"Merah yang mengalir pada tubuh kita berasal dari dua darah yang sama. Tidak ada yang bisa menceraikannya, karena kita adalah keluarga." —Yoichi Isagi.
✴️✴️✴️
Setelah melewati perjalanan panjang selama 1 hari 1 malam, akhirnya Isagi menemukan sebuah pemukiman di bawah bukit. Dari jauh, nampak beberapa rumah kayu berjejeran disana.
Isagi mulai mendekati pemukiman itu, anehnya, rumput-rumput liar memenuhi segala sisi jalan. Sesampainya di sana, rumah-rumah tersebut terlihat sudah rapuh, banyak kerusakan di segala sisinya. Sepi, kotor dan tidak terawat.
Isagi menghela nafas lelah. Nampaknya, perkampungan ini sudah tidak berpenghuni. Iapun melanjutkan perjalannya lagi hingga benar-benar menemukan penduduk ataupun pemukiman lain.
✴️✴️✴️
Di istana Blue Lock, Rin dan Bachira kini kembali ikut berkumpul di ruang makan. Saat datang ke istana, mereka menyampaikan apa yang Isagi katakan saat itu. Isagi akan tinggal bersama kakek dan neneknya terlebih dahulu, sementara mereka berdua pulang ke istana.
Awalnya ratu sempat tidak setuju. Namun, Raja Ego bertindak tegas dan menyuruh ratu untuk tidak memprotes hal itu.
"Itu merupakan permintaan Isagi, Bu. Kita sudah membaca surat yang ia tinggalkan bukan?" Bachira berbicara pada sang ibu.
Kemarin, mereka memang tidak mendapati keberadaan Isagi di istana. Saat mengecek kamarnya, mereka menemukan sepucuk surat yang isinya merupakan pernyataan Isagi yang ingin tinggal di istana Covus sementara kedua kakaknya akan pulang. Ratu sempat panik, ia menganggap Isagi akan ikut-ikutan kabur dari istana. Namun, dalam surat itu disebutkan tujuan Isagi ingin pergi dulu dari istana agar dirinya bisa mandiri. Itulah yang membuat ratu berubah pikiran.
Atas permintaan Raja Ego, kali ini perlahan-lahan ratu mencoba menyesuaikan porsi sikap kepada keempat anaknya. Ia memberi perhatian sebisanya, tidak terlalu memaksakan sebab ia takut putra-putranya malah menganggap itu tidak tulus.
Keempat anak raja itu kini tengah berkumpul di ruang keluarga, mereka sedang asik mengobrol dan tertawa.
"Jangan sampai kamu mendahului kakak-kakakmu ini Nagi," kata Rin sambil dibarengi tawanya.
Nagi hanya mendengus sebal, sendari tadi dirinya terus diledek oleh saudara-saudaranya. Mereka membahas topik tentang dirinya mengenal seorang putri di kerajaan tetangga. Merekapun langsung menjadikan bertiga itu sebagai bahan obrolan mereka —menggoda Nagi.
"Kalau aku jadi Kak Chigiri, aku akan bicara seperti ini ..." Bachira bangkit dari duduknya, kemudian menaruh kedua tangannya di pinggang, "Langkahi dulu mayatku sebelum kau mendahuluiku, hahaha." Bachira langsung terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya. Begitu pula dengan Chigiri dan Rin.
"Benar sekali, apa kau sudah mendapatkan calon, Kak?" tanya Rin pada Chigiri.
"Hey, kenapa kalian jadi membahas hal ini?" Chigiri mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Pertanyaan balik mu cukup menunjukan kalau jawabannya adalah, tidak." Terlihat Rin mulai meledeknya.
"Sudahlah, cari topik lain saja. Lihatlah Nagi, sendari tadi dia hanya diam dengan mukanya yang memerah!" ujar Chigiri.
Chigiri senang mereka bisa kembali berkumpul seperti ini, hanya saja ia merasa ada yang kurang saat menghitung jumlah adiknya yang berada di sini. Sejujurnya ia khawatir, apakah kakek dan neneknya akan memperlakukannya dengan baik, sementara kemarin saja sikap sang nenek terlihat tidak ramah pada Isagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ♚ Crepuscular Kingdom ♚ Blue Lock
Fantasy[Fanfict-fantasi] Kita memang diciptakan dengan kekuatan yang berbeda, tapi kita juga diciptakan dengan potensi yang sama. Tidak peduli mau sehebat apa, jikalau hukum alam berkata derajat kita sama, kita semua tetap sama. _______________ Blue Lock...