°•Four•°

3.2K 314 53
                                    

Hari demi hari dan bulan demi bulan perlahan berlalu. Tak terasa, buah hati Jay dan Jungwon sudah menginjak umur 4 bulan saat ini. Padahal perasaan Jungwon baru kemarin dia melahirkan sosok anak laki-laki tampan itu, tiba-tiba si kecil sudah sebesar ini sekarang.

Omong-omong tentang Vient, Jungwon benar-benar merasa sangat bahagia melihat perkembangan anaknya sejak 4 bulan yang lalu. Dari yang hanya bisa menangis, lalu perlahan bisa mengekspresikan rasa senang yang membuatnya tertawa lucu. Kemudian sudah bisa diajak untuk bercerita dan sekarang Vient sudah bisa belajar tengkurap. Bahkan karena rasa teramat sangat bahagia itu, Jungwon menulis perubahan-perubahan kecil yang terjadi pada Vient di note iPad nya. Maka dari itu, untuk memastikan tumbuh kembang anak tersayangnya, hari ini Jungwon dan Jay ingin menemui dokter spesialis nya di sebuah rumah sakit.

Jam digital yang terletak di atas meja belajar Jungwon itu sedang menunjukkan pukul 12 siang lewat 17 menit. Jungwon menoleh melihat kondisi anak tampannya yang masih betah terlelap dari 1 jam yang lalu. Si cantik pun meneruskan kegiatannya yang sedari tadi dia lakukan, yakni menggambar sebuah interior rumah di iPad dan MacBook nya. Jungwon tidak tahu dia menggambar itu untuk siapa, hanya saja dia ingin, sekaligus sambil mengingat masa-masa kuliah nya dulu yang hampir membuatnya gila.

Ceklek!

Pintu kamar terbuka, masuk sosok tampan Jay sembari membawa kertas kecil di tangannya. Suami Jungwon itu mendekati sang istri, lalu melihat gambaran tersebut dari belakang.

"Apik e tah"

(Bagus banget sih)

Mendengar pujian dari sang suami, Jungwon hanya tersenyum tanpa menoleh ke belakang. Baru saja si manis berniat ingin melanjutkan menggambar, namun kegiatannya itu langsung terhenti saat Jay memberikan sebuah kuitansi di sebelah iPad nya. Jungwon pun meletakkan Apple Pencil nya di atas meja dan mengambil kuitansi tersebut.

Rp22.000.000.

Angka itu lah yang pertama kali Jungwon lihat saat membaca kuitansi yang diberikan oleh Jay. Yang lebih tua sontak memasang wajahnya datar, lalu memutar kursi nya untuk menghadap sang suami.

"Ganti oli mobil aja habis segini, ko?" Tanyanya.

Jawaban Jay berupa anggukan. Kalian tahu, Jungwon geram melihatnya, ingin si manis menjambak rambut Jay hingga tak tersisa. Bagaimana bisa kebutuhan mobilnya lebih banyak mengeluarkan biaya daripada kebutuhan makan mereka sehari-hari. Bahkan kebutuhan Vient seperti susu, popok, skincare dan beberapa mainannya itu kalah dengan perawatan 1 kali mobil sport milik Jay.

"Di jual aja ga sih?"

"Apanya?" Tanya Jay dengan nada sedikit takut.

"Mobilnya lah"

Mendengar hal yang menakutkan itu, sontak Jay sedikit melebarkan mata sipitnya sembari berkata "Jangan dong, sayang"

"Ganti oli aja udah abis segini. Belum nanti perawatan mesin-mesinnya, terus nyuci nya. Ya nyuci mobil sih ga masalah. Terus pajaknya. Iya kalo pajaknya 1 mobil lambo gitu masih oke lah. Mobilnya koko yang lambo aja 2, terus BMW, satu lagi Ranger Rover, terus mobil aku. Itu kalo pajaknya semua mobil di jumlah udah dapet tanah 1 hektar di Pakuwon Indah, ko"

Jika melihat dan mendengar istri nya sedang mengomel seperti saat ini, Jay tidak mampu berkata apapun atau melakukan sesuatu. Si tampan hanya bisa tersenyum kepada Jungwon, lalu mencuri satu kecupan di bibir lucu sang istri. Dengan diperlakukan manis oleh suaminya seperti itu, Jungwon langsung diam dengan mata persis seperti puppy yang sedang merayu pemiliknya.

Setelah mencium bibir sang istri, Jay melepas topi nya dan berjalan menuju ranjang untuk melihat jagoannya tidur. Sedangkan Jungwon memilih untuk meneruskan kegiatannya dan melupakan uang senilai 22juta itu. Dia tidak mau mengungkit-ungkitnya karena si cantik tau bahwa Jay tidak ingin berdebat hanya karena uang 22juta. Lagi pula uang itu adalah uang milik Jay sendiri, bukan uang yang bercampur aduk dengan uang bulanan mereka untuk makan, membeli kebutuhan ataupun uang jatah Jungwon dan Vient.

Crazy Rich Husband || JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang