chapter 4: 2 alasan, 1 penegasan

50 8 3
                                    


𝓦𝓮𝓵𝓬𝓸𝓶𝓮 𝓽𝓸 𝚖𝚢 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢.....

Karna aku lagi suka lagu tiara andini--- 'cintanya aku'. Makanya aku tempel situ deh.

Kalian suka, gak? 🐸🙈

....𝙷𝚊𝚙𝚙𝚢 𝚁𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐....

Gisella menghela nafas lelah di balik pilar besar yang kini menghalangi tubuh kecilnya dari guru bk sma pradamaja yang mencoba untuk menangkap nya. Hari itu, hari senin, dimana upacara rutin diselenggarakan.

Namun, gisella malah lebih memilih untuk bersantai-santai di gazebo sekolah dengan segelas orange juice yang dibelinya di kantin.

Nafasnya ngos-ngosan, lari-lari di pagi hari seperti ini memang membuat nya cepat lelah, gisella mengusap peluh yang membasahi sebagian keningnya.

Setelah ia rasa keadaan sudah aman, gadis itu akhirnya keluar dari persembunyiannya, menapaki jejaknya kearah Gerbang belakang sekolah--- dengan tubuh yang lengket dengan keringat seperti ini, membuat nya ingin cepat-cepat untuk kembali ke rumah nya.
Biarlah hari ini ia bolos.

"Bolos?"

Interupsi sebuah suara yang berhasil menaikkan ritme jantung nya.

Gisella berusaha menormalkan ekspresi nya, gadis itu berbalik, dan saat itu pula manik matanya bertemu dengan sosok jangkung yang paling gisella benci di pradamaja.

"Ni orang, muncul tiba-tiba kayak jelangkung" batinnya berujar.

Gisella memutar bola mata malas.
Malas jika harus berurusan dengan seorang ketua OSIS sma pradamaja--- siapa lagi jika bukan agberix marteen ariands?

Agberix mengambil langkah menghampiri gisella yang hanya berjarak lima meter dari dirinya berdiri.

"Lo mending cabut, deh. Gabut banget sampe ngurusin hidup gwe segala." Papar gisella tak ingin berlama-lama.

Seperti biasa, dengan tampang songong bin datarnya...
"Gwe yang hukum, apa guru bk aja?... Atau, kayak nya harus dua-duanya deh..."

Agberix sengaja memberi jeda.

"Berandal kayak lo gak pantes sekolah di pradamaja, tau gak?"

Bukan gisella jika hanya diam dan menunduk layak nya siswi-siswi yang lain yang jika berhadapan dengan agberix akan luluh sekaligus gemetaran.

Ini gisella gebrina woy!!

"Mulut lo pengen gwe sambelin kayaknya. Udah deh, mending lo urusin diri lo sendiri, biar gwe yang urus diri Gwe sendiri. Sekali aja lo gak caper sama guru, bisa, kan?" Cibir gisella pedas.

Begitu pula dengan agberix, mana ada cewek yang berani menginjak harga diri nya seperti itu. Hanya si gisella yang pasti nya akan ia beri pelajaran dengan setimpal.

Agberix menarik kasar pergelangan tangan gisella, meski terus berontak dan teriak-teriak minta dilepaskan, agberix benar-benar telah menon-fungsikan pendengaran nya.

Gisella ingat insiden hari itu.
Bukan lagi ingat, tapi sudah ia hafal bagaimana cara agberix menarik kasar tangannya, menuntun nya ke ruang bk, plus memberi hukuman tambahan pada-Nya. Belum lagi, ada saja hari-hari dimana gisella kehilangan mood dan selera makannya kala raina selalu membawa topik mengenai cowok itu di hadapannya.

Gisella yang sempat membaca gerak-gerik agberix pun menerbitkan senyum sinis-nya, seolah-olah ini adalah hal langka yang harus ia pergunakan dengan sebaik-baiknya.

AGBERIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang