Chapter: 47

442 36 4
                                    

Suara ketikan dan dering telpon memenuhi mobil, ia mengangkat ponsel itu dengan pongah, sesekali meminta maaf dengan nada permohonan setelah menjawabnya. Dengan kemeja yang sempat tertumpahi kopi, kini ia kembali sibuk dengan laptop di tangannya untuk mengirimkan laporan.

"Mau kubantu ketik?" tanya seseorang di sebelahnya. Mereka sedang berada di mobil yang sama menuju kantor.

"Kau mau membunuhku?" jawabnya sinis, sedangkan orang di sampingnya menaikan kedua alisnya tidak mengerti.

Si Pemilik kemeja kotor itu menghela nafas lelah, "Yakk! Kau diam saja dan fokus pada pemulihanmu. Nih, kau bercermin, dan lihat di dahimu masih ada perban."

"Astaga hyung, sudah aku bilang kalau aku tidak apa-apa, itu luka kecil dan sudah mengering, lagi pula kecelakaan panggungku sudah hampir empat bulan, aku sudah seperti memakai headband saja." Rajuknya.

Sang sopir hampir saja menginjak rem saat suara teriakan kembali melolong di dalam mobil, "VICTOR! Sudah kukatakan kau pokus saja pada pemulihanmu. Kau bilang apa? Luka kecil yang hampir mengering? KEPALAMU HAMPIR BOCOR, BRENGSEK! Untung kecelakaan panggungnya saat kau gladi."

Saat pemilik Victor itu ingin menyela, tapi sudah kembali disambung rentetan ceramah, "Lagian, kau kusuruh istirahat malah bertengkar dengan artis lain di acara Music Core, dan parahnya di WC! Kau ini gila apa bagaimana? Kepalaku hampir meledak mengirim penjelasan pada media."

"Bukan aku yang memulainya, Hyung. Alexa yang lebih dulu memojokanku!" elaknya.

Yang dipanggil Hyung itu mengurut dahinya, ia menetralkan nafasnya supaya tenang, "Dengar, kau ini artis besar Victor, kau bergerak saja sudah menjadi bahan artikel media. Kali ini jangan lihat aku sebagai sepupumu, lihat aku sebagai managermu."

Ia melanjutkan, "Dengar, come backmu akan dimulai sebentar lagi, dan produser bilang kau dan Alexa akan satu mixtape, jangan sampai kalian bertengkar di atas panggung!"

Mendengar semua ocehan managernya membuat artis muda itu memejamkan matanya malas.

"Kau mendengarku tidak?!"

"Iya, iyaa! Aku mendengarnya, Seo Joon Hyung." jawabnya lemas dan tedengar kesal.

Sang manager sebenarnya sudah biasa dengan kelakuan artis didikannya ini, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan mengetik kembali laporannya.

Victor kembali bersuara, "Hari ini ada jadwal apa?"

"Kita akan meeting dengan beberapa pengusaha, albummu sebentar lagi keluar."

.
.
.

Sementara itu, pagi buta sekitar jam enam di Korea, sang kepala keluarga itu sudah siap dengan setelan kerjanya, rambutnya tertata rapi dengan dasi putih menyempurnakan proporsi tubuhnya, begitu dewasa dan dingin.

Begitu ia turun ke bawah, ia menyapa sang istri yang terlihat terkejut melihatnya, "Loh? Suami? Bukannya dua hari lagi masuk kerjanya?" Zea mendekat, bertanya dengan serius.

Menyadari si Manis bingung, Yun Gi memeluk istrinya dan mencuri ciuman panjang di sana, dengan mata tertutup menikmati ranum Zea tanpa ragu nan segan, ia menyimpan tasnya di samping meja, lantas kedua tangan kekar itu bergerak menyentuh rahang sang istri, menahan tengkuk memperdalam penyatuan panjang yang memabukkan.

Wajar saja, karena ini hari pertama mereka akan berjauhan seharian, jadi Yun Gi meminta jatahnya sedikit banyak. "Akhh sayang, bagaimana aku bisa jauh jika kamu secandu ini?" ujarnya setelah melepas tautan, meski ia sempat mencuri beberapa kecupan lagi.

Zea menyipitkan matanya, "Kamu belum menjawabku, suamiku."

Yun Gi terkekeh, ia memeluk semestanya lagi dan menumpukan dagunya di sana, "Perusahaan mendapatkan projec besar, dan Jonathan ... sekretarisku itu tidak bisa menghandlenya karena istrinya sedang sakit, barusan sekretaris baruku menelpon, katanya aku harus datang karena perusahaan yang bekerja sama denganku cukup penting, katanya dari dunia hiburan sayang."

WANG MIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang