Hari ini jadwal kuliah Hilmi jam pagi. Sekitar pukul 09.00 maka nya sekarang Hilmi bangun lebih bagi dari pada biasanya.
Baru bangun saja Hilmi langsung mencari ponsel nya dan turun ke bawah untuk menggangu adek-adek nya yang baru saja selesai sarapan.
"SELAMAT PAGI DUNIA TIPU-TIPU" teriak Hilmi dari atas tangga.
Saudara saudara nya hanya memandang Hilmi dengan pandangan malas karena sudah terbiasa dengan teriakan yang sering Hilmi berikan untuk mereka.
"Masih pagi bang jangan teriak-teriak. Gak enak kalau di dengar tetangga sebelah" tegur ayah yang kebetulan duduk di meja makan dengan di temani kopi, dan belum pergi bekerja.
Hilmi menggaruk kepala nya tak gatal "hehe maaf yah. Hilmi terlalu bersemangat tadi" jawab nya lalu turun menghampiri adek nya yang bungsu.
Baru saja sampai di dekat Jidan, hilmi sudah mendapatkan perkataan yang membuat nya kesal "emang enak di marahin ayah" ujar Jidan dengan sarkas
"Heh kamu bukan nya bilang terima kasih sama abang, malah kaya begini" kesal Hilmi yang menghadapi adek bungsu nya itu.
Jidan baru teringat "oh iya Jidan lupa, hehe" ujar Jidan dengan senyum yang di buat-buat manis "makasih ya abang Hilmi yang paling baik, paling ganteng, paling pengertian buat ponsel tadi malam" lanjut Jidan.
Hilmi tersenyum menanggapi perkataan Jidan "iya sama-sama. Lain kali jangan suka cepu lagi ya sama bang Rendi" ujar Hilmi kepada Jidan "soal nya abang gak mau di omelin bang Rendi lagi dek" lanjut nya dengan suara yang kecil.
"Kalau ada uang tutup mulut sih abang bakal aman" balas Jidan dengan di akhiri tawa kecil nya.
Hilmi menampilkan wajah datar nya "dasar bocah, mata duitan pula" kesal Hilmi sembari pergi meninggalkan Jidan sendirian di sana.
Hilmi hendak berjalan menuju dapur dengan santai, sebelum sebuah handuk yang lembab mendarat di atas kepala nya.
Hilmi hendak melempar balik handuk tersebut namun urung ketika mengetahui siapa pelempar handuk itu "eh bang Rendi, hehe" Hilmi menurunkan tangan nya yang hendak melempar balik handuk itu.
"Haha hehe haha hehe aja lo. Sana mandi, liat sekarang udah jam berapa" marah Rendi kepada Hilmi yang belum mandi sedari bangun tidur.
"Masih lama bang. Kan gue masuk nya pukul 09.00 ini aja baru pukul 06.43 bang" alasan Hilmi. Padahal dirinya sedang malas mandi.
Rendi berjalan ke arah Hilmi "cepat mandi atau abang pukul nih pantat lo" Rendi sudah mengambil ancang-ancang untuk memukul pantat Hilmi.
"Eh, eh, eh iya ini Hilmi mandi" melihat bang Rendi yang sudah siap memukulnya Hilmi langsung saja berlari ke kamar nya untuk mandi sebelum kembali di marahi oleh bang Rendi.
Iyo yang menyaksikan dari atas tangga tertawa melihat Hilmi yang berlari dengan cepat "mampus deh lo kenak marah sama Rendi" ejek Iyo kepada Hilmi yang melewati nya.
"Wah ngajak war ya bang?" Tanya Hilmi dengan muka jahil nya.
Iyo menjadi was-was ketika melihat wajah jahil Hilmi 'apalagi rencana nih bocah' Iyo membatin
"Engga tuh, abang gak ada ngajakin kamu war tuh" jawab Iyo dengan muka was-was nya "kamu kalik yang ngajakin abang war" lanjut Iyo.
"Ah masa sih" tanya Hilmi dengan nada jahil nya.
Iyo mengangguk kaku menjawab perkataan yang di lontarkan Hilmi. Sebelum kembali berjalan Hilmi telah mengambil ancang-ancang terlebih dahulu.
Dengan gerakan cepat Hilmi menarik turun celana yang di gunakan oleh Iyo. Iyo dengan spontan langsung menarik celana nya naik kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIM SALABIM
FanfictionKata orang sih memiliki banyak saudara itu menyenangkan, tapi apakah itu benar? Maka dengan tegas Hilmi akan menjawab "benar" tanpa bantahan. "Punya banyak saudara emang seru tapi banyak juga bikin kesel nya, pokoknya kalau banyak saudara kita haru...