Chapter: 14

2.9K 271 7
                                    

Setelah kepergian Tae Min dari sana, yang tersisa hanya Sohyun, ia meminum teh hangatnya dengan santai.

"Tuan Putri, ini sudah malam, sebaiknya Anda segera istirahat ke kamar." Ujar salasatu pelayan menghampiri.

"Siapa yang mengadakan jamuan malam di sini?"  tiba-tiba suara berat terdengar.

Semua pelayan menunduk takut, sedangkan Sohyun menaruh gelas itu pelan, lalu berdiri untuk memberi penghormatan. Siapapun yang melihatnya, pasti bisa melihat kilatan permainan di matanya.

"Yang Mulia maaf telah mengganggu pemandangan Anda, saya sedang makan malam di sini." Ujar Sohyun lembut.

Dalam satu kali angkatan tangan, semua pelayan sudah menjauh hingga tak mendengar apa yang mereka katakan.

Raja tidak menjawab, tapi ia mendekat pada Sohyun, "Sendiri?"

Sohyun menggeser badannya seolah mempersilahkan bergabung, "Saya sendirian. Jika berkenan, silakan Yang Mulia Raja duduk di sini untuk ikut bergabung."

Seperti yang diharapkan, Raja Jonwo kini duduk di sana dengan Sohyun. Tatapan mata raja itu tidak lepas dari istri keponakannya dan Sohyun menyadari itu.

"Silakan makan kudapannya yang mulia, maaf hanya menu sederhana." Jonwo mengangguk, dan menerima beberapa kudapan dengan lahap.

Sohyun menatapnya, menyeringai dalam diam.

Dia adalah seorang penilai yang baik. Katakan saja jika Sohyun tau jika raja tertarik padanya.

Dengan alasan apa ia bisa menyimpulkan itu?

Mata Jonwo memancarkan segalanya.

Semenjak ia menginjakkan kakinya di istana ini, manik hitam raja itu tak pernah lepas darinya, pupilnya membesar menandakan ketertarikan yang besar. Dalam sekali lihat saja, ia bisa merasakan seseorang memperhatikannya, bahkan tanpa berkedip sedikit pun.

Sebenarnya,Sohyun merencanakan makan malam di istana utara bukan semata-mata untuk Tae Min, tapi ia tahu jika raja Jonwo selalu melewati tempat ini setiap malam.

Sebutlah dia jalang, ia tidak keberatan. Baginya pion gajah boleh kalah, tapi pion ratu akan ia dapatkan.

Dan sebentar lagi, permainannya akan dimulai.

"Yang Mulia, di bawah naungan purnama malam ini, Anda terlihat sangat gagah nan tampan." Sohyun memainkan sumpit pada mulutnya.

Ada nasihat yang mengatakan, sebelum menembak jendral, tembak kudanya terlebih dahulu. Peduli setan dengan perkataan ayahnya untuk meluluhkan Tae Min, ia lebih suka hal yang menantang.

Awalnya Jonwo terkejut, tapi melihat tatapan penuh hasrat dari Sohyu, kini ia mengerti apa yang Sohyun pikirkan. Jonwo tersenyum menyeringai, "Kau juga sangat cantik, aku tidak menyangka Klan Kim menghasilkan putri secantik dirimu."

Hanya pemain yang tahu dengan sesama pemain, bukan?

Sohyun menggerakkan lidahnya dalam, menatap Jonwo yang sudah meletakkan sumpitnya, "Apakah terlalu terlambat untuk mengetahui semua ini?"

Jonwo menyeringai, "Tidak ada yang terlambat, aku akan mengimbangi takdir itu sendiri,"

Jonwo berdiri dari duduknya, tak sedetik pun ia lepaskan tatapannya, "Ini sudah malam, kau harus cepat istirahat." Ujarnya dan berlalu dari sana.

WANG MIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang