7

3.2K 225 25
                                    

Kim Sunoo POV

Sejak kejadian tadi siang yang mendebarkan, aku jadi tidak fokus untuk mengerjakan semuanya.
Setelah aku memukul kepala Sunghoon, aku langsung berdiri dan meminta untuk mengerjakan semuanya di ruangannya saja dengan 2 kancing teratas masih terbuka.
Benar benar kejadian yang membuat diriku pusing, untung saja masa heat ku sudah kelar karena obat yang ku minum. Jika masa 'heat' ku masih ada mungkin kejadian tadi akan semakin jauh. Itu gawat.

Perlahan tapi pasti semua kerjaan untuk besok aku serahkan kepada winter (pengganti selama diriku akan ke Jeju) telah selesai. Itu artinya aku bisa pulang lebih cepat, aku melirik jam yang tergantung di dinding. Jam 19.00 KST, 1 jam lebih cepat dibanding kemarin. Aku pun langsung memasukkan handphone, parfum dan kunci mobilku ke dalam tas kecilku, lalu berdiri untuk menuju ruangan Park Sunghoon. Namun saat aku berdiri, intercom ku berbunyi, sial. Jam sekian masih ada yang menghubungiku?

"Selamat malam. Ada yang bisa saya bantu?"
"Sunoo. Tolong keruanganku sekarang."

Suara park sunghoon membuatku menggigit bibirku pelan. Terlintas kejadian tadi siang langsung membuat wajahku memerah. Jantungku terasa berdegup cepat.
"Duh gimana ini." Keluhku. Aku mencoba untuk menarik nafas pelan pelan dan mantap untuk berjalan masuk keruangannya.

Tok tok tok

"Masuklah."
Aku langsung memasang wajah super manis untuk atasanku yang super tampan ini. Ku lihat dia sedang duduk di kursinya, sambil memainkan pulpen dan sepertinya sudah menunggu kedatanganku daritadi.
"Mendekatlah. Duduklah disini." Dia menunjuk ke arah kursi di depan meja nya.
Aku pelan pelan berjalan ke arah yang di maksud.

"Ada apa ssajangnim?" Tanyaku.
Dia terdiam memandangku.
"Sunoo.. jika sudah diluar jam kerja jangan panggil aku dengan ssajangnim."
"Lalu apa? Bapak?" Tanyaku balik dengan jengah.
"Aish kau ini. Kau bisa memanggil namaku. Kau tau kan namaku? Coba panggil namaku."
Aku bersemu. Kenapa sih pria ini selalu bisa saja membuat ku berdebar tidak karuan.
"Sung..hoon.. hyung?" Dia tersenyum. Sangat manis dan tulus. Sampai aku lupa kalau aku masih ada diruangannya.
Dia berjalan mendekat ke arahku. Lalu mendudukan dirinya di meja kerja nya menghadap ke arahku.

"Sunoo.. kau boleh percaya atau tidak, namun aku belum pernah merasa jatuh cinta seperti ini sebelumnya. Selama 31 tahun aku hidup, sepertinya hidupku hanya untuk uang dan perusahaan tanpa memikirkan siapa yang akan hidup bersama denganku nanti.."
"Entah.. keberuntungan darimana, aku merasa menemukan mate ku. Feromon mu benar benar sungguh wangi, dan membuat ku tidak bisa melupakan mu.."
"Kim sunoo.. bolehkah aku mengenalmu lebih jauh? Bisa kah aku ?"

Aku terdiam. Entah, lidah ini rasanya sungguh keluh. Bohong jika aku mengatakan tidak terpikat oleh pesona Alpha satu ini.

"Sung..hoon..apakah ini tidak terlalu cepat? Aku baru bertemu denganmu 3 hari hyung."
Dia mendengus kasar.

"Kau tau umurku kan Sun? Aku sudah memasuki kepala 3. Sedangkan aku memimpin perusahaan. Ditambah aku seorang Alpha. Aku tidak mau menunda sesuatu yang tidak mungkin."

Aku berpikir saat mendengarnya. Lalu aku menunduk.

"Tapi hyung akan profesional selama aku menjadi sekretarismu ya?"
Dia mengangguk dengan lucu.

"Tentu saja! Kalau aku tidak profesional mana mungkin Lottee corp bisa sebesar ini. Aku tidak mungkin memperluas pasar sampai ke luar negeri." Bangga nya, mau tak mau aku tersenyum mendengarnya.
"Jadi? Bolehkah?"

Aku mengangguk.
Entah, tiba-tiba feromon dalam diriku meledak. Bertemu dengan wangi feromon miliknya yang mendominan. Terasa sesak namun menyenangkan. Wangi vanila bercampur woodie sungguh menggairahkan.
Sunghoon lalu mendekatkan wajahnya, aku tau bahwa dia ingin menciumku kembali, aku langsung menutup wajahnya dengan tanganku.

Fearless [ Sunoo x Sunghoon - SunSun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang