Keduanya berbicara dengan suara yang cukup besar sebab balkon kamar tidak terlalu dekat.
Taerae mengangguk. "Kuliah tapi jam sepuluh."
Hening. Mereka asik saling memandang dengan langit yang tampak cerah dengan bertabur bintang dan bulan yang bersinar terang.
"Kak Taerae,"
"Apa?"
"I love you. I always love you, forever. keep happy kak manis."
"Yaa, i love you too Junhyeon." Setelahnya, mereka berdua tertawa bersama. Diam-diam Junhyeon menatap wajah indah Taerae ketika tersenyum menatap langit malam. Hatinya menghangat namun ada sesak tersendiri yang sulit ia jelaskan.
-----
Day 2
"Malem ini mendung," Taerae berujar lirih.
Kemudian netranya bergulir menatap balkon sebrang yang tak menunjukkan atensi seseorang yang ia cari sejak pulang kuliah tadi.
Junhyeon kemana? menjadi pertanyaan yang tak terjawab sampai sekarang. Bahkan Mamanya pun turut tak tahu.
Hingga jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam, ia mendengar jendela balkonnya seperti di lempar sesuatu. Rupanya itu batu kecil, dan pelakunya tak lain adalah Junhyeon yang kini justru tersenyum konyol.
Junhyeon tak menyahut. Ia asik memandangi langit yang total gelap tanpa ada binar-binar redup baik dari bulan maupun bintang.
"Jun?"
"Udah kok. Udah kenyang banget ini,"
Lalu keduanya hening. Entah mengapa Taerae merasa seketika atmosfer disekitarnya berubah menjadi lebih dingin dari sebelumnya. Ia juga seakan merasa sedikit tidak nyaman.
Namun tak ada angin yang berhembus. Bahkan tanaman bunga milik mamanya juga tak terlihat bergoyang. Ketika ia menoleh, Junhyeon juga tengah menatapnya.
