.

Nanaba dan Gelgar segera bersiap keluar dari kastil untuk membasmi para titan. Sebelum itu dia berpesan pada anggota kadet 104.

"Kalian tinggalah disini kami akan mengatasinya.", Setelahnya dia pergi bergabung dengan rekannya untuk membunuh titan.

Situasi kacau titan-titan itu masuk ke dalam kastil, Ymir, Historia, Reiner, Bertholdt, dan Coonie menyaksikan kelihaian empat senior mereka dari atas kastil. Kastil itu bergerak seperti akan roboh, entah apa yang dipikirkan Reiner dengan cepat ia berubah menjadi titan armor dan menangkap teman-temannya yang akan jatuh ke tanah.

Reiner dengan titan armornya melawan titan-titan itu sendirian, sedangkan senior mereka bergelantungan di dinding kastil menyaksikan Reiner yang membunuh para titan dengan membabi buta. Teman-teman Reiner menyaksikan kejadian itu dengan kaget, mereka tak menyangka jika Reiner adalah titan. Berbeda dengan Bertholdt dia juga kaget tapi kagetnya karena ia bertanya-tanya mengapa Reiner mengungkapkan identitasnya.

Reiner kehabisan tenaga tinggal beberapa Titan lagi tapi kekuatannya sudah lemah, tanpa diduga Ymir juga merubah dirinya menjadi titan rahang dan membantu Reiner, tepat saat itu pasukan pengintai datang.

Mikasa langsung turun dari kudanya dengan bermanuver membantu titan Ymir dan titan Reiner yang sudah melemah.

"Terimakasih Mikasa kau datang tepat waktu.", Seru Historia.

Pasukan pengintai yang baru datang syok saat melihat ada dua titan manusia dari kadet 104. Dirasa sudah tak ada titan Ymir keluar dari bentuk titannya. Berbeda dengan Reiner sepertinya dia memulihkan tenaganya.

Tanpa pikir panjang Reiner mengambil Eren yang berdiri diantara teman-temannya itu. Dan saat akan mengambil Bertholdt juga dia kalah cepat Bertholdt sudah ditarik lebih dulu oleh hanji dan Moblit.

"EREEENNNNN.", Teriak Mikasa.

"Ikat tangan dan kakinya jangan lupa untuk menyumpal mulutnya.", Pesan Hanji kepada Moblit yang dijawab anggukan oleh Moblit.

Mikasa bermanuver untuk mengejar titan armor yang akan berlari, ditebas tengkuknya tapi nihil pedangnya patah.

"Baju berzirah jaman dulu memiliki titik yang tak dilindungi oleh logam agar bisa bergerak."

"Titik itu biasanya ada pada persendian.", Pesan Hanji pada Mikasa.

Dengan cepat dia mendekati titan armor dan dilukainya bagian-bagian persendiannya, terutama dibelakang lutut Mikasa menebasnya lebih dalam. Benar saja titan armor jatuh ke tanah.

Eren yang sadar titan armor sudah lemah dia berusaha untuk keluar dari cengkramannya, dia tak berniat merubah diri menjadi titan ia ingat pesan Levi heichou. Dia berhasil keluar dan berlari menuju teman-temannya. Sedangkan Mikasa berdiri diatas tengkuk titan Reiner.

"Mau keluar sendiri atau aku yang mengeluarkanmu?", Tanya Mikasa dengan nada membentak.

Reiner yang sudah terpojok lebih memilih keluar dan angkat tangan bermaksud menyerahkan diri, ia tak bisa berbuat banyak apalagi mengingat sahabatnya Bertholdt yang sudah ditangkap.

Keberadaan mereka berdua agak jauh dari teman-temannya, tanpa disadari masih ada satu titan yang mendekat dan langsung mengangkat tubuh Mikasa diremasnya tubuh mungil itu didalam kepalan tangannya. Reiner tak bisa membantu karena tubuhnya sudah melemah, tanpa disangka Jean datang menolong Mikasa, saat datang ia langsung menebas tengkuk titan itu. Mikasa pun jatuh diatas titan Reiner yang sedikit demi sedikit menguap, ia tak sadarkan diri.











See you next chapter..................

Captain Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang