Hujan masih terdengar sangat deras di luar villa, ketika Minghao keluar dari toilet dan berniat ingin membasuh wajahnya. Dia menatap pantulan wajahnya sendiri dari cermin besar di depannya, cermin yang tampak kusam dan banyak bercak kotoran yang menempel.
Sebenarnya saat ini Minghao begitu takut, pikirannya dia sangat menyesal telah ikut kesini dengan niat awal ingin membantu menyelamatkan kelompok 1 yang mendapat kecelakaan. Jika saja dia tahu masalahnya akan sebesar ini bahkan menyangkut nyawa, mungkin Minghao tidak akan mau membantu.
Dia takut, ini bukanlah masalah yang kecil. Ini pembunuhan dan dia juga yang lain bahkan tidak tahu siapa pembunuh itu. Dan bisa kemungkinan besar dia juga akan menjadi korban selanjutnya.
Tidak.
Minghao membuang pikirannya itu jauh-jauh. Jelas dia tidak ingin menjadi korban selanjutnya disini, dia ingin hidup dan kembali ke Seoul dan bertemu dengan orangtuanya lagi.
Dengan tangannya yang gemetar, Minghao memutar keran air namun sebelum airnya keluar, lampu toilet itu malah berkedip-kedip hidup dan mati secara tiba-tiba.
"Jun?" spontan Minghao memanggil nama Jun, karena dia ingat temannya itu ada di luar sambil mencoba untuk menelepon kepada sekolah mereka tadi. "Jun, kau masih disaー"
SRAKK
Minghao terkejut mendengar seperti ada seseorang yang berjalan dari arah belakangnya, hingga saat dia menoleh bayangan hitam itu terlalu cepat darinya dan membuat matanya membesar melihat itu.
__________________________________________
PRAANNGGG!!
Jun yang saat itu memang berada agak jauh dari pintu toilet seketika tersentak begitu mendengar suara seperti sesuatu yang pecah dari dalam toilet, membuatnya panik saat mengingat disana ada Minghao.
"ya! The8, neo gwaenchana?" Jun membuka pintu toilet dan seketika panik ketika dia melihat cermin besar di dalam toilet itu pecah dan berhamburan di lantai, dan dia melihat Minghao terduduk diam tidak jauh dari pecahan cermin itu. "apa yangー The8?"
Jun masuk ke toilet dan menghampiri Minghao dengan cemas. "gwaenchana? kau terluka, eoh?"
Minghao masih diam dan menundukkan wajahnya, dia seperti hilang kesadarannya namun dia tidak pingsan ataupun terluka.
"ya, jawab aku? apa yang terjadi? kenapa bisa seperti ini? kau terluka?" tanya Jun lagi dan kali akhirnya Minghao perlahan mengangkat wajahnya, namun tatapan matanya tampak sangat kosong menatap lurus pada Jun. "The8?"
Bibir Minghao tiba-tiba mengukir sebuah senyuman, tapi senyuman itu tidak terlihat seperti senyuman manis, melainkan senyuman yang menakutkan. Jun seketika mundur satu langkah namun dia masih dalam posisi berjongkok di depan Minghao, perasaannya mulai tidak enak.
"Jun, gomawo... kau sudah mencoba yang terbaik. Tetapi aku tidak membutuhkan bantuanmu sama sekali." kata-kata Minghao sebelum tangannya dengan cepat meraih potongan cermin yang pecah di dekatnya, kemudian mengarahkannya pada Jun.
JLEBB!
"!"
JLEBB!
JLEBB!
JLEBB!
Seperti kesetanan, Minghao menghujani Jun dengan tusukan demi tusukan pada tubuhnya menggunakan potongan cermin itu, yang tidak hanya membuat nyawa Jun melayang tetapi juga tangan Minghao juga mengalami luka karena potongan cermin itu sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS FOREVER (END)
Mystery / Thriller"kalian sudah berjanji untuk selalu bersamaku selamanya, maka dari itu aku tidak ingin pergi sendirian."