"Aku suka perbedaan, tapi tidak suka jika dibeda-bedakan!" —Itoshi Rin.
✴️✴️✴️
Pagi ini seluruh anggota keluarga tengah berkumpul di ruang makan, beberapa pelayan datang dan membawakan sarapan mereka. Ada yang membawa nampan berisi setumpuk roti tawar, selai dalam wadah kaca bercorak kristal serta 7 gelas susu almond hangat.
Raja dan Ratu memang menerapkan kebiasaan mandiri. Para pelayan itu hanya diperintahkan untuk mengantarkan saja, untuk selanjutnya mereka akan mengambil masing-masing makanan yang sudah tersedia di meja. Selain mandiri, Raja dan Ratu pun membiasakan hal ini agar waktu mereka dalam lingkup ini tidak hanya sekedar sarapan saja, melainkan untuk bercakap-cakap juga.
Sarapan dimulai, beberapa dari mereka mengambil gelas yang berisi susu, sedangkan Bachira, ia langsung mengambil selembar roti dan sebuah pisau tipis yang jaraknya cukup jauh darinya.
Dengan kemampuan telekinesis yang dimilikinya, roti dan pisau itu langsung sampai pada tangannya, sedangkan seluruh anggota keluarganya hanya memerhatikan pria itu. Bachira hendak mengambil selai dengan melayangkan pisaunya, namun saat matanya bertemu dengan mata Rin ...
Pisau yang hendak ia gunakan untuk mengambil selai malah berakhir menancap di punggung tangannya.
"Kyaaaaa ...." teriak Bachira, membuat seluruh anggota keluarga terperanjat.
"Ada apa Bachira?" Suara lembut sang ibunda menyadarkan dirinya. Bachira beralih menatap telapak tangannya, tidak ada luka apapun disana.
Tawa Rin menggelegar dalam ruangan itu, semua orang yang berada disana mulai mengerti maksud dari tawa itu.
"Kau mengerjaiku, Rin!" kesalnya pada sang kakak.
"Bachira, panggil kakakmu dengan sopan," tegur Raja Ego dengan nada biasa.
Rin menciptakan ilusi tadi kepada Bachira, "Semua yang ada disini memerhatikanmu Bachira, ambilah roti dan selai itu dengan tanganmu."
"Benar, Bachira, kamu bisa berdiri dan mengambil itu dengan tanganmu," ujar Nagi menyetujui ucapan Rin.
Isagi dan Chigiri hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat perdebatan saudaranya itu.
"Sudah cukup, tidak usah berdebat. Sebagai hukumannya, kamu harus menyiapkan sarapan untuk kami semua," ucap Ratu kepada Bachira.
Bachira hanya menghela nafas, kemudian bangkit dari duduknya dan mengolesi beberapa roti dengan selai untuk mereka yang ada disana.
🕷️🕷️🕷️
Siang hari begitu cerah, langit biru terpampang indah tanpa terhalang kapas-kapas putih.
Chigiri dan Isagi tengah menunggangi kuda di halaman samping istana, sedangkan ketiga saudaranya nampak tengah berlatih menggunakan pedang untuk berperang.
Rin dan Nagi sedang melawan sebuah pedang yang bergerak sendiri, ya! Itu adalah Bachira, ia terus-menerus melakukan aktivitas dengan menggunakan kekuatannya.
Isagi menuruni kudanya, lalu mengaitkan tali kekang kuda itu pada sebuah pohon. Saat hendak berjalan menuju ketiga kakaknya, Chigiri menghentikan langkah Isagi.
"Kamu mau kemana, Yoichi?" tanyanya yang kini tengah berdiri di depan Isagi.
"Aku ingin ikut latihan bersama mereka, Kak. Kenapa kau mencegatku?"
"Kau yakin akan ikut latihan bersama mereka?"
"Mengapa tidak? Aku sudah terbiasa menggunakan pedangku saat berlatih bersama pasukan perang," ujarnya dengan percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ♚ Crepuscular Kingdom ♚ Blue Lock
Fantasy[Fanfict-fantasi] Kita memang diciptakan dengan kekuatan yang berbeda, tapi kita juga diciptakan dengan potensi yang sama. Tidak peduli mau sehebat apa, jikalau hukum alam berkata derajat kita sama, kita semua tetap sama. _______________ Blue Lock...