Sudah beberapa bulan Jendra berada di pendidikannya untuk menjadi tentara, selama itu pula Hilmi kembali melanjutkan tugas yang diberikan dosennya.
"Akhirnya selesai juga" ujar Hilmi dengan menyimpan file di laptop dan menutup buku yang berada diatas meja.
Ini merupakan tugas terakhir yang dosennya berikan
Ia mengalihkan tangannya ke arah minuman yang dipesannya tadi, ia meminum nya dengan senang "enak banget" dengan mata yang melihat ke arah luar.
Saat ini Hilmi tengah menunggu temannya yang katanya akan datang untuk mengerjakan tugasnya.
Hingga beberapa saat akhirnya teman yang ditunggunya datang juga. Teman nya baru saja memegang kursi dan terhenti.
"Lo lama banget cuy" ujar Hilmi dengan wajah sinis nya.
Temen yang sedari ditunggu Hilmi menampilkan senyum hangatnya dan segera duduk "maaf buat lo nunggu" ujar nya.
Hilmi mengangguk "minimal beliin traktir gue lah Jo" ujar Hilmi dengan alis yang naik turun.
Jo hanya memutar bola matanya malas, selalu saja begini pikirnya. Tapi tak dipungkiri juga ia menganggukkan kepalanya tanda menyetujui perkataan Hilmi.
Hilmi yang melihat reaksi Jo tersenyum puas dan mengangkat tangannya "mba" panggil Hilmi kepada salah satu pegawai cafe.
Salah satu pegawai cafe menghampiri meja yang ditempati oleh Hilmi dan Jo "ada yang bisa saya bantu mas?" Tanya pegawai tersebut.
Hilmi menyebutkan satu persatu makanan ataupun minuman yang diinginkan nya sejak tadi. Jo hanya bisa mendengarnya dengan miris.
Oh iya, sebelumnya perkenalkan dulu Jo. Jaino Pradeep atau yang kerap kali dipanggil Jo oleh Hilmi dan orang-orang memanggilnya Ino.
Memang tak ada yang benar jika sudah bersangkutan dengan Hilmi. Jaino sempat marah kepada Hilmi karena nama nya yang di ganti.
Dengan segala rayuan dari Hilmi akhirnya Jaino menerima itu dengan sangat terpaksa. Jika ditanya pun sampai sekarang Jo rasanya tidak terima dengan nama panggilan yang dibuat oleh Hilmi.
Setelah memesan semua makanan maupun minuman pegawai cafe tersebut pergi untuk menyiapkan pesanan Hilmi.
"Gimana tugas lo?" Tanya Jo kepada Hilmi yang sepertinya santai-santai saja.
Hilmi menaik turunkan alisnya dengan sombong "udah selesai dong" jawab nya.
Jo mengangguk dan mulai mengeluarkan laptop yang sedari tadi berada di dalam tas nya.
Keadaan hening sesaat hingga pegawai cafe mengantarkan pesanan Hilmi dan juga Jo.
Jo mulai melanjutkan pekerjaan yang diberikan oleh dosennya dan dengan Hilmi yang duduk sembari melihat sekeliling cafe.
"Habis lulus lo mau ngapain?" Tanya Hilmi yang masih menatap sekeliling.
Jo menghentikan kegiatan nya "ya langsing cari kerja lah" jawab Jo "kalau lo sendiri gimana?" Tanya balik Jo.
Kini pandangan Hilmi sepenuhnya kepada Jo "kalau gue sih ntar lulus pengennya healing bentar, sebelum disibukkan sama yang namanya nyari kerjaan" Hilmi menjawab dengan begitu santainya.
Jo yang mendengar jawaban Hilmi menggeleng kan kepalanya "kalau bagi gue healing cuman buang buang waktu"
Hilmi mengangguk "ya lo benar, tapi kan gue jarang healing sendiri" ujar Hilmi.
Jo tertawa mendengar nya "pasti serukan punya banyak saudara" ujar Jo sembari membayangkan ia berada di posisi Hilmi.
Hilmi tersenyum tipis mendengar nya "iya seru" jawab Hilmi "tapi engga seseru yang lo bayangin" lanjut Hilmi dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIM SALABIM
FanfictionKata orang sih memiliki banyak saudara itu menyenangkan, tapi apakah itu benar? Maka dengan tegas Hilmi akan menjawab "benar" tanpa bantahan. "Punya banyak saudara emang seru tapi banyak juga bikin kesel nya, pokoknya kalau banyak saudara kita haru...