Chapter 3 : Hadiah [ PART 1 ]

537 72 4
                                    

" Tadaima " ucap gadis bersurai raven.

" Okaeri, Sarada " ucap sossok yang
selalu dipanggil mama itu.

" Bagaimana hari mu, Sarada " tanya Sakura.

" Masih sama seperti biasa Ma " jawab Sarada.

" Sebaiknya kau bersihkan diri mu terlebih dahulu " ucap Sakura.

" Ha'i, mama " ucap Sarada.

Sarada pun pergi ke kamar nya untuk membersihkan
diri. Setelah selesai ia pun kembali turun untuk membantu sang mama.

" Sudah selesai ? " tanya Sakura.

" Sudah Ma, mari kubantu " pinta Sarada

" Baiklah " balas Sakura pada putri tercinta nya itu.

'Tak terasa kini putri ku sudah tumbuh
dewasa' batin Sakura memandangi wajah putri nya.

" Itadakimasu " Ucap mereka berdua bersama - sama.

Mereka pun menyantap makanan nya bersama.

" Ne, Mama bolehkah aku bertanya " ucap Sarada memecah keheningan .

" Tentu, memang kau tanya apa Sarada " ucap Sakura.

" Dulu sebelum Mama dan Papa menikah,
siapa yang lebih dulu menyatakan cinta terlebih dulu
Mama atau Papa ? " ucap Sakura.

" Mengapa kau tiba -tiba menanyakan hal seperti itu ?
Apakah putri ku yang cantik ku ini, sedang jatuh cinta ? " ucap Sakura sukses membuat Sarada merona.

BLUSH...

" Bu..kan seperti Mama " ucap Sarada mengelak.

" Heh jangan membohongi mama mu ini Sarada, lantas kenapa wajah
memerah seperti itu " ucap Sakura menunjuk wajah Sarada yang telah merona.

" Apa..yang benar saja mana mungkin itu " ucap Sarada mengelak lagi.

" Ahh, Putri ku benar - benar sudah dewasa yah sekarang " ucap Sakura tersenyum akan kelakuan Putri nya.

" Mama... jangan menggoda ku " ucap Sarada menahan malu karna digoda mama nya.

" Baiklah, kalau putri mama yang memaksa,
Mama lah yang mengungkapkan perasaan cinta mama terlebih dahulu
kepada papa mu " ucap Sakura.

" Benarkah ? Bukan nya yang seharus seorang pria yang mengungkapkan nya terlebih dahulu.

" Tidak juga, Asal kau tahu Sarada bukan hanya mama saja yang mengungkapkan perasaan nya terlebih dahulu terhadap seorang pria"
ucap Sakura.

" Memang nya siapa wanita itu mama " ucap Sarada.

" Bibi Hinata " jawab Sakura.

" Hah.. benarkah itu ? " tanya Sarada.

" Iya benar, Hinata sudah mencintai Naruto sejak kecil, tapi si Naruto itu
memang lah benar - benar tidak peka, seperti nya sifat ketidak pekaan nya
itu menurun kepada putra nya itu " ucap Sakura.

" Ehh.. Ma..ma " ucap Sarada terbata-bata, wajah kini memerah setelah
mama nya menyinggung putra tentang putra Naruto itu.

" Aku tahu kau menyukai nya..lebih tepat nya mencintai nya, Maka dari itu
perjuangkanlah cinta mu itu. Contohlah aku dan Hinata, kami memperjuangkan cinta kami mati-matian dan lihatlah Sarada kamu dapat
bersama dengan pria yang kami cintai.

Seketika wajah nya Sarada bertambah merah mendengar nya.

" Aku selesai, terima kasih atas Makanan nya " ucap Sarada pergi mencuci piring bekas makan nya tadi.

BoruSara The LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang