3. Gelato

6 0 0
                                    

Pagi yang cerah kali ini menyambut hari Agnitya. Momen manis bersama sang papa menjadi awal yang baik untuk hari ini. Mulai dari sarapan bersama walaupun tanpa sang kakak yang belum juga pulang sejak semalam. Hingga tadi gadis itu berangkat sekolah diantar oleh sang papa. Gadis itu merasa menjadi seorang putri yang begitu disayangi.

Bahkan sang papa juga sempat menawarkan diri untuk menjemputnya saat pulang sekolah. Padahal jika dihari biasa, sang papa akan lembur hingga malam. Namun tadi papanya malah ingin menjemput sang putri. Agnitya sendiri menolak tawaran sang papa karena sudah berjanji akan mentraktir sahabatnya gelato. Ia juga akan berjalan-jalan sebentar sepulang sekolah nanti bersama Tania.

"Allo gais. " Sapa Agnitya saat memasuki kelas.

"Haloo bestikuh. Cerah amat tu muka. " Ujar Tania sambil memperhatikan wajah Agnitya yang tampak berseri pagi ini.

"Lagi bahagia banget sepertinya kakak satu ini. " Timpal Joya yang duduk dikursi belakang Tania.

"Habis dapet transferan si kalo kata gue mah. " Ujar Bian si ketua kelas.

Agnitya hanya terkekeh pelan.

Gadis itu berjalan menuju bangku samping Tania yang saat ini tengah diduduki oleh Samuel.

"Awas bentar Sam. " Ujar Agnitya seraya meletakkan tas nya dibelakang Samuel. Lelaki itu memajukan badannya sebentar. Kemudian kembali menyenderkan punggungnya di bangku Agnitya saat tas milik gadis itu sudah diletakkan dibelakangnya.

Agnitya duduk dikursi depan Samuel.

"Lagi seneng yak? " Tanya Tania penasaran.

Agnitya yang diberi pertanyaan tersebut hanya mengangguk dan tersenyum.

"Seneng kenapa weh? " Tanya Samuel kepo.

Joya dan Bian juga ikut mendekat pada Agnitya merasa kepo juga.

"Kepo banget ga si? " Tanya Agnitya .

Keempat orang disana mengangguk serentak. Agnitya terkekeh melihat tingkah teman-temannya itu.

"Kompak bener. Nanti deh gue cerita. Sekarang lagi ga mood mau cerita. " Ujarnya santai sambil membalikkan badan.

Samuel menelungkupkan wajahnya diatas meja. "Males banget digantungin pas lagi kepo-keponya. " Gumam Samuel.

"Tau nih Agni. Udah kepo banget ni gue. " Ujar Tania.

Joya berjalan menghampiri Agnitya dan menangkup wajah Agnitya. "Agni, gue lagi ga bisa sabar. Kepo gue udah nyampe diujung. Gabisa ditahan-tahan lagi. Cerita sekarang yaa. " Ujar Joya sambil menampilkan raut muka semenyedihkan mungkin. Agnitya yang berada dihadapan Joya tidak bisa menyembunyikan tawanya. Gadis itu terbahak melihat raut wajah Joya yang seperti sedang menahan berak.

Begitu juga dengan Tania yang berada dibelakamg Agnitya, gadis itu juga terbahak seperti Agnitya. "Woilah si Joya muka nya kayak lagi nahan berak. " Ujar Tania.

"Asli si Joya jadi cewek kaga ada jaim jaimnya sama sekali heran. " Ujar Bian.

Joya yang mendengar ucapan Bian mendelik tidak terima. " Kek begini juga lo suka sama gue. " Sarkas Joya.

"Udah weh, malah pada ribut ni suami istri. Agni mau berbagi kebahagiaan noh. " Ujar Samuel.

"Iya Ni, cepet elah cerita. Keburu bel cui. " Ujar Tania.

Agnitya melepaskan tangkupan tangan Joya pada wajahnya. "Gue sekarang tinggal bareng bokap. " Ujar Agnitya membuat teman-temannya terdiam.

Tania menatap Agnitya dengan pandangan penuh tanya. Agnitya mengangguk pelan. "Kemarin gue pindahannya. Tadi juga gue berangkat dianter bokap. " Lanjut Agnitya.

AgnityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang