5. Bertemu lagi

3 0 0
                                        

Tiba dirumah, Davian telah disambut oleh wanita paruh baya yang tengah duduk di sofa ruang keluarga. Wanita itu tersenyum cerah ketika melihat kantong plastik yang ditenteng oleh Davian.

"Yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. " Ujar Regina, mama Davian.

Davian menghampiri mamanya dan menyerahkan plastik yang ia bawa. Dengan senang hati Regina menerimanya.

"Wah, makasih ya Dav. " Ujar Regina pada Davian yang dibalas anggukan.

"Aku mandi dulu ma. " Pamit Davian.

"Iya, habis mandi langsung turun makan. Mama udah masak banyak. " Ujar Regina.

"Iya. " Ujar Davian dan berlalu dari hadapan sang mama.

Regina tidak lagi menjawab ucapan sang anak, wanita itu tengah asik menikmati sempolan yang masih hangat.

•••

Sampai dikamar Davian bergegas untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket dan gerah. Tangannya melepas kaos hitam yang melekat pada tubuh atletis miliknya. Meletakkan kaos tersebut kekeranjang pakaian kotor.

Lelaki itu berjalan kekamar mandi dan memulai ritual mandinya. Tak butuh waktu lama, Davian keluar hanya dengan celana selutut berwarna hitam membiarkan tubuh bagian atasnya terekpos. Tangannya tengah sibuk mengeringkan rambut menggunakan handuk kecil berwarna putih. Sebenarnya ia memiliki hair dryer, namun tidak pernah sekalipun Davian menggunakannya. Benda itu masih tersimpan rapi didalam lemari beserta box pembungkusnya, masih utuh seperti saat pertama kali sang mama membelikannya.

Davian menyampirkan handuk kecil tadi dipundaknya. Ia mengambil ponsel yang ada diatas nakas dan berjalan duduk dikursi single yang tersedian dibalkon kamarnya.

Lelaki itu mengutak-atik ponselnya membalas setiap pesan yang masuk dari teman-temannya.

Tiba-tiba Davian teringat gadis cantik yang ia temui tadi.

"Manis, tapi judes dikit. " Gumam Davian disertai kekehan kecil diakhir.

Ia menyenderkan tubuhnya dikursi dan memejamkan mata menikmati semilir angin disore hari.

Tok tok tok

"Dav, makan dulu. " Panggil Regina pada sang anak menyuruhnya untuk makan.

"Iya." Balas Davian agak keras, ia berjalan masuk kedalam kamar dan menutup pintu kaca yang menghubungkan dengan balkon.

"Cepet Dav, papa udah nungguin itu. " Ujar Regina yang selalu tidak sabaran.

Davian membuka pintu utama kamar dan nampak Regina yang berdiri dihadapannya.

"Duluan aja ma, bentar lagi aku nyusul. " Jawab Davian.

"Cepet loh ya kamunya. " Ujar Regina dan berlalu dari depan kamar anaknya.

Davian mengangguk meng-iyakan.

•••

"Abang belum pulang pa? " Tanya Agnitya pada sang papa. Keduanya kini tengah makan malam bersama.

"Tadi telpon papa, katanya mau nginap lagi dimarkas. " Ujar sang papa.

"Apa abang ga nyaman ya pa kalau ada aku? " Ujar Agnitya sedikit sedih dan merasa bersalah.

AgnityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang