Chapter ⁶

181 31 6
                                    

Bersamaan dengan terucapnya kalimat tersebut, Nirmala akhirnya bisa membuka kedua matanya kembali. Ketika kesadarannya kembali Nirmala tengah duduk diatas sebuah bangku taman dengan seorang gadis kecil disampingnya

"Dimana aku?" tanya Nirmala tersentak kaget dengan kenyataan bahwa tubuhnya kembali utuh seperti semula

"Ini belum waktunya untukmu ..." Sahut sebuah suara yang membuat Nirmala menolehkan kepalanya dengan wajah terkejut

"Kamu ... tidak boleh berada disini ... karena ..." Lanjut suara tersebut yang semakin membuat Nirmala merinding

"Kamu tidak mati dan juga tidak hidup." Sahut suara itu mengakhiri rentetan pernyataannya pada Nirmala

-///-

Masih dengan rasa terkejut yang terlihat diwajahnya Nirmala mulai melemparkan pertanyaan pada gadis kecil yang duduk disampingnya itu. Hingga detik ini nampaknya Nirmala tidak kunjung menyadari bahwa lingkungan sekelilingnya terlihat aneh dan tidak wajar

"Tiana, semua ini nyata kan? Jadi kamu masih hidup?!" tanya Nirmala pada adik satu-satunya itu

"Bukan ... aku sudah meninggal, kak." Jawab Tiana dengan senyum sendu

"Apa yang sedang kamu bicarakan? Ayo berdiri kita harus segera pergi dari tempat ini!" Seru Nirmala yang segera berdiri dan akan segera menarik tangan adiknya untuk keluar dari sana

"Maaf kak aku tidak bisa ikut ... tapi aku senang bisa bertemu kak Mala lagi." Ucap Tiana menenangkan Nirmala yang saat ini tengah duduk bersimpuh sambil menggenggam tangan adiknya

"Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih karena kakak sudah mau menolongku, meskipun kakak sendiri tau kalau kemungkinan ku untuk hidup saat itu sangat kecil."

"Aku ... sangat beruntung karena punya kakak seperti kak Mala."

"Maafkan kakak ... Tiana." Balas Nirmala yang menangis terisak pada akhirnya

"Aku terlalu bodoh ... payah ... lemah."

"Aku bahkan tidak bisa menjaga adik ku sendiri. Jika ... aku mempunyai kesempatan kedua ... aku janji ... aku akan-" Ucap Nirmala yang terpotong oleh Tiana yang kini membingkai wajah kakaknya

"Berhenti menyalahkan diri kakak sendiri."

"Kakak memang terlalu polos dan baik. Sayang sekali dunia yang akan kakak hadapi nanti tidak akan sebaik itu."

"Bisa kakak berjanji satu hal pada ku? Apapun yang terjadi nanti ... jangan pernah kehilangan kebaikan hati kakak." Pesan Tiana untuk terakhir kalinya sebelum sebuah cahaya menyilaukan menyinari tempat itu

"Selamat tinggal ... kak Mala."

Bersamaan dengan itu datang beberapa tangan transparan berwarna biru bercahaya yang menarik Nirmala hingga dirinya jatuh terduduk

"Wah! Apa-apa semua ini?! Aku belum-" Seru Nirmala yanh kembali terpotong karena beberapa pasang tangan yang beralih membungkam mulutnya

Semua tangan itu lalu mencengkram sepenuhnya seluruh tubuh Nirmala kemudian menariknya turun dan melemparkannya masuk ke dalam sebuah pusaran berwarna kuning ke hitaman. Nirmala yang tertarik oleh gravitasi pusaran tersebut mau tidak mau harus masuk ke dalam sana

"Apa ini? Aku ... bisa melihat seluruh memori hidupku!"

Nirmala yang ternyata jatuh ke dalam pusaran memori saat ini tengah melihat memori se masa dirinya hidup mulai kecil hingga dewasa. Memori tersebut terus berputar hingga sampai pada kejadian hari itu

Bermula dari awal pertemuan Nirmala dengan (Name) yang bersedia menolongnya saat Petra menghiraukan keberadaannya. Tangan Petra yang terputus karena melindungi dia dan ibunya

Did I Just Die Before? [ BFD X Fem! Reader ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang