wtf?

19 2 2
                                        

Pov

Aku menatap interior kamar yang kumasuki, sebenarnya laki laki itu siapa? Namanya Rakha, tapi Rakha siapa coba?
Aku menatap koperku lalu mengambil baju ganti, aku harus mandi, badan lengket banget.

Selesai mandi aku mengambil ponsel dari tas, kemudian merebahkan diri dikasur, oh my god ini enak banget, akhirnya punggungku bisa istirahat.

Aku mencoba lagi menghubungi kakek, akhirnya tersambung.

"Halo sayang, maaf kakek lupa mengabari, kakek ada meeting mendadak, sekarang kakek sudah di Singapore lagi. Kakek lupa kalau kamu lagi mau liburan di Surabaya. Jadi kakek sudah check out dari hotel. Kamu dimana sekarang?" Aku menganga lebar, what teh fuck! Dasar pak tua.

"Kayaknya kakek bisa mengunjungimu 2 minggu lagi, kamu gapapa kan? Apa perlu kakek menghubungi papamu?

" No kek jangan coba coba. kakek tuh bener bener pikun ya, tauk ah kek, aku ngambek! Kakek nyebelin! " Suara Tawa kakek terdengar Menyebalkan.

"Kakek! Seperti perjanjian kita ya kek, jangan pernah mencoba mempertemukan aku sama orang itu, aku ga akan pernah maafin kakek, aku ga bakal pulang lagi kalau sampai kakek melakukannya" Suara tawa mengejek kakek langsung berubah helaan nafas panjang.

" Tapi sayang, bagaimana juga dia adalah papamu, orang tuamu" Aku mengusap air mata yang tiba tiba mengalir di pipiku

"Kakek mau ngomongin ini lagi? Serius kek?" Suaraku sudah mulai serak, semoga saja kakek tidak menyadarinya

" Baiklah, kamu nikmati liburannya ya, secepatnya kakek akan mengunjungimu, kakek kirimi uang boleh ya nak? Aku menggeleng meski tau kakek tidak mungkin melihatnya.

"Kamu mau tinggal dimana? Rencananya kan sama kakek sayang, kakek kirimi uang ya? " Kakek kembali bertanya

"Kakek tenang aja, aku pasti hidup kok, ga usah deh ya kirim kirim uang gitu.
Btw aku ngantuk kek, mau tidur dulu, bye bye kek, love you too" Kakek tertawa kemudian membalas ucapanku.

Aku menatap ponselku yang baru selesai bertelpon dengan kakek, aku merapikan selimut sampai leher, meletakkan ponsel di nakas, kemudian menatap langit langit kamar. Aku butuh tidur sebentar, nanti setelah bangun baru aku mencari penginapan yang cukup di kantongku.

Aku tahu bahwa aku selalu diawasi papa, dimanapun aku berada, tapi aku tidak akan pernah mau bertemu dengannya, aku tidak mau merasakan tidak diinginkan lagi. Sudah cukup dengan lahirku di dunia saja yang ditentangnya dulu sampai mama pergi. Aku tidak mau berhubungan dengan dia lagi.

Hanya kakek yang aku anggap peduli padaku, meski papa selalu memantau ku lewat kakek, aku tidak peduli, aku hanya punya kakek setelah mama pergi, soo kalaupun nanti laki laki jahat itu mengambil kakekku juga aku akan siap. Karena laki laki itu adalah hal terburuk di hidupku!.

Flight Mode DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang