Tiba di balroom hotel aku membiarkan vallet mengurus mobil, aku membawa kirana masuk pada pesta.
Kami datang terlambat, Rio menghampiri kami
" Pestanya udah mau kelar, abis ini after party nya di belakang bro, bash udah ngomel ngomel bakal bunuh lo kalo sampek lo hadir " Aku melihat bashtian mangacungkan jari tengahnya padaku, aku membalasnya dengan mengedikkan bahu.
" Nick dan Leon udah dibelakang, cuma gue yang ga bawa pasangan, gue pikir lo ga bakal bawa Kirana" Bisik Rio dengan suara yang tidak pelan sama sekali, Kirana terlihat salah tingkah mendengarnya.
" Udah ah, lo nyusul kebelakang ya, gue kesana duluan" Rio meninggalkan ku dan Kirana, aku menggamit lengan Kirana
" Kita ke Bashtian dulu, baru nyusul Rio"
" Om, Rio tuh temennya om? Tapi kerja sama om? "
"Kamu bisa panggil Rio tapi kenapa harus manggil aku om? " Elu menjentik dahinya pelan, Kirana mengusapnya sambil berdecak.
" Ehh iya sih, ga sopan ya? Panggil apa dong om?" Aku mengedikkan bahu
" Terserah nanti deh, aku belum pernah panggil sih soalnya" Aku mengangguk lalu menghampiri bashtian dan valeria istrinya yang seakan-akan sedang menungguku.
" Ini siapa kha? Pacar? Apa asal nyomot? " Valeria bertanya tepat di depan Kirana, bashtian tertawa keras, aku mendengus, kami memang sangat dekat meski jarang bisa berkumpul bersama
" Halo mbak, aku Kirana" Yang tak kusangka Kirana dengan tenang malah mengukurkan tangannya pada vale.
" Btw, om emang se random itu deh kayaknya ngajak aku tadi sore hehehe" Vale terbahak mendengar lanjutan Kirana
" Ini om gimana maksudnya?" Matanya menatapku dengan tawa yang belum berhenti, "
" Oke lupakan saja, haii aku Valeria, kamu panggil aku vale aja ya kiran, boleh kan aku panggil gitu? " Vale meraih ukuran tangan Kirana dengan semangat.
" Baby, aku ajak kiran kenalan sama yang lain di belakang ya, kamu sama om om itu aja" Bashtian mengecup bibir vale sebelum melepaskan pelukan posesif nya pada Kirana.
Mereka berlalu meninggalkan aku dan bashtian.
" Itu yang Rio bilang kha? " Aku mengangguk
" Lo suka? " Aku tak menjawab, menatap punggung Kirana yang di peluk vale melewati pintu menuju "after party" Di belakang hotel.
" Jangan main main kha, lo ga pernah gini sebelumnya. "
" Bash, bantu gue buat dapetin 1 unit apart milik lo. Terus sama ruko di daerah sini" Bash mengangguk tanpa banyak tanya, satu satunya orang waras yang tinggal di sampingku. Kita lihat nanti bagaimana nick dan Leon berulah.
" Gue butuh langsung? "
" Untuk ruko nggak, tapi apart nya gue butuh cepet. Bukan mau di tempatin sih, tapi jaga jaga "
" Besok gue kabari, malam ini gue ga yakin bisa kerja, liat vale udah pegang botol wine kemana mana" Bashtian tertawa sambil menunjuk keluar dimana vale berkeliaran menuangkan wine pada tiap orang yang memegang gelas
" Kirana bisa minum? " Pertanyaan bashtian membuatku meninggalkannya. Bash menyusulku
" Lo kenapa tadi biarin vale bawa dia, kha kalo lo ga tau kemampuan dia" Aku berdecak sambil berjalan dengan tergesa
" Dia ga bisa di prediksi, gue ga bisa nebak pikiran dia"
Tapi menurut gue ga mungkin deh kha, dia masih bocah" Tidak salah lagi, Kirana sedang menenggak wine dengan sekali tegukan di samping nick. Shit!
"Nick" Nick menoleh padaku lalu mengedipkan sebelah matanya, aku meraih gelas berisi wine entah yang ke berapa di tangan Kirana, dia memberengut, berbalik menghadapku.
" Calm om, i can handle this! Gimme my wine" Tangannya mengambil gelas di tanganku lalu menenggak nya sekaligus.
" Berapa gelas? " Tanyaku pada Nick dan yang lain
" 6 om, aku sadar kok" Kirana terlihat baik baik saja, kejutan apalagi ini. Leon dan Nick menghampiriku lalu meninju lenganku.
" Om, aku carikan juga dong" Leon menirukan nada suara kirana.
" Ga bakal dapet, rakha dapet jackpot di airport, eh kesemsem" Rio menjawab mereka dengan kalem. Aku tau pasti kalo mereka sudah menggosipkan hal itu di grup mulai aku bertemu Kirana, biangnya siapa lagi kalo bukan Rio.
" Jangan biarkan dia minum lagi Rin" Rakha mendudukkan Kirana di samping Karin, kekasih leon
" Bantu gue jagain" Karin mengangguk
" Jangan biarkan vale meracuninya" Karin tertawa sambil mengacungkan jempolnya.Aku berlalu ke tengah pesta, menghampiri teman teman gilaku.
" Abis ini lo LDR?" Bash langsung membuka suara saat aku sudah berdiri di sampingnya.
" Ldr apaan? Doi ga tau ini hubungan serius apa nggak " Rio kembali menjawab mendahuluiku.
" Jangan main main kha" Rio menyerahkan ceruti, aku menerimanya lalu membiarkannya menyalakan apinya.
" Gue ga tau, tapi gue mau melindungi dia" Aku memasukkan cerutu kedalam mulut, membiarkan asapnya masuk, menikmati rasa tembakau itu, lalu menghembuskannya perlahan.
Tiba tiba sesorang menubruk punggungku, lalu mengambil cerutu di tanganku, aku baru akan mengumpat saat sadar Kirana yang melakukannya.
Secepat kilat dia menghirup asap ke dalam mulutnya, aku memejamkan mata geram."Uhukk uhukk" Tangan kirinya menutup hidungnya karena panas, matanya memerah. Aku meraih cerutu di tangannya lalu membuangnya kasar.
Aku menepuk punggungnya pelan pelan. Teman temanku ikut khawatir, itu benar benar panas, karena Kirana menghirup asap dengan keras.
"Kii" Aku memanggilnya. Dia menatapku sambil tersenyum, shit! Dia mabuk
" Panas om" Katanya sambil menyusupkan tangannya pada punggung ku, memelukku erat.
" Om wangi banget sih" Hidungnya menempel pada jasku, lalu dia berjinjit mengecup pipiku.
"Kasar, brewoknya bikin geli"
" Pulang kha, kasian dia" Ucap bastian. " baby becandanya ga boleh gitu lagi yaa. Bahaya" Lanjutnya mengomeli vale. Vale hanya tertawa sambil menatapku
" Aku cuma mau tau respon rakha sih, btw kha doi hebat loh minumnya, gue yakin ini bukan pertama kalinya"
"

KAMU SEDANG MEMBACA
Flight Mode Dating
Genç Kız Edebiyatı" Duhhh om, yakin nih kita ketemu lagi? Tanpa disengaja? Atau jangan jangan.. " _Kirana_ "Mau ya, aku kejar!" _Rakha_