Suara petir berbunyi kencang mengagetkan orang-orang yang mendengarnya. Langit tampak mendung, tidak ada bintang yang kelap-kelip disana.
Agnitya keluar dari pintu minimarket, dirinya berniat pulang namun diurungkan saat tiba-tiba hujan mengguyur dengan begitu deras.
Agnitya menghela nafas pelan karena niatnya pulang harus tertunda. Ia menengok ke sebelah kanan pintu minimarket dimana tempat para laki-laki tadi berkumpul. Kini hanya menyisakan satu lelaki yang membuat Agnitya malu.
Davian!
Gadis itu memalingkan wajahnya saat Davian juga menatap kearahnya dengan senyum mengesalkan.
Agnitya duduk dikursi yang berada dikiri pintu minimarket.
Udara terasa semakin dingin karena hujan yang tak kunjung reda. Sendirian seperti orang hilang, itulah yang tengah Agnitya rasakan saat ini. Tidak ada teman yang bisa diajak mengobrol. Ingin bermain ponsel namun gemuruh petir saling bersaut membuat ia ragu untuk membuka ponsel. Sekali lagi, ia melirik ke arah Davian. Lelaki itu tengah menikmati rokok dengan dengan tenang sambil memandang hujan yang tengah turun deras.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Agnitya memberanikan diri untuk membuka ponsel sesaat setelah ponselnya bergetar. Telpon dari sang papa membuatnya segera mengangkat panggilan tersebut.
"Halo pa. "
"Kamu masih diminimarket? " Tanya Toni dari seberang telepon.
"Iya, kayaknya aku pulang agak telat. Disini hujannya deres banget. " Ujar Agnitya.
"Papa jemput. Kamu tunggu disitu. "
"Ga usah pa, ini sebentar lagi juga reda kok. Papa tidur dulu aja. "
Toni menghela nafas pelan.
"Gimana papa bisa tidur, kalauanak gadisnya masih diluar sana malam-malam. "
"Aku gapapa loh pa. Tunggu sebentar aja nanti pasti hujannya reda. Papa jangan khawatir, gps aku aktif terus kok. " Ujar Agnitya menenangkan.
"Kalau sampai tiga puluh menit kedepan hujannya belum reda juga, biar papa susulin kamu. "
"Iya, gitu aja. Tapi kalau belum tiga puluh menit jangan dijemput yaa. "
"Iya. Kamu jangan neduh ditempat yang sepi. Cari tempat yang ramai ya dek. " Suruh Toni pada Agnitya.
"Jenna neduh didepan mininarket. Disini juga ada beberapa orang yang lagi neduh. Papa ga usah khawatir. "