pt 16; jeongri [lost u forever]

930 66 1
                                    


Happy reading and jangan lupa untuk tinggalin jejak baca kalian <3

---

Jeonghyeon & Ricky tempo dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeonghyeon & Ricky tempo dulu.

Windu : Jeonghyeon
Saka : Ricky



"Memangnya aku pernah ingkar janji pada Saka?" laki-laki berusia delapan belas tahun itu bertanya setelah meniup helai dandelion.

Laki-laki lainnya, yang jauh lebih muda menyahut. "Tidak pernah. Kak Windu selalu berhasil tepati janji."

Windu--yang lebih tua--lantas tersenyum. Tangannya bergerak mengusap surai legam milik Saka.

Ditelaah, keduanya sangat jauh berbeda. 

Windu, keturunan konglomerat dengan bajunya yang mewah. Tampang rupawan dan yang pasti ia berhasil menyandang status seorang pelajar di sekolah ternama. Sedangkan Saka, bocah miskin yang hanya pandai membaca dengan pakaian lusuh seperti tak layak pakai.

Takdir keduanya bertolak belakang. Namun perasaan Windu, sudah ia laraskan bahwa Saka, memang pilarnya.

"Jadi kenapa kamu masih tidak yakin?" Windu kembali bertanya. Menoleh pada si kecil yang usianya dua tahun lebih muda darinya.

"Kita berdua tau alasannya. Kak Windu itu anak raja, masa depan harus terjamin. Kalau berakhir sama Saka, mau jadi apa? Lagi pula, kaum seperti kita ini bisa jadi santapan hangat untuk warga-warga."

Tercekat. Windu bisa merasakan bagaimana hatinya mendadak seperti di timpa ber-ton-ton batu raksasa. Sakit. Sangat sakit.

"Kita bisa kabur dari sini dan bersembunyi. Saka tau, aku sangat sayang pada Saka."

Saka tersenyum. Badannya ia hadapkan pada yang lebih tua. Senyum cantik yang Windu berani sumpah bahwa Saka yang tercantik melebihi Tina si kembang desa.

Senja berangsur muncul saat Saka dengan tiba-tiba mengecup pipi tirus milik Windu.

"Aku tau karena aku juga begitu. Sangat sayang pada kak Windu sampai rasanya ingin mati jika kehilangan kak Windu sebab kak Windu itu satu-satunya hidup aku. Tapi kak, kita ini sebuah kesalahan besar. Jika dipaksa, akhirnya akan jadi mengenaskan. Aku tidak mau kalau kak Windu harus hidup sengsara." Saka menjeda ucapannya. Jemari lentiknya bergerak mengusap rahang tegas Windu yang sedari tadi tak melepaskan tatapan matanya dari wajah ayu milik Saka. "Jadi, terima saja perjodohannya kak, Saka tidak apa-apa."

"Kalau tidak bisa bersama Saka, apa tidak lebih baik jika aku lenyap dari dunia? Hidup ku terasa jauh lebih baik karena bisa mengenal Saka. Jadi, jika tidak berakhir pada Saka, aku akan memilih berakhir pada dunia." Windu menyahut. Dengan sorot mata yang penuh kejujuran namun sayangnya Saka tak menyadari itu sebab langsung berpindah posisi duduk menghadap danau dengan memeluk lengan yang lebih tua dengan erat.

Oneshot ZB1 bxb✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang