Chapter 6

39 4 1
                                    

Pagi hari, jam 5. Flara pergi berlari di sekitar komplek perumahannya, dia merasa segar dan sehat.

Dari kejauhan Seno datang sambil joging.

"Ra," panggilnya.

Flara tersenyum, rambutnya terombang-ambing oleh alunan larinya. Semangatnya benar-benar secerah harinya.

"Kok abang di sini?" tanya Flara.

"Iya, kebetulan sengaja joging disini?"

"Rumah kak Seno, bukan disini?"

"Bukan."

Flara ber"O"ria.

"Boleh olahraga bareng," izin Senom

"Boleh aja."

"Kamu nggak pengen liburan?"

"Liburan kemana?"

"Apa ya, ke pantai? Kamu sukanya apa?"

"Suka, gunung, pantai, air terjun, taman, pokoknya hal berbau alam."

"Owhh, pantai yuk?"

"Sekarang? Harus izin dulu sama abang?"

"Ya, nggak sekarang juga."

"Kirain."

"Kamu ngga pengen pacaran?"

"Pacaran? Teman-teman dulu aku perhatikan, mereka kadang suka nangis, senyum sendiri, aku takut stress. Orang siapa yang mau sama aku."

Seno terkejut, "adalah Ra, kamu itu manis plus cantik tahu."

"Iya kah?"

"Iya."

Flara teringat sesuatu.

"Oh, iya, kak. Aku duluan ya, mau pergi basketan."

"Sama siapa?"

"Sendiri."

"Sendiri?"

Flara mengangguk.

"Gue ikut boleh?"

Flara mengangguk.

"Ayo, sekarang, pumpung sepeda kakak itu didepan. Udah izin Gibran sama Hasan kan?"

"Udah tadi malem, janji pulang jam 12, mau tidur siang."

"Oke, ayuk," ucap Seno dan mengandeng tangan Flara pergi.

Entah mengapa, dia merasa tertarik dengan perlakuan Seno. Tangannya seperti membawa harapan, tapi entah apa.

Flara dibonceng Seno naik sepeda ninja dengan berpegangan erat dibelakang. Namun, Seno mengemudi secara perlahan, takut Flara jatuh jika dia mengebut sambil menikmati perjalanan.

Ditengah perjalanan, Seno dan Flara bercanda tawa. Banyak cerita yang mereka lempar, sehingga satu sama lain serasa sudah berteman begitu lama.

Sesampainya.

"Iihh, seneng, kita nyewa berapa jam ya enaknya?"

"Kalau sampai jam 12, 2jam aja, sekarang udah jam 9."

"Oke, kak," ucap Flara dan menunjukkan ibu jarinya.

Setelah registrasi selesai, mereka meregangkan otot sebentar dan bermain bersama.

Tawa dan bunyi jetican sepatu membawa mereka pada permainan yang sangat seru. Flara dan Seno sangat menikmati keduanya.

Lalu mereka beristirahat beberapa menit untuk minum dan membeli camilan. Setelah selesai mereka bermain lagi, walau hanya dua orang tapi itu cukup buat Flara. Kadang Flara meminta hanya dia saja yang memegang bola, dia ingin melancarkan dalam mempertahankan bola dari serangan lawan.

FlaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang