Chapter 1: The Prologue

268 16 0
                                    













16 Juni 2022

"SAY CHEEEEESE!"

Mingyu menekan tombol kamera untuk berfoto dengan teman-temannya yang lain diatas bus yang tengah berjalan itu.

Setelah menertawakan DK yang terfoto dengan mata tertutup dan Seungkwan yang hanya kelihatan lubang hidungnya, Jaein menarik kamera dari tangan Mingyu dan mengubahnya jadi mode video.

"annyeong! yeoppo yeojja disini!"

"mwo? yeoppo yeojja? apa-apaan itu?"

"wae? ada masalah! dasar menyebalkan kau, Sehee-ah!"

Jaein dan Sehee lalu terlibat dalam perkelahian 'pukul manja', dan selagi mereka berkelahi, Mingyu menyambar lagi kamera yang masih aktif tersebut.

"Well... hello there! disini Kim Mingyu, orang paling tampan satu kampung."

Woozi yang duduk di belakang seketika menahan tawanya. "pfffft, beruntunglah Mingyu tidak satu kampung dengan Dino sikecegantengmanly. Kalau satu kampung, kalah dia."

"in your dream, babe!" sungut Mingyu ke Woozi. Dia batuk sejenak, lalu melanjutkan selfie videonya itu lagi. "uhuk.., oke. Disini kami sedang dalam perjalanan ke tempat perkemahan. Hari ini Kim Mingyu adalah sutradara dari video 'Making of Camp(?)' kami kali iniiiiii!"

Mingyu berdiri dari duduknya, berjalan-jalan keliling dari belakang bis ke depan bis, merekam apa saja yang di kerjakan oleh teman-temannya. "bisa kita lihat disini, S.Coups-hyung sedang flu. Dia sedang setengah tidur dengan inhaler merk cap lang tertancap di hidungnya. GWS hyung!"

Mingyu langsung bangun dan mencabut inhaler dari hidungnya. "MINGYU-IE, HAPUS ITU!"

"tolong! hapus juga kata "ie" di belakang namaku!" Mingyu nyolot ke S.Coups. "ok... kita beralih ke bangku belakaaangg... oh, Hoshi-hyung, kau sedang apa?" tanya Mingyu.

Hoshi melirik kearah Mingyu. "a-aku mual. Jangan ajak aku bicara, atau aku akan muntah."

"dasar upay, naik bus saja mau muntah." gumam Seungkwan.

Hoshi mengepalkan tangannya. "tinjuku selalu siap."

Dan Seungkwan langsung tersenyum. "ummmm... ok, jalannya memang sangat berkelok-kelok, ne. Maklum, jalan pegunungan. Jauh dari Seoul pula. Tidak upay kalau kau mual atau mabuk darat."

Hoshi mengangguk setuju. Seungkwan menghela nafas lega karena merasa aman batal di tinju oleh Hoshi.

Mingyu geleng-geleng kepala, lalu beralih ke arah Joshua dan Jeonghan yang sedang mendengarkan musik di bangku pojokan bus. "hey, sexy! mojok saja."

Joshua tersenyum geli, "YA! siapa yang kau bilang sexy? matamu perlu kacamata, eoh?"

Jeonghan mengiyakan kata-kata Joshua barusan. "ne, kacamata alay."

Si cameramen Mingyu geleng-geleng kepala lagi. "aku tampan dan sehat, kacamataku juga tidak alay! Shua-hyung, kau mabuk darat juga?"

"anniya, tidak terlalu." jawab Joshua.

Jaein yang duduk di depan langsung menoleh ke belakang. "jalan yang kita lewati di perjalanan menuju tempat perkemahan ini memang berkelok-kelok. Kita akan pergi ke sebuah desa yang jauuuuuhh~ dari Seoul. Keunde, desa itu punya pemandangan indah dengan hutan-hutan yang masih asri, keren, kan?" katanya dengan nada iklan menghadap kamera.

Mingyu tersenyum lebar. "sekeren orang yang memegang kamera ini."

Dan Jaein langsung melemparkan sedotan milkshake-nya. "dasaaar! Kim Mingyu, kau narsis akut!"

FRIENDS FOREVER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang