8

194 11 11
                                    

Mikasa duduk berdiam diri dikamar memikirkan hal yang terjadi siang tadi, ia pikir sudah menyakiti perasaan sahabatnya Eren. Tak menampik jika dulu ia memiliki perasaan pada Eren tetapi Eren tak pernah peka dan dia lebih memilih mengubur perasaannya dalam-dalam.

"Sayang...", Panggil Levi yang baru saja masuk kamar.

Setelah mengunci pintu langsung saja Levi melangkah kearah Mikasa yang sedang duduk diatas ranjang, ditindihnya gadis itu.

"Bagaimana keadaanmu sudah lebih sehat?", Tanya Levi.

"Pastinya.", Jawab Mikasa.

"Kalau begitu..........", Levi menggantung ucapannya.

"Lakukan saja."

Diraihnya dagu Mikasa dan mencium bibirnya, lama-lama ciuman itu menjadi ciuman menuntut.

Entah sejak kapan mereka berdua sudah telanjang bulat, atau suara decitan ranjang dan suara pertemuan antar kulit memenuhi kamar yang menjadi saksi bisu aktivitas panas mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah sejak kapan mereka berdua sudah telanjang bulat, atau suara decitan ranjang dan suara pertemuan antar kulit memenuhi kamar yang menjadi saksi bisu aktivitas panas mereka.

"Aaahhh astagah kamu sempit sayang."

"Lebih cepat leviihhhh."

Levi menggerakkan pinggulnya dengan cepat, gerakannya yang cepat menyentuh titik-titik kenikmatannya.

"Oohhh aaaaahhh Leviihhh.", Desah Mikasa dengan mencengkeram rambut Levi.

Levi yang menenggelamkan wajahnya di dada Mikasa, mengerang nikmat saat tubuhnya bergetar dan mengeluarkan benih cinta itu kedalam rahim Mikasa.







Hari ini mereka membagi tugas, Eren dan Armin membersihkan rumah, Mikasa dan Historia mengambil kayu, sedangkan Jean Shasa dan Coonie berbelanja bahan masakan dipasar.

"Sasha jangan mulai.", Armin memperingati Sasha.

"Apa? Aku tak melakukan apapun.", Sasha membela diri.

"Tunjukkan isi sakumu.", Perintah Armin.

"Kau mencurinya Sasha?!", Tanya Jean tegas.

Eren yang masih sibuk membersihkan kaca tak sengaja melihat kedatangan Mikasa bersama Historia, dirinya tak berminat untuk melihat lebih lama atau mengajaknya berbicara.

"Apa yang terjadi?", Tanya Mikasa melihat kegaduhan di ruang makan.

Armin yang tadinya sibuk mengomel pada Sasha sekarang berbalik menghadap Mikasa, lalu menatap Eren yang ada dibelakang Mikasa, dia masih sibuk dengan tugas bersih-bersihnya.

"Kenapa Armin?", Tanya Mikasa kembali karena sikap Armin yang aneh.

"A-anu tak apa Mikasa Sasha ketahuan mencuri lagi.", Jelas Armin.

Armin sebenarnya mengetahui perasaan Eren pada Mikasa dan tentang hubungan mereka bersama sang kapten, karena kemarin Eren sempat curhat padanya yang memergoki Mikasa dan Levi masuk kedalam kamar yang sama. Hanya saja dia tak mau ikut campur lebih jauh, tetapi dia tetap berusaha bersikap tenang seperti biasanya sebagai sahabat.

Captain Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang