5

191 8 0
                                    

~Flashback on~

Levi terus memikirkan gadis yang menyita perhatiannya akhir-akhir ini. Gadis itu berbeda dengan yang lain dia memiliki keberanian yang besar dan itu menarik baginya.

Ingatannya masih berputar saat pertama kalinya mereka bertemu. Mata mereka saling melempar pandangan dan gadis itu memberikan aura suramnya saat di persidangan. Entah mengapa akhir-akhir ini ia sering memikirkan gadis suram itu.

"Heichou.", Panggil Petra.

Lamunannya pun buyar saat Petra datang membawa nampan yang berisi secangkir teh. Petra memang sering memberikan perhatian lebih padaku, aku yang tua ini paham perhatian yang Petra berikan tak semata karena kita rekan. Dia menyukaiku tapi sayang aku tak bisa membalas perasaannya, aku hanya menganggapnya sebagai rekan saja tak lebih.

"Ini untukmu.", Ucapnya dengan meletakkan nampan dimeja depan Levi.

"Apakah aku mengganggu waktumu heichou?", Tanyanya.

"Hhhm tidak.", Jawabnya dengan singkat.

Petra sudah biasa dengan sikap dingin kaptennya ini, tapi ia tak menyerah untuk menaklukkan hatinya.









Hari ini kadet angkatan 104 datang untuk pertama kalinya di markas pasukan pengintai. Mikasa dan Armin jalan beriringan berniat mencari keberadaan Eren, mereka berdua meninggalkan teman-temannya yang lain. Saat didekat kandang kuda Mikasa melihat Eren disana dan segera didekatinya.

"Eren apa kau baik-baik saja?", Tanyanya khawatir.

"Pastinya baik-baik saja Mikasa lihatlah aku masih bisa berdiri dihadapanmu.", Ucap Eren menenangkan Mikasa.

"Syukurlah, si pendek itu tak melukaimu lagi kan?"

"Pendek? Siapa?"

"Huh orang yang memukulmu di persidangan."

"Oh levi heichou, dia baik kok."

Sebenernya Levi mendengarkan semua pembicaraan ketiga pemuda itu, dia sudah berdiri didepan pintu kandang kuda dari tadi. Entah mengapa mendengar perkataan Mikasa membuat perasaannya tak karuan, gadis itu dapat melihat eksistensinya meskipun dengan si gadis yang membencinya.









Hari ini misi pertama keluar dinding untuk para kadet angkatan 104. Awalnya rencana berjalan lancar meskipun mengakibatkan banyak korban berjatuhan. Titan wanita itu tertangkap, segera Levi bermanuver menuju kepala titan itu.

Awalnya rencana dan formasi yang dibuat Erwin berjalan dengan lancar, tetapi formasi rusak saat titan wanita datang dan membunuh banyak anggota pasukan. Entah apa tujuannya tapi komandan Erwin memberi perintah agar pasukan menunggu diatas pohon selagi belum ada perintah darinya, dan apa yang ditunggu?

Ketika pasukan Levi sudah memasuki hutan dengan titan wanita yang masih mengejar mereka.

"TEMBAK!", Teriak Erwin dari atas pohon.

Seketika titan wanita itu mematung saat tubuhnya dipenuhi tali yang ditembakkan pasukan pengintai, pasukan Levi pun terkejut karena mereka tak tau rencana komandannya itu.

"Oi...kami tak punya banyak waktu."

"Jika bagian tubuhmu kupotong tak masalah kan?", Tanya Levi yang sedang berdiri diatas titan wanita.

"AAAAARRRRRRRGGGHHHHHHH"

Seketika titan wanita itu berteriak suaranya yang keras memekakkan telinga bagi yang mendengarnya dari dekat. Teriakan titan wanita itu terdengar hingga jauh, pasukan yang berada dipinggir hutan juga mendengarnya. Setelahnya banyak titan-titan yang berlari menuju dalam hutan, ternyata mereka menuju titan wanita dan menggerogoti tubuhnya.

"PASUKAN MUNDUR."

"KITA KEMBALI KE CALANES.", Titah Erwin.

Mereka semua sudah kembali menunggangi kuda masing-masing, saat di perjalanan akan kembali mereka dikejutkan oleh teriakan titan yang mereka kenali, ya itu titan Eren.

Levi bermanuver menyusuri hutan tujuannya adalah mencari pasukannya yang ia tinggalkan bersama dengan Eren, matanya terbelalak saat menangkap pemandangan yang tak pernah ia inginkan, pasukannya tewas Gunther, Eld, Oruo, dan Petra meninggal dengan cara mengenaskan.

Pandangannya jatuh pada mayat Petra yang terduduk menghadap pohon, meski dia tak bisa membalas perasaan Petra tetapi dia juga tak mengabaikannya dan tetap menganggap Petra sebagai teman.

Melanjutkan untuk menyusuri hutan, seketika dia berhenti ketika melihat seorang gadis yang bertarung sendirian menyerang titan wanita. Dia cukup kuat dan berani melawan titan itu sendirian, gerakannya yang cepat dan lihai menghipnotis Levi karena pasukannya pun belum tentu bisa melakukan itu.

Dengan cepat dia menangkap tubuh sang gadis dengan memeluk pinggangnya. Gadis itu cukup terkejut dan menoleh, pandangan mereka bertemu untuk kedua kalinya. Perasaan asing yang menyelimuti mereka, entah mengapa jantungnya menjadi berdebar kencang.

Segera dialihkan pandangannya, seharusnya sekarang ia fokus untuk mengambil Eren kembali, tapi mengapa jika berdekatan dengan kaptennya ini perasaannya menjadi tidak karuan.

"Heichou"

"Lepaskan aku!"

"Tidak, patuhi perintahku!"

"Kau tidak menjaganya dengan baik."

"Aku bersamamu Mikasa, kau alihkan perhatiannya aku yang menyerang."

"Baiklah heichou hati-hati."

Entah mengapa secuil perhatian dari gadis ini membuat perasaanya menghangat.

Saat pasukan pengintai kembali, banyak penduduk yang menghampiri mereka untuk menanyakan keberadaan anggota keluarganya yang tak terlihat dibarisan. Tak terkecuali ayah Petra yang menghampiri Levi.

"Kurasa dia masih terlalu muda untuk menikah dan dia belum punya pengalaman."

"Kenapa dia tak menanyakan keberadaan anaknya? Bahkan aku tak ada perasaan pada Petra dan apa dia melamarku?", Batin Levi bertanya-tanya.








Malamnya di markas mereka berkumpul, Erwin memberi tahu bahwa esok pasukan pengintai akan menyergap titan wanita dan identitasnya sudah diketahui, dia adalah anggota polisi militer.

Eren tak percaya dengan apa yang dikatakan komandannya sampai saat penyergapan pun dirinya tak siap melawan teman seangkatannya sendiri, Annie Leonhart.

Hingga Mikasa jatuh dan terluka saat berusaha melawan titan Annie, ia pun dengan sekuat tenaga berubah menjadi titan dan menyerang Annie.

Eren masih tak sadarkan diri, Mikasa pun terluka tetapi seseorang setia menjaganya. Siapa lagi kalau bukan sang kapten, disela sela kesibukannya dia selalu menyempatkan untuk datang ke ruangan rawat inap Mikasa untuk menjenguk dan memastikan apa dia sudah sadar atau belum.

Setelah melalui banyak waktu bersama sang gadis dia selalu merenungi apa arti perasaannya, dia sekarang paham ini adalah cinta, ya dia pikir dia sudah jatuh cinta pada gadis itu.

"Bangunlah cantik.", Ucapnya dengan menggenggam tangan Mikasa yang masih tak sadarkan diri.

Dia juga sering melihat Eren yang selalu datang menjenguk Mikasa seperti dirinya. Dia berpikir jika tak segera memiliki gadis itu ia akan jauh tertinggal dengan bocah ingusan ini.

Puncaknya pada hari ini saat Mikasa sudah sadar dan Eren datang menjenguk. Bocah itu dengan lantangnya memberi peringatan pada Mikasa agar tak menanyakan lelaki lain saat bersamanya, memangnya siapa dia mengatur-atur gadis itu.

Dan dengan keteguhan hatinya Levi berani mengungkapkan perasaannya pada Mikasa. Awalnya dia takut akan ditolak dan dijauhi oleh gadis itu, tapi takdir berpihak padanya. Gadis itu menerimanya dan hari ini mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata perasaan bahagianya hari ini yang tak pernah ia rasakan seumur hidup.

"Aku mencintaimu sayang.", Ucap Levi dengan menyatukan kening mereka.

"Aku juga mencintaimu Levi Kun."

~Flashback off~















See you next chapter...............

Captain Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang