4. berangkat

527 45 7
                                    

Pagi pagi sekali bunda sudah berteriak untuk membangunkan semua orang yang berada di rumah. Pasal nya hari ini bunda sudah berencana untuk mengunjungi ibu nya yang berada di kota sebelah.

"SEMUA NYA AYO BANGUN" teriak bunda dari bawah dengan kencang.

Namun tak ada satu pun yang keluar dari kamarnya masing-masing. Bunda menggelengkan kepala nya heran "Ya Allah kebo semua" dengan kaki yang berjalan menaiki tangga.

Bunda berjalan dengan santai dan mulai membuka pintu kamar yang paling pertama dan dekat dengan tangga. Di mana itu adalah kamar si sulung. Bang Iyo.

"Bang bangun" seru bunda ketika sudah membuka pintu kamar sang anak.

Iyo yang sangat lelap tidur tidak terusik dengan suara sang bunda. Bunda duduk di sisi ranjang nya dan menggoyangkan pelan tangan Iyo "ayo bangun bang. Udah pagi" ujar sang bunda yang berusaha membangunkan anaknya itu.

Merasa terganggu akibat lengan nya di goyangkan, Iyo mulai membuka mata nya. Pertama yang dilihatnya setelah membuka mata adalah wajah sang bunda yang duduk di sisi ranjang.

"Masih awal bun" ujar Iyo lalu menarik kembali selimutnya sehingga menutupi kepala nya.

Bunda menarik turun selimut yang menutupi kepala Iyo "kan kita ada rencana mau ke rumah kakek" bunda kembali mengingatkan sang anak.

Dengan sangat terpaksa Iyo bangun "iya, iya Iyo bangun" lalu berdiri dan pergi memasuki kamar mandi yang berada di kamar nya.

Bunda beranjak dari duduk nya dan berjalan untuk membangunkan putra kedua nya. Sebelum benar-benar keluar dari kamar Iyo bunda berhenti terlebih dahulu "cepat ya bang mandi nya. Bunda tungguin di bawah" lalu keluar dan menutup kembali pintu kamar Iyo.

Bunda berjalan ke kamar yang kedua. Bunda mengetuk pintu terlebih dahulu dan "abang udah bangun belum?" Tanya bunda dari luar.

Karena tak mendapatkan jawaban bunda langsung saja masuk dan tak menemukan sang pemilik kamar.

"Bang Rendi?" Panggil bunda dengan mengelilingi kamar putra nya itu.

Tak kunjung mendapatkan jawaban bunda pun kembali memanggil "bang Rendi?" Untuk yang kedua kali nya.

"Iya bun" Sahut Rendi dari arah kamar mandi.

"Oo lagi mandi ya?" Tanya bunda berbasa-basi.

"Engga bun. Rendi lagi nabung" jawab Rendi dengan sedikit berteriak. Karena takut suaranya tidak terdengar oleh bunda.

Bunda mengangguk "habis gitu langsung mandi ya. Kita mau pergi habis sarapan" beritahu bunda.

"Iya bun" jawab Rendi yang mendengar perkataan bundanya itu.

Bunda melanjutkan untuk membangunkan putra ketiga nya yaitu Jendra. Saat ingin mengetuk pintu kamar Jendra, pintu tersebut terbuka terlebih dahulu.

Bunda dan dan Jendra sama-sama kaget. Jendra yang mundur beberapa langkah dan bunda yang "astagfirullah" beristighfar.

Lalu bunda tertawa kecil "udah bangun rupanya" bunda memberi jeda "langsung ke bawah ya nunggu yang lain bangun" perintah bunda yang mendapatkan anggukan kepala dari Jendra.

Jendra segera turun dan bunda melanjutkan langkah nya. Kali ini tujuan bunda adalah kamar si anak tengahnya itu. Kamar Hilmi.

"Abang bangun" dengan mengetuk pintu beberapa kali.

Merasa tak mendengar jawaban Hilmi, bunda langsung saja memasuki kamar sang anak. Terdengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi.

Bunda tersenyum, tak perlu di bangunkan lagi. Kini Hilmi sudah bangun dan sekarang sedang mandi.

BIM SALABIM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang