CRAAAAASHHHH!
"SHUA-AH!"
S.Coups berlari menghampiri Joshua.
Tubuhnya sudah penuh oleh cipratan darah.
S.Coups tercengang.
Tubuh Joshua bergetar hebat. S.Coups kemudian segera menarik tubuhnya menjauh dari pintu itu, tangan kanannya menutup mata Joshua dan tangan kirinya menarik pinggang Joshua yang tengah kaku itu.
Airmata menuruni rahang Joshua yang penuh cipratan darah tersebut.
"C-Chwe... Hansol..." Joshua sulit bernafas.
S.Coups menariknya pelan dan segera menenangkannya. "...Shua, tenangkan dirimu..." ucapnya. Padahal, dia sendiri sama kagetnya dengan Joshua.
"h-hyung..." nafas Joshua tersengal-sengal karena itu. "H-Hansol..."
S.Coups memegang erat pundak Joshua, sedangkan Joshua sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi. Dia menangis, sangat keras, meskipun tanpa suara, karena dia sulit bernafas saking menyesakkannya pemandangan yang dia lihat tadi.
Sekujur tubuhnya bergetar hebat, airmata membuncah, bercampur dengan darah yang menghiasi kulit putih Joshua.
Darah itu... darah Vernon.
Dia melihat semuanya, semuanya.
S.Coups menggendong Joshua yang masih gemetar di punggungnya, membawanya ke ruangan lain, dimana dia bertemu Jeonghan.
"S-Shua-ah? Choi Seungcheol, apa yang terjadi?!" tanya Jeonghan kaget.
S.Coups mendudukkan Joshua di sofa, tapi tidak berkata apa-apa.
"Coups-hyung, katakan sesuatu!" pinta Jeonghan cemas.
Joshua menunduk. "...tolong kau jaga Joshua untuk sementara. Aku akan pergi memeriksa Vernon."
Dan ketika S.Coups melangkah pergi dari ruangan itu, Jeonghan merasakan sesuatu yang tidak beres.
Terjadi sesuatu pada Vernon.
__________________________________________
S.Coups berdiri di depan pintu dimana Vernon 'di kunci' tadi. Disana, masih penuh cipratan darah dan juga tubuh Vernon.
Benar, tubuh Vernon yang sudah bergelimang darah.
Ketika Joshua membuka pintu itu tadi, sebuah lampu kristal jatuh menghantam tubuh Vernon dengan keras. Memecahkan tengkorak belakangnya, dan pecahan-pecahan kristal dan juga baja tua yang menjadi aksen lampu bergaya klasik itu membuat tubuhnya tergores, teriris, mengeluarkan darah, cukup untuk membuat S.Coups bisa melihat lengan Vernon terpotong seperti apa yang dia tonton di film Hannibal.
Pecahan Kristal yang paling tajam itu pun menusuk jantung Vernon dengan tepat.
Pembunuh itu... melakukan semuanya dengan sangat baik.
S.Coups mengepalkan tangannya kuat-kuat. Yang ada di depannya ini adalah sahabatnya, teman, sekaligus saudara yang harusnya dia jaga.
Dan sekarang?
Dia terlihat seperti... mayat. Bukan terlihat lagi, tapi itulah kenyataannya.
"...kau melakukannya dengan sangat baik." gumam S.Coups pelan pada seorang namja yang berdiri tidak jauh di belakang pundaknya.
"...bagaimana kau bisa melakukannya dengan serapi ini, eoh?" ucap S.Coups lagi, sambil berbalik ke belakangnya, menghadap namja itu. "...Mingyu-ah?"
Mingyu menahan tangisnya. "...k-kau salah, hyung..." sahut Mingyu. Bibirnya tampak bergetar. "hyung, apa yang terjadi pada Vernon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS FOREVER (END)
Mistério / Suspense"kalian sudah berjanji untuk selalu bersamaku selamanya, maka dari itu aku tidak ingin pergi sendirian."