chapter 5 : am i girl friend, erix?

63 7 4
                                    


Good everyday!!!

Back to this story...

Don't forget to follow, vote, coment, and share in the story...

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 🤡

Agberix mematri langkahnya menaiki satu persatu anak tangga rumahnya.

Agberix marteen ariands. Cucu ariands bancki leonard, salah satu mafia terkenal di Italia.

Berbeda jauh dari sifat banki---kakeknya, yang kasar, arogan, egois atau bahkan leader of psicopat ternama di Italia.

Agberix adalah cowok dengan karakter yang penuh pendirian dan penuh pikir panjang sebelum memutuskan sesuatu.
Di balik semua itu, sifat defanggi ariands--- ayahnya turun kental padanya, dimana hal-hal liar selalu menjadi makanan pokok untuk nya sehari-hari. Meski demikian, agberix sangat pantang dengan yang namanya perempuan. Bahkan sampai saat ini, saat dimana ia telah menginjak umur ke-18 tahun belum ada satupun wanita yang pernah ia dekati.

"Perusahaan gweper di itali kembali melengser. Do you know it?" Tanya suara berat yang berhasil menghentikan langkahnya.

Agberix menghela nafas berat.
"This is not bussiness me." Ucapnya yang kemudian kembali mengambil langkah yang tertunda.

Namun, detik setelah itu, tawa devil dari Laki-laki yang kini tengah duduk santai di sofa utama rumahnya kembali mendominasi ruangan sunyi itu.
"Really?... "

Si laki-laki yang kini berstatus sebagai pamannya mengambil langkah lebar mendekatinya dipertengahan tangga yang menjadi jalur lintas ke lantai dua.

Tepat berada di belakang agberix, lucard---pamannya, mendesis pelan.

"Kau tau, erix. Sebetapa sakitnya hati ibu mu jika dia tau kelakuan mu ini.
Dan sebetapa pedih yang akan dia Terima jika kakek tau kalau... "

Agberix menggertak kan giginya, cukup sabar menghadapi ancaman lucard.

"... Ibumu pasti akan trauma seumur hidup nya." Lanjut lucard yang berhasil mengundang tinju agberix mendarat tepat di rahangnya.

Lucard terkekeh seraya menepis darah yang mengalir dari sudut bibirnya yang robek.

"Berbuatlah semaumu. But, tidak untuk ketika ibumu telah merenggang nyawa ditangank---"

Agberix lagi-lagi melepaskan bogem nya tepat di pipi kanan pamannya.

Kilat mata agberix memerah, menandakan jika kesabarannya telah habis.

"Don't touch my mom." Desisnya dengan gigi yang saling bergemeletuk.

Lucard mengerlingkan bola matanya kesegala penjuru ruangan sambil menahan nyeri akibat pukulan agberix yang tak bisa diremehkan.

Laki-laki itu kembali menubrukkan manik mata nya dengan manik mata keponakannya setelah beberapa detik berlalu.

"Itu bisa saja terjadi, asal kau selalu menuruti perintahku." Ujarnya.

Agberix menarik kasar kerah kemeja yang lucard kenakan, Laki-laki yang hampir memasuki kepala empat itu selalu saja ingin bermain-main dengan nya.

AGBERIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang