9

276 12 5
                                    

Sudah 3 bulan lebih mereka masih menempati rumah ini, Levi masih merahasiakan kehamilan Mikasa bahkan dari Mikasa sendiri. Tetapi dia menjaga ketat Mikasa, tak pernah sekalipun Mikasa jauh dari jangkauannya.

Sikapnya yang overprotektif terhadap Mikasa membuat anggota pasukannya menerka-nerka apa yang terjadi di antara mereka berdua. Eren masih belum menerima jika memang kaptennya dengan Mikasa ada hubungan yang tak ia ketahui. Ia akan berusaha mengambil kembali hati Mikasa.

Pagi ini anggota pasukan Levi kembali disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing, seperti biasa Mikasa dan Historia mendapat bagian memasak tetapi kali ini ada yang berbeda.

"Mikasa kenapa kamu memakai masker? Bukannya tempat ini sudah sangat bersih sesuai standard kebersihan heichou?", Tanya Historia.

"Entah mengapa aku merasa mual jika mencium hal yang berbau."

"Hal yang berbau? Apapun?"

Mikasa mengangguk sebagai jawaban tapi sepertinya Historia salah paham karena setelahnya dia mencium ketiaknya sendiri, dia berpikir mungkin bau badannya yang dimaksud Mikasa.

Mikasa yang melihat hal tersebut lalu terkekeh pelan dibalik maskernya, tanpa sadar ia mengelus perutnya yang entah mengapa akhir-akhir ini terasa nyaman ketika dielus.

Malam pun tiba Levi dan pasukannya berkumpul di meja makan bersiap untuk menyantap makan malam mereka. Tak ada satupun dari mereka yang membuka obrolan, suasana hening hanya ada suara binatang malam saja yang terdengar. Hingga kejadian tak terduga terjadi.

"Mikasa kau kenapa?", Sasha panik melihat Mikasa berlari kearah kamar mandi.

Sasha hendak menyusul Mikasa tetapi ia urungkan setelah mendengar interupsi dari kaptennya yang menyuruhnya tetap melanjutkan makan.

Setelahnya Levi sendiri yang menyusul Mikasa ke kamar mandi, sontak membuat semua orang yang berada di meja makan bertanya-tanya.

"Mengapa akhir-akhir ini kapten perhatian sekali kepada Mikasa.", Celetuk Jean.

"Mungkin hanya perasaanmu saja Jean", Sangkal Historia meskipun sebenarnya dalam hati ia membenarkan perkataan Jean.

"Kapten memang begitu kepada anggota pasukannya atau hanya pada Mikasa?", Connie bertanya-tanya.

Disisi lain Levi berdiri dengan bersedekap dada dan bersandar pada dinding depan kamar mandi menunggu Mikasa keluar.

"Apa kau baik-baik saja?", Tanya Levi.

"Ya aku baik-baik saja hanya mual pergilah aku tak apa.", Jawab Mikasa dari dalam kamar mandi.

Levi mengusap wajahnya gusar, ia tak sampai hati melihat keadaan Mikasa seperti ini tanpa memberi tau penyebabnya. Jika dia mengatakannya sekarang bagaimana respon Mikasa? Atau bagaimana jika dia berencana mengatakan setelah misi atau kemungkinan terburuknya saat terlambat mengatakannya.

Setelahnya Mikasa keluar dari kamar mandi dan memberikan senyum seakan mengatakan jika dirinya baik-baik saja. Levi menggandeng Mikasa menuntunnya masuk ke dalam kamar.

"Tidurlah mungkin akan membuatmu lebih baik.", Ucap Levi lembut.

Mikasa duduk bersandar pada headboard ranjang dan menepuk tempat kosong disampingnya untuk Levi duduk, tangannya menarik tangan Levi dan meletakkan diatas perutnya yang masih rata.

"Entah mengapa perutku terasa nyaman saat dielus."

"Dan aku juga lebih suka berada dipelukan hangatmu.", Lanjutnya dengan meletakkan kepalanya di dada bidang Levi.

Levi tersenyum getir sembari mengusap perut dan puncak kepala Mikasa.

Paginya Hanji dan Moblit datang membawa pesan dari Erwin, mereka semua berkumpul diruang tamu tak terkecuali, bahkan Mikasa juga berada disana. Kondisinya sudah lebih baik dari yang semalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Captain Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang